SEMARAPURA – Pembagian kuota internet terhadap 10 ribu siswa SD, SMP dan SMA di Kabupaten Klungkung ternyata tidak membuat para siswa bisa menjalani sistem pembelajaran online dengan baik di rumah masing-masing. Lantaran terkendala sinyal, sejumlah anak-anak di Dusun Sedihing, Desa Sekartaji, Kecamatan Nusa Penida terpaksa belajar di kebun untuk dapat mengikuti sistem pembelajaran online.
Perbekel Sekartaji, I Made Carma, Kamis (3/12) menuturkan jaringan internet di desanya belum merata. Ada sejumlah wilayah yang sama sekali tidak terdapat jaringan internet. Adapun dengan penerapan sistem pembelajaran online sejak adanya wabah virus korona, menurutnya sejumlah anak-anak di Dusun Sedihing pada utamanya, tidak bisa mengikuti pembelajaran online di rumah.
“Jadi sinyal di wilayah kami belum merata. Ada yang sama sekali tidak ada sinyal,” ungkapnya.
Lantaran semangat belajar yang luar biasa, sejumlah anak di dusun itu pun rela mengikuti proses pembelajaran online di kebun yang terdapat jaringan internet. Tentunya belajar di kebun tidak senyaman belajar di rumah maupun di sekolah. Mengingat anak-anak tersebut belajar dengan alas seadanya dan dihantui gigitan nyamuk.
“Apalagi saat ini musim hujan. Tentunya anak-anak tidak nyaman belajar dengan kondisi itu,” ujarnya.
Untuk itu pihaknya berharap pemerintah bisa meningkatkan kualitas jaringan telekomunikasi di desanya sehingga tidak ada lagi warga yang kesulitan dalam menikmati layanan telekomunikasi.
“Kalau di desa induk terutamanya di kantor desa, sinyalnya tidak ada masalah. Tapi kalau anak-anak mau belajar di kantor desa cukup jauh. Dari Dusun Sedihing itu harus menempuh jarak sekitar 5 kilometer,” katanya.