AMLAPURA – PDAM Karangasem atau yang kini bernama Perumda Tirta Tohlangkir Kabupaten Karangasem mengalami penurunan pendapatan sejak adanya wabah virus korona. Tidak sampai di sana, pasalnya penurunan pendapatan kian terasa sejak hujan kerap mengguyur wilayah Karangasem beberapa bulan terakhir ini.
Direktur Perumda Tirta Tohlangkir Kabupaten Karangasem, I Gusti Made Singarsi, Rabu (31/3) mengungkapkan total jumlah pelanggan Perumda Tirta Tohlangkir mencapai 39.098 pelanggan. Sebagian besar merupakan pelanggan rumah tangga, yakni sebanyak 34.368 pelanggan.
“Kemudian disusul pelanggan yang memiliki usaha sebanyak 3.909 pelanggan,” bebernya.
Meski pandemi Covid-19 telah berlangsung lebih dari setahun, menurutnya tidak terjadi tunggakan tagihan rekening air yang signifikan. Bahkan menurutnya jumlah tunggakan tergolong sama seperti sebelum adanya wabah virus korona.
Mengingat masih suasana pandemi Covid-19, pihaknya pun memberi keringanan batas waktu pembayaran tunggakan rekening air paling lambat enam bulan. Bila lebih dari itu, baru akan dilakukan pemutusan.
“Karena situasi seperti ini, kami memberikan toleransi. Yang penting janji mau bayar karena air sangat di perlukan dalam penanganan Covid-19 seperti untuk cuci tangan dan jaga kebersihan,” katanya.
Menurutnya pandemi Covid-19 lebih berdampak pada pendapatan Perumda Tirta Tohlangkir. Sejak adanya wabah virus korona terjadi penurunan pendapatan karena penggunaan air yang mengalami penurunan. Terutamanya dari pelanggan yang berprofesi sebagai pedagang.
“Pelanggan kami di sektor pariwisata sedikit. Dia (akomodasi pariwisata) tidak menggunakan air PDAM, dia ada sumur bor,” ungkapnya.
Kondisi penurunan pendapatan itu menurutnya kian diperparah dengan kerap turunnya hujan di wilayah Kabupaten Karangasem. Dengan turunnya hujan, tentunya pelanggan tidak perlu lagi menggunakan air PDAM untuk menyiram kebun dan halaman mereka.
“Penurunannya pendapatan yang kami alami sekitar 10-15 persen lantaran kondisi itu,” tandasnya.