32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 17:42 PM WIB

Proyek Bendungan Gerokgak Rp 11 M Tak Jalan, Begini Kata BWS Bali…

SINGARAJA – Meski papan plang proyek perbaikan hidromekanikal Bendungan Gerokgak, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, terpasang, namun sampai saat ini belum terlihat aktivitas proyek senilai Rp 11 miliar tersebut di lokasi.

Dalam plang nama yang terpampang dipintu masuk bendungan tercatat rencana proyek Perbaikan Hidromekanikal Bendungan Palasari, Benel, Gerokgak dan Telaga Tunjung Benel, senilai Rp 11,8 miliar lebih.

Proyek tersebut bersumber dari APBN 2019. Rencananya proyek Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Dirjen Sumber Daya Air dengan pengerjaan selama 240 hari masa kerja.  

Dengan pemenang tender PT. Jaya Teknik Indonesia dan konsultan SPV, CV. Prema Wangun Jaya. Pantauan Jawa Pos Radar Bali, di lokasi Bendungan Gerokgak tak ada sama sekali alat berat hingga bahan dan material untuk pengerjaan perbaikan Hidromekanikal Bendungan.

Anehnya lagi, petugas bendungan mengaku tidak tahu menahu bakal ada proyek perbaikan bendungan Gerokgak termasuk tidak mengetahui pihak pemasang plang nama rencana proyek.

Informasi lain di lapangan menyebutkan, proyek bernilai miliaran rupiah itu rencananya akan mengganti pipa berdiamater 60-80 cm beserta komponen hidroliknya sepanjang 90 meter menembus dinding bendungan kearah hilir.

Sejak bendungan tersebut dibangun, belum pernah dilakukan pergantian pipa beserta komponen hidroliknya. Sehingga pengaturan air untuk kebutuhan petani dilakukan tidak maksimal.

Selain itu, masalah dari bendungan Gerokgak tak hanya soal pengaturan pembagi air.  Namun, soal cek dam bendungan yang terimbun oleh sedimentasi atau material batuan.

Tak hanya cek dam yang tertimbun sedimentasi. Parahnya lagi dari luas genangan air bendungan sekitar 23 hektar dengan volume air sebanyak 3 juta/m2 juga penuh dengan sedimentasi.

Dampaknya genangan air terjadi pendangkalan. Saat ini, ketinggian air di bendungan mengalami penyusutan dari genangan yang biasa normal mencapai 13 meter dari dasar.

Kini bisa mencapai 10 meter. Bukan hanya musim kemarau yang menyebabkan volume air di Bendungan Gerokgak menurun.

Sedimentasi di bendungan yang dibawa oleh aliran sungai membuat bendungan semakin dangkal. “Kurang lebih sekitar 3 meter sedimentasi di bendungan Gerokgak,” tutur petugas lapangan.

Disisi lain dikonfirmasi terpisah pejabat pembuat komitmen (PPK) Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida Ketut Asmara Putra membenarkan ada rencana proyek perbaikan hidromekanikal di Bendungan Gerokgak.

Ada empat bendungan yang dilakukan perbaikan hidromekanikal. Yakni Bendungan Palasari dan Benel Jembrana, Bendungan Telaga Tunjung, Tabanan, dan Bendungan Gerokgak, Buleleng.

Menurutnya, proyek tersebut sudah berjalan pada tahap pembuatan bangunan untuk tempat rumah genset.

Berjalan proyek tersebut sejak Mei lalu. “Sudah jalan kok, kita target selesai bulan Oktober 2019 mendatang,” ujar Asmara.

Ketut Asmara menyebutkan proyek tersebut akan mengganti pipa pengeluaran air (spel way) yang berfungsi mengatur pengeluaran air ke hilir.

“Akan ada pergantian hidromekanikal yakni pipa beserta komponen hidroliknya yang berfungsi mengalirkan air

saat ketinggian air bendungan dibawah rata-rata,” imbuhnya saat dihubungi via sambungan telepon kemarin. 

