GEROKGAK – Warga Desa Tingatinga, Gerokgak dibantu aparat kepolisian bahu membahu membangun jembatan darurat yang dibangun dari bahan bambu.
Meski sebatas jembatan darurat, namun jembatan tersebut dipastikan tidak akan bertahan lama karena kekuatannya tidak tahan terhadap banjir.
Selain itu jembatan tersebut baru hanya dapat dilalui kendaraan roda dua dan pejalan kaki. Sebelum akses jalan penghubung dua desa Tingatinga dan Desa Pengulon putus.
Akibat dari hujan deras yang mengguyur wilayah Gerokgak beberapa waktu lau. Penyebab jalan tersebut terputus karena salah satu pohon bambu yang amblas terbawa hanyut arus sungai tersangkut dibawah jembatan.
Sehingga menutupi aliran sungai. Kerasnya air sungai, akhirnya membuat pondasi jembatan jebol. Imbasnya jalan penghubung dua desa tersebut juga roboh.
Kepala Desa Tingatinga Komang Adi Wirawan mengaku jembatan darurat dibangun sementara untuk dapat dilalui warga.
Mengingat jalan tersebut akses utama warga untuk menuju wilayah Gerokgak dan desa sebelah. Jembatan darurat baru sebatas dapat dilintasi kendaraan roda dua.
Sedangkan kendaraan roda empat tidak. Jembatan tersebut menggunakan bahan dari bambu, kayu serta tali seling.
“Kami berharap pembangunan jembatan darurat bisa bertahan satu tahun ke depan dan dapat digunakan sementara oleh warga desa,” ucap Adi Wirawan.
Dikatakan Adi Wirawan, untuk peembangunan jembatan permanen pihak desa sudah mengusulkan ke pemerinrah daerah Buleleng.
Bahkan, Dinas PUPR Buleleng sudah mengetahui kondisi jalan penghubung dua desa yang jebol. Karena turun langsung ke lapangan. Mengingat jalan tersebut merupakan jalan kabupaten.
“Sayang tahun ini belum bisa dilakukan perbaikan, mengingat terbatas anggaran daerah. Rencana akan disulkan pada tahun 2021 pada APBD induk nantinya,” pungkasnya.