31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 10:34 AM WIB

Bayi Tanpa Tempurung Kepala Butuh Perawatan, Ini Kata RS Buleleng…

TEJAKULA – Bayi tanpa tempurung kepala lahir dari pasangan muda yang tinggal di Banjar Dinas Antapura, Desa Tejakula.

Bayi dengan jenis kelamin perempuan itu merupakan anak pertama dari pasangan Nyoman Bagiarsa, 25, dan Ketut Sariati, 19.

Bayi itu lahir lewat operasi caesar di RSUD Buleleng pada Senin (22/4) pekan lalu. Bayi lahir dengan berat 3,1 kilogram dan panjang 47 centimeter.

Setelah dirawat selama beberapa hari, tim dokter justru mengizinkan pihak keluarga membawa pulang bayi tersebut ke rumah.

Wakil Direktur Pelayanan Medik RSUD Buleleng dr. Putu Sudarsana Sp.OG mengatakan, tim medis memulangkan pasien itu karena secara fisik memang sudah tidak ada masalah.

“Masalahnya memang hanya di kepala saja. Istilah medisnya anencephaly. Kalau melakukan tindakan membuat tulang kepala, itu resikonya besar,” kata Sudarsana.

Menurutnya, bayi dengan kondisi tanpa tempurung kepala memang dalam kondisi riskan. Potensi gangguan yang paling mungkin terjadi, ialah infeksi.

Menurutnya, tim medis sudah mengingatkan agar keluarga menjaga kondisi kebersihan. Sehingga potensi infeksi pada bayi dapat ditekan.

Sejauh ini, kata Sudarsana, tim medis masih mendiskusikan potensi pengobatan yang bisa dilakukan.

“Teman-teman di IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Buleleng juga masih mendiskusikan ini. Sejauh ini saya sih belum pernah dengar

operasi (pembuatan tulang kepala) di Bali. Beda dengan microcephaly (tempurung kepala lebih kecil dari ukuran, Red),” imbuhnya.

Sementara itu, Kabid Pelayanan dan Rehabilitas Sosial Dinas Sosial Buleleng Luh Emi Suesti mengatakan, pihaknya sementara ini hanya bisa memberikan bantuan berupa sembako pada pihak keluarga.

Dinsos telah melakukan penjajaga dan identifikasi terhadap kebutuhan keluarga. “Sekarang yang paling urgent itu KIS-nya. Kami akan bantu urus KIS anaknya,

karena baru orang tuanya saja yang punya KIS. Kami juga akan bantu penerbitan akta dan kartu keluarganya, sehingga bisa segera punya KIS,” kata Emi.

Emi juga berjanji akan berkoordinasi dengan pihak Dinas Kesehatan Buleleng serta BPJS Buleleng, untuk proses perawatan selanjutnya.

Selain itu Dinsos Buleleng juga akan berupaya berkoordinasi dengan sejumlah yayasan dan donatur, untuk membantu keluarga. 

TEJAKULA – Bayi tanpa tempurung kepala lahir dari pasangan muda yang tinggal di Banjar Dinas Antapura, Desa Tejakula.

Bayi dengan jenis kelamin perempuan itu merupakan anak pertama dari pasangan Nyoman Bagiarsa, 25, dan Ketut Sariati, 19.

Bayi itu lahir lewat operasi caesar di RSUD Buleleng pada Senin (22/4) pekan lalu. Bayi lahir dengan berat 3,1 kilogram dan panjang 47 centimeter.

Setelah dirawat selama beberapa hari, tim dokter justru mengizinkan pihak keluarga membawa pulang bayi tersebut ke rumah.

Wakil Direktur Pelayanan Medik RSUD Buleleng dr. Putu Sudarsana Sp.OG mengatakan, tim medis memulangkan pasien itu karena secara fisik memang sudah tidak ada masalah.

“Masalahnya memang hanya di kepala saja. Istilah medisnya anencephaly. Kalau melakukan tindakan membuat tulang kepala, itu resikonya besar,” kata Sudarsana.

Menurutnya, bayi dengan kondisi tanpa tempurung kepala memang dalam kondisi riskan. Potensi gangguan yang paling mungkin terjadi, ialah infeksi.

Menurutnya, tim medis sudah mengingatkan agar keluarga menjaga kondisi kebersihan. Sehingga potensi infeksi pada bayi dapat ditekan.

Sejauh ini, kata Sudarsana, tim medis masih mendiskusikan potensi pengobatan yang bisa dilakukan.

“Teman-teman di IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Buleleng juga masih mendiskusikan ini. Sejauh ini saya sih belum pernah dengar

operasi (pembuatan tulang kepala) di Bali. Beda dengan microcephaly (tempurung kepala lebih kecil dari ukuran, Red),” imbuhnya.

Sementara itu, Kabid Pelayanan dan Rehabilitas Sosial Dinas Sosial Buleleng Luh Emi Suesti mengatakan, pihaknya sementara ini hanya bisa memberikan bantuan berupa sembako pada pihak keluarga.

Dinsos telah melakukan penjajaga dan identifikasi terhadap kebutuhan keluarga. “Sekarang yang paling urgent itu KIS-nya. Kami akan bantu urus KIS anaknya,

karena baru orang tuanya saja yang punya KIS. Kami juga akan bantu penerbitan akta dan kartu keluarganya, sehingga bisa segera punya KIS,” kata Emi.

Emi juga berjanji akan berkoordinasi dengan pihak Dinas Kesehatan Buleleng serta BPJS Buleleng, untuk proses perawatan selanjutnya.

Selain itu Dinsos Buleleng juga akan berupaya berkoordinasi dengan sejumlah yayasan dan donatur, untuk membantu keluarga. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/