SINGARAJA – Meski papan plang proyek perbaikan hidromekanikal Bendungan Gerokgak, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, terpasang, namun sampai saat ini belum terlihat aktivitas proyek senilai Rp 11 miliar tersebut di lokasi.

Dalam plang nama yang terpampang dipintu masuk bendungan tercatat rencana proyek Perbaikan Hidromekanikal Bendungan Palasari, Benel, Gerokgak dan Telaga Tunjung Benel, senilai Rp 11,8 miliar lebih.

Proyek tersebut bersumber dari APBN 2019. Rencananya proyek Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Dirjen Sumber Daya Air dengan pengerjaan selama 240 hari masa kerja.  

Dengan pemenang tender PT. Jaya Teknik Indonesia dan konsultan SPV, CV. Prema Wangun Jaya. Pantauan Jawa Pos Radar Bali, di lokasi Bendungan Gerokgak tak ada sama sekali alat berat hingga bahan dan material untuk pengerjaan perbaikan Hidromekanikal Bendungan.

Anehnya lagi, petugas bendungan mengaku tidak tahu menahu bakal ada proyek perbaikan bendungan Gerokgak termasuk tidak mengetahui pihak pemasang plang nama rencana proyek.

Informasi lain di lapangan menyebutkan, proyek bernilai miliaran rupiah itu rencananya akan mengganti pipa berdiamater 60-80 cm beserta komponen hidroliknya sepanjang 90 meter menembus dinding bendungan kearah hilir.

Sejak bendungan tersebut dibangun, belum pernah dilakukan pergantian pipa beserta komponen hidroliknya. Sehingga pengaturan air untuk kebutuhan petani dilakukan tidak maksimal.

Selain itu, masalah dari bendungan Gerokgak tak hanya soal pengaturan pembagi air.  Namun, soal cek dam bendungan yang terimbun oleh sedimentasi atau material batuan.

Tak hanya cek dam yang tertimbun sedimentasi. Parahnya lagi dari luas genangan air bendungan sekitar 23 hektar dengan volume air sebanyak 3 juta/m2 juga penuh dengan sedimentasi.

Dampaknya genangan air terjadi pendangkalan. Saat ini, ketinggian air di bendungan mengalami penyusutan dari genangan yang biasa normal mencapai 13 meter dari dasar.

Kini bisa mencapai 10 meter. Bukan hanya musim kemarau yang menyebabkan volume air di Bendungan Gerokgak menurun.

Sedimentasi di bendungan yang dibawa oleh aliran sungai membuat bendungan semakin dangkal. “Kurang lebih sekitar 3 meter sedimentasi di bendungan Gerokgak,” tutur petugas lapangan.

Disisi lain dikonfirmasi terpisah pejabat pembuat komitmen (PPK) Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida Ketut Asmara Putra membenarkan ada rencana proyek perbaikan hidromekanikal di Bendungan Gerokgak.

Ada empat bendungan yang dilakukan perbaikan hidromekanikal. Yakni Bendungan Palasari dan Benel Jembrana, Bendungan Telaga Tunjung, Tabanan, dan Bendungan Gerokgak, Buleleng.

Menurutnya, proyek tersebut sudah berjalan pada tahap pembuatan bangunan untuk tempat rumah genset.

Berjalan proyek tersebut sejak Mei lalu. “Sudah jalan kok, kita target selesai bulan Oktober 2019 mendatang,” ujar Asmara.

Ketut Asmara menyebutkan proyek tersebut akan mengganti pipa pengeluaran air (spel way) yang berfungsi mengatur pengeluaran air ke hilir.

“Akan ada pergantian hidromekanikal yakni pipa beserta komponen hidroliknya yang berfungsi mengalirkan air

saat ketinggian air bendungan dibawah rata-rata,” imbuhnya saat dihubungi via sambungan telepon kemarin. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/