NEGARA – Populasi penyu di perairan Selat Bali kembali berkurang. Menyusul ditemukannya bangkai dua ekor penyu di Pantai Desa Perancak, Kecamatan Jembrana, kemarin.
Penemuan bangkai penyu yang ketujuh dalam sebulan terakhir ini mendapat respons Kelompok Pelestari Penyu.
Mereka mengharapkan pihak berwenang untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui secara pasti penyebab kematian satwa dilindungi ini.
Kelompok Pelestari Penyu Kurma Asih I Wayan Anom Astika Jaya mengatakan, temuan bangkai dua ekor penyu dalam sehari kemarin mengejutkan, karena penyu yang ditemukan sudah dewasa.
Penyu pertama yang ditemukan jenis kelamin jantan usia sekitar 40 tahun di sebelah barat pelestari penyu Kurma Asih,
sekitar 2 km sebelah timur dari lokasi pertama ditemukan penyu betina dengan ukuran lebih kecil usia sekitar 30 tahun.
“Penyu sudah dewasa semua, kondisinya sudah membusuk,” jelasnya. Pihaknya belum tidak bisa memastikan penyebab matinya dua ekor penyu tersebut.
Menurutnya, ada dua kemungkinan matinya penyu di Selat Bali, pertama karena pencemaran air laut yang semakin parah, salah satunya sampah plastik.
Kedua, karena terjerat jaring nelayan yang menyebabkan luka pada penyu, lalu sakit akhirnya mati.
Karena itu, penerima Kalpataru dari Presiden Joko Widodo ini berharap pihak-pihak berwenang melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penyebab pasti matinya penyu.
Selanjutnya, dicari solusi agar populasi penyu bisa diselamatkan dari kepunahan. “Setiap menemukan penyu mati, selalu kami kubur.
Kami berharap ada penelitian lebih lanjut agar diketahui secara pasti penyebab dan solusinya,” tandasnya.