25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:05 AM WIB

WASPADA! Kasus DBD Masih Jadi Ancaman

AMLAPURA-Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Karangasem masih menjadi ancaman. Terlebih di musim hujan saat ini, potensi penyebaran DBD tersebut sangat tinggi. Data Dinas Kesehatan Karangasem menunjukkan, terdapat 153 kasus hingga bulan November 2021.

 

Kepala Dinas Kesehatan Karangasem dr I Gusti Bagus Putra Pertama mengakui bahwa DBD masih menjadi ancaman serius. Terlebih di saat musim hujan. “Setiap bulan fluktuatif. Naik turun tren kasusnya,” ujarnya.

 

Namun jika dibanding tahun sebelumunya, jumlah kasus DBD tahun 2021 ini tidak separah tahun 2020 lalu yang mencapai 919 kasus. Bahkan saat itu, pada triwulan I tahun 2020 saja, jumlah kasus DBD yang dilaporkan mencapai 245 kasus. Sedangkan triwulan I pada 2021 mencapai 64 kasus.

 

“Saat ini musim hujan, masyarakat agar meningkatkan disiplin hidup sehat, kebersihan lingkungan juga dijaga,” pintanya.

 

Putra Pertama menegaskan, kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Pemberantasan DBD di tiap desa perlu diaktifkan. “Kalau itu aktif, kasus DBD bisa ditekan,” imbuhnya.

 

Selain itu, beberapa upaya lain seperti pengendalian vektor nyamuk melalui pengasapan maupun gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara alami terus digencarkan petugas di lapangan. Seperti pemberian bubuk abate hingga menempatkan ikan peliharaan untuk memakan jentik nyamuk agar tidak berkembang. “Dengan demikian kasus DBD bisa terus berkurang,” tandasnya.

 

AMLAPURA-Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Karangasem masih menjadi ancaman. Terlebih di musim hujan saat ini, potensi penyebaran DBD tersebut sangat tinggi. Data Dinas Kesehatan Karangasem menunjukkan, terdapat 153 kasus hingga bulan November 2021.

 

Kepala Dinas Kesehatan Karangasem dr I Gusti Bagus Putra Pertama mengakui bahwa DBD masih menjadi ancaman serius. Terlebih di saat musim hujan. “Setiap bulan fluktuatif. Naik turun tren kasusnya,” ujarnya.

 

Namun jika dibanding tahun sebelumunya, jumlah kasus DBD tahun 2021 ini tidak separah tahun 2020 lalu yang mencapai 919 kasus. Bahkan saat itu, pada triwulan I tahun 2020 saja, jumlah kasus DBD yang dilaporkan mencapai 245 kasus. Sedangkan triwulan I pada 2021 mencapai 64 kasus.

 

“Saat ini musim hujan, masyarakat agar meningkatkan disiplin hidup sehat, kebersihan lingkungan juga dijaga,” pintanya.

 

Putra Pertama menegaskan, kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Pemberantasan DBD di tiap desa perlu diaktifkan. “Kalau itu aktif, kasus DBD bisa ditekan,” imbuhnya.

 

Selain itu, beberapa upaya lain seperti pengendalian vektor nyamuk melalui pengasapan maupun gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara alami terus digencarkan petugas di lapangan. Seperti pemberian bubuk abate hingga menempatkan ikan peliharaan untuk memakan jentik nyamuk agar tidak berkembang. “Dengan demikian kasus DBD bisa terus berkurang,” tandasnya.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/