25.9 C
Jakarta
25 April 2024, 3:43 AM WIB

Gandeng 100 UKM, Hardys Kembali Beroperasi, Ini Targetnya…

TABANAN – Kerajaan Hardys Retailindo yang dibangun I Gede Agus Hardiawan setelah dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Surabaya pada 9 November 2017 lalu kembali bangkit setelah dipegