26.4 C
Jakarta
24 November 2024, 0:59 AM WIB

Dikomplain Warga, Pihak RSUD Wangaya Pasrah dan Akui Sering Krodrit

DENPASAR-Munculnya keluhan dan komplain warga terhadap pelayanan RSUD Wangaya langsung menuai respon.

 

Plt Direktur RSUD Wangaya, Dewa Putu Alit Parwita, membenarkan jika kondisi di ruang IGD RS yang ia pimpin, Selasa (31/12) lalu dalam keadaan krodit.

 

Bahkan kata Alit Parwita, kondisi (krodit) itu tidak hanya terjadi kemarin saja. Melainkan, kata dia, kroditnya pelayanan di RSUD Wangaya sudah sering kali terjadi karena tidak representatif. 

 

Dijelaskan, kroditnya pelayanan di RSUD Wangaya itu, imbuh Alit Parwita selain minimnya fasilitas seperti bed dan kursi roda, juga ruangan IGD yang sangat sempit.

 

Menurutnya, sebagai RS tipe B, di ruang IGD RSUD Wangaya hanya memiliki 15 bed. Sehingga ketika terjadi lonjakan pasien, maka selain butuh perluasan ruangan, pihaknya juga menerapkan skala prioritas (mendahulukan pasien yang lebih gawat)

 

Sementara itu, terkait munculnya complain warga, berdasarkan data yang diberikan untuk pasien tanggal 1 Januari 2020 samapai pukul 19.00 datang dan dirawat inap sebanyak 10 orang. Sedangkan pasien yang datang dan dirawat jalan atau boleh pulang 43 orang  sedangkan yang dikirim ke RSUP Sanglah Denpasar sebanyak 2 orang.

 

“Memang tadi (kemarin, red) sempat membludak pasiennya di IGD siang harinya. Tapi sekitar jam 3 sore sudah normal kembali. Ini memang kendala kami karena IGD sudah masuk di bawah standar yang perlu perluasan area. Itu sudah kami buatkan masterplan,” jelasnya.

 

Meski sudah ada master plan, namun pihaknya mengatakan belum bisa melakukan proses pembangunan tahun 2020 ini.

 

Alit Prawita memperkirakan gedung yang rencananya akan dibuat di kawasan Gedung A RSUD Wangaya tersebut baru bisa dilakukan pada 2021 dengan perkiraan anggaran Rp 145 miliar. “Nantinya basement, IGD, ruang Operasi Kecil (OK), dan ruang representatif,” jelasnya. 

 

Sementara itu, secara terpisah, terkait complain pelayanan di RSUD Wangaya, Anggota Komisi III DPRD Kota Denpasar, AA Susruta Ngurah Putramengaku sejak dulu sudah meminta supaya RSUD Wangaya meningkatkan dan menambahkan fasilitas pelayanan.

Tidak hanya itu, Susruta juga  mendorong supaya dilakukan pembangunan gedung.

Menurutnya, dengan kondisi RSUD Wangaya saat ini akan memengaruhi pelayanan medis.

“ Iya mungkin hal tersebut bisa terjadi karena adanya keterbatasan fasilitas rumah sakit yang tersedia dan adanya lonjakan kedatangan pasien,” sebutnya.

Sayangnya, desakan untuk renovasi gedung terganjal masalah pendanaan. Sumber pendanaan menjadi perdebatan di tataran elit pimpinan Pemerintah Kota Denpasar. Sehingga pembangunan  terus tertunda.

“Sejak lama saya terus mendorong agar RS Wangaya meningkatkan fasilitas Wangaya. Sumber pendanaan belum masih ada kesepakatan. Yang sekarang tidak bisa secara general, jadi hanya sepotong-sepotong sesuai ketersediaan anggaran,” tandasnya.

DENPASAR-Munculnya keluhan dan komplain warga terhadap pelayanan RSUD Wangaya langsung menuai respon.

 

Plt Direktur RSUD Wangaya, Dewa Putu Alit Parwita, membenarkan jika kondisi di ruang IGD RS yang ia pimpin, Selasa (31/12) lalu dalam keadaan krodit.

 

Bahkan kata Alit Parwita, kondisi (krodit) itu tidak hanya terjadi kemarin saja. Melainkan, kata dia, kroditnya pelayanan di RSUD Wangaya sudah sering kali terjadi karena tidak representatif. 

 

Dijelaskan, kroditnya pelayanan di RSUD Wangaya itu, imbuh Alit Parwita selain minimnya fasilitas seperti bed dan kursi roda, juga ruangan IGD yang sangat sempit.

 

Menurutnya, sebagai RS tipe B, di ruang IGD RSUD Wangaya hanya memiliki 15 bed. Sehingga ketika terjadi lonjakan pasien, maka selain butuh perluasan ruangan, pihaknya juga menerapkan skala prioritas (mendahulukan pasien yang lebih gawat)

 

Sementara itu, terkait munculnya complain warga, berdasarkan data yang diberikan untuk pasien tanggal 1 Januari 2020 samapai pukul 19.00 datang dan dirawat inap sebanyak 10 orang. Sedangkan pasien yang datang dan dirawat jalan atau boleh pulang 43 orang  sedangkan yang dikirim ke RSUP Sanglah Denpasar sebanyak 2 orang.

 

“Memang tadi (kemarin, red) sempat membludak pasiennya di IGD siang harinya. Tapi sekitar jam 3 sore sudah normal kembali. Ini memang kendala kami karena IGD sudah masuk di bawah standar yang perlu perluasan area. Itu sudah kami buatkan masterplan,” jelasnya.

 

Meski sudah ada master plan, namun pihaknya mengatakan belum bisa melakukan proses pembangunan tahun 2020 ini.

 

Alit Prawita memperkirakan gedung yang rencananya akan dibuat di kawasan Gedung A RSUD Wangaya tersebut baru bisa dilakukan pada 2021 dengan perkiraan anggaran Rp 145 miliar. “Nantinya basement, IGD, ruang Operasi Kecil (OK), dan ruang representatif,” jelasnya. 

 

Sementara itu, secara terpisah, terkait complain pelayanan di RSUD Wangaya, Anggota Komisi III DPRD Kota Denpasar, AA Susruta Ngurah Putramengaku sejak dulu sudah meminta supaya RSUD Wangaya meningkatkan dan menambahkan fasilitas pelayanan.

Tidak hanya itu, Susruta juga  mendorong supaya dilakukan pembangunan gedung.

Menurutnya, dengan kondisi RSUD Wangaya saat ini akan memengaruhi pelayanan medis.

“ Iya mungkin hal tersebut bisa terjadi karena adanya keterbatasan fasilitas rumah sakit yang tersedia dan adanya lonjakan kedatangan pasien,” sebutnya.

Sayangnya, desakan untuk renovasi gedung terganjal masalah pendanaan. Sumber pendanaan menjadi perdebatan di tataran elit pimpinan Pemerintah Kota Denpasar. Sehingga pembangunan  terus tertunda.

“Sejak lama saya terus mendorong agar RS Wangaya meningkatkan fasilitas Wangaya. Sumber pendanaan belum masih ada kesepakatan. Yang sekarang tidak bisa secara general, jadi hanya sepotong-sepotong sesuai ketersediaan anggaran,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/