26.9 C
Jakarta
27 April 2024, 3:20 AM WIB

Gunung Agung Erupsi Setinggi 2.800 Meter, Pengungsi Butuh Obat-obatan

AMLAPURA – Jeda berjam-jam, Kamis (5/7) sore pukul 16.33 Wita, Gunung Agung kembali mengalami. Kali ini disertai dengan erupsi setinggi 2.800.

“Dorongan magma ke permukaan masih berlangsung sehingga potensi erupsi susulan pasti ada. Tapi tidak ada potensi erupsi yang besar. Hanya erupsi kecil. Status masih Siaga,” ujar Kapusdatin dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di akun twitternya.

Dilaporkan, pascaerupsi, sebaran tipis abu vulkanik Gunung Agung mengarah ke timur memasuki wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Semua bandara aman dan beroperasi normal. Penerbangan di Bali, Lombok, Banyuwangi dan Jember normal semua,” bebernya.

Beberapa kali erupsi sejak lima hari terakhir memaksa warga di lereng Gunung Agung mengungsi.

Tercatat, ribuan pengungsi sudah menyebar dibeberapa titik di Bali, tepatnya dikabupaten Karangasem dan Gianyar. Sejumlah bantuan logistik pun dibutuhkan, termasuk soal obat-obatan.

Berdasar rekapitulasi data pengungsi aktivitas Gunung Agung dari  Humas Satgas Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Agung, di wilayah Karangangsem terdapat 3,388 pengungsi dan di Gianyar terdapat 18 jiwa.

Total, tercatat ada 3.406 pengungsi. Dari data tersebut, kebutuhan akan logistik pun wajib terpenuhi, baik terkait bidang konsumsi maupun kesehatan.

Untuk kesehatan, kebutuhan obat-obatan pun menjadi sangat penting, mengingat aktivitas gunung yang memiliki ketinggian 3.142 mdpl terus meningkat.

“Saya jamin, untuk kebutuhan obat-obatan semua aman. Sangat cukup untuk kebutuhan para pengungsi,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. Ketut Suarjaya kemarin.

Berdasar pantauan Jawa Pos Radar Bali di tempat pengungsian di Rendang, Karangasem, sejumlah pengungsi mengaku membutuhkan logistik.

Seperti tempat tidur, selimut dan juga obat-obatan. Menangapi hal tersebut, dr. Suarjaya meminta agar puskesmas segera melakukan komunikasi.

“Mestinya Puskesmas yang mewilayahi tempat pengungsi, segera membangun komunikas. Obatnya sangat cukup. Kalau pun kurang, bisa kami minta ke pusat,” terangnya.

Untuk obat-obat di pengungsi, akan disiapkan sesuai penyakit. Terlebih dengan kondisi dingin, obat rematik, sesak, pusing dan sebagainya pun telah disiapkan.

Bagi masyarakat yang membutuhkan, silahkan lapor ke petugas kesehatan. “Kami perencanaan kebutuhan obat, cukup dalam setahun.

Apalagi dalam keadaan bencana. Kami dapat pasokan lagi dari pusat,” sebutnya. “Obat gratis kalau dalam keadaan bencana,” imbuhnya.

Pihaknya mengimbau agar masyarakat tenang. “Kami dari sisi kesehatan akan pantau terus terkait perkembangan situasi di lapangan.

Kalau perlu tenaga kesehatan lebih banyak, kami siapkan. Saat ini, yang stand by tenaga kesehatan di puskesmas dan posko-posko,” tuturnya. 

AMLAPURA – Jeda berjam-jam, Kamis (5/7) sore pukul 16.33 Wita, Gunung Agung kembali mengalami. Kali ini disertai dengan erupsi setinggi 2.800.

“Dorongan magma ke permukaan masih berlangsung sehingga potensi erupsi susulan pasti ada. Tapi tidak ada potensi erupsi yang besar. Hanya erupsi kecil. Status masih Siaga,” ujar Kapusdatin dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di akun twitternya.

Dilaporkan, pascaerupsi, sebaran tipis abu vulkanik Gunung Agung mengarah ke timur memasuki wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Semua bandara aman dan beroperasi normal. Penerbangan di Bali, Lombok, Banyuwangi dan Jember normal semua,” bebernya.

Beberapa kali erupsi sejak lima hari terakhir memaksa warga di lereng Gunung Agung mengungsi.

Tercatat, ribuan pengungsi sudah menyebar dibeberapa titik di Bali, tepatnya dikabupaten Karangasem dan Gianyar. Sejumlah bantuan logistik pun dibutuhkan, termasuk soal obat-obatan.

Berdasar rekapitulasi data pengungsi aktivitas Gunung Agung dari  Humas Satgas Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Agung, di wilayah Karangangsem terdapat 3,388 pengungsi dan di Gianyar terdapat 18 jiwa.

Total, tercatat ada 3.406 pengungsi. Dari data tersebut, kebutuhan akan logistik pun wajib terpenuhi, baik terkait bidang konsumsi maupun kesehatan.

Untuk kesehatan, kebutuhan obat-obatan pun menjadi sangat penting, mengingat aktivitas gunung yang memiliki ketinggian 3.142 mdpl terus meningkat.

“Saya jamin, untuk kebutuhan obat-obatan semua aman. Sangat cukup untuk kebutuhan para pengungsi,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. Ketut Suarjaya kemarin.

Berdasar pantauan Jawa Pos Radar Bali di tempat pengungsian di Rendang, Karangasem, sejumlah pengungsi mengaku membutuhkan logistik.

Seperti tempat tidur, selimut dan juga obat-obatan. Menangapi hal tersebut, dr. Suarjaya meminta agar puskesmas segera melakukan komunikasi.

“Mestinya Puskesmas yang mewilayahi tempat pengungsi, segera membangun komunikas. Obatnya sangat cukup. Kalau pun kurang, bisa kami minta ke pusat,” terangnya.

Untuk obat-obat di pengungsi, akan disiapkan sesuai penyakit. Terlebih dengan kondisi dingin, obat rematik, sesak, pusing dan sebagainya pun telah disiapkan.

Bagi masyarakat yang membutuhkan, silahkan lapor ke petugas kesehatan. “Kami perencanaan kebutuhan obat, cukup dalam setahun.

Apalagi dalam keadaan bencana. Kami dapat pasokan lagi dari pusat,” sebutnya. “Obat gratis kalau dalam keadaan bencana,” imbuhnya.

Pihaknya mengimbau agar masyarakat tenang. “Kami dari sisi kesehatan akan pantau terus terkait perkembangan situasi di lapangan.

Kalau perlu tenaga kesehatan lebih banyak, kami siapkan. Saat ini, yang stand by tenaga kesehatan di puskesmas dan posko-posko,” tuturnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/