26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 5:31 AM WIB

Masuk KRB III, SMPN 3 Selat Stop Operasi, Guru – Kasek Tetap Ngantor

RadarBali.com – Status kawasan rawan bahaya (KRB) III menjadi pertimbangan warga terdampak mengungsi keluar dari daerahnya.

Mereka berbondong-bondong mencari tempat aman jika sewaktu-waktu Gunung Agung meletus. Tak terkecuali dengan para pelajar dan guru sekolah.

Mereka mengungsi sejak sepekan lalu. Bahkan, ada yang hampir dua pekan meninggalkan kampung halaman untuk mengungsi.

Kondisi itu juga dirasakan para pelajar dan guru SMPN 3 Selat, Karangasem. Pasca Gunung Agung berstatus awas, aktivitas mengajar belajar berhenti total.

Para pelajar memilih mengungsi. “Sejak naik status, sekolah berhenti sementara waktu. Entah sampai kapan,” ujar Kepala Sekolah SMPN 3 Selat Nengah Sikiarta kepada Jawa Pos Radar Bali.

Meski tutup, namun kesehariannya, Sikiarta dan guru SMPN 3 Selat masih masuk seperti biasa. Terkecuali anak-anak sekolah.

“Kami tetap ngantor seperti biasa. Beberapa kali saya juga pulang kampung di Sukaluwih yang masuk KRB III usai ngantor,” katanya.

Menurutnya, kondisi sekarang serba dilematis. Dengan status Gunung Agung yang tidak pasti, apakah jadi meletus ataukah tidak, suasana mengajar belajar tidak berjalan optimal.

Padahal, dia dan guru lainnya menyimpan hasrat segera mengajar anak-anak didik mereka. “Tapi, mau bagaimana lagi. Ini sudah perintah dari atasan untuk mengungsi, jadi yang mengungsi,” bebernya. 

RadarBali.com – Status kawasan rawan bahaya (KRB) III menjadi pertimbangan warga terdampak mengungsi keluar dari daerahnya.

Mereka berbondong-bondong mencari tempat aman jika sewaktu-waktu Gunung Agung meletus. Tak terkecuali dengan para pelajar dan guru sekolah.

Mereka mengungsi sejak sepekan lalu. Bahkan, ada yang hampir dua pekan meninggalkan kampung halaman untuk mengungsi.

Kondisi itu juga dirasakan para pelajar dan guru SMPN 3 Selat, Karangasem. Pasca Gunung Agung berstatus awas, aktivitas mengajar belajar berhenti total.

Para pelajar memilih mengungsi. “Sejak naik status, sekolah berhenti sementara waktu. Entah sampai kapan,” ujar Kepala Sekolah SMPN 3 Selat Nengah Sikiarta kepada Jawa Pos Radar Bali.

Meski tutup, namun kesehariannya, Sikiarta dan guru SMPN 3 Selat masih masuk seperti biasa. Terkecuali anak-anak sekolah.

“Kami tetap ngantor seperti biasa. Beberapa kali saya juga pulang kampung di Sukaluwih yang masuk KRB III usai ngantor,” katanya.

Menurutnya, kondisi sekarang serba dilematis. Dengan status Gunung Agung yang tidak pasti, apakah jadi meletus ataukah tidak, suasana mengajar belajar tidak berjalan optimal.

Padahal, dia dan guru lainnya menyimpan hasrat segera mengajar anak-anak didik mereka. “Tapi, mau bagaimana lagi. Ini sudah perintah dari atasan untuk mengungsi, jadi yang mengungsi,” bebernya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/