SINGARAJA – Suasana di Sekretariat DPRD Buleleng terlihat normal. Sejumlah kegiatan yang diagendakan oleh Badan Musyarawah (Bamus) DPRD Buleleng tetap berjalan.
Pelaksanaan protokol kesehatan juga tetap dilakukan seperti tahun-tahun sebelumnya. Sejak Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengumumkan ada anggota dewan yang terkonfirmasi positif, tak ada perubahan yang terlihat di dewan.
Seluruh protokol kesehatan sudah dilakukan dengan ketat. Sehingga diyakini tak ada kemunculan klaster perkantoran di sana.
Sekretaris DPRD Buleleng Putu Dana mengatakan, sejak kemunculan kasus terkonfirmasi positif di Sekretariat DPRD pada awal Juni lalu, protokol kesehatan sudah diperketat.
Siapa saja yang hendak masuk ke gedung dewan, harus mencuci tangan, mengenakan masker, dan melewati pemeriksaan suhu. Aturan itu berlaku bagi seluruh tamu, staf kesekretariatan, maupun anggota dewan.
“Kalau ada yang sakit tidak kami izinkan masuk kantor. Karena kalau dia memaksakan diri, itu bisa memicu klaster. Protokol kesehatan kami tidak ada perubahan sejak beberapa bulan ini,” kata Dana.
Terkait dengan anggota yang terkonfirmasi positif, Putu Dana mengatakan pihaknya sudah melakukan penelusuran.
Menurut Dana, sejak dua pekan terakhir, anggota tersebut tak pernah datang ke sekretariat. Sebelum dilakukan agenda rapat-rapat dua pekan terakhir, seluruh anggota dewan disibukkan dengan agenda reses.
“Ini kan baru ada rapat-rapat lagi setelah reses. Memang yang bersangkutan belum sempat masuk kantor setelah reses. Mungkin sudah merasa tidak enak badan,
sehingga memilih membatasi kontak. Untuk SPJ reses pun hanya dititip. Biasanya kan staf kami yang jemput SPJ ke rumah anggota. Jadi kami yakin staf kami tidak ada kontak,” papar Putu Dana.
Sekadar diketahui, saat ini secara kumulatif kasus terkonfirmasi positif covid-19 di Kabupaten Buleleng mencapai 477 kasus.
Dari 477 kasus itu, sebanyak 401 orang telah dinyatakan sembuh dan 5 orang lainnya meninggal dunia. Kini masih ada 70 orang yang masih menjalani perawatan di Buleleng dan seorang lainnya dirujuk ke RS Sanglah Denpasar.
Dari 70 orang yang dirawat di Buleleng, sebanyak 17 orang dirawat di RSUD Buleleng, 1 orang dirawat di RS Pratama Giri Emas, 7 orang dirawat di RS swasta, dan 45 orang lainnya diizinkan menjalani isolasi mandiri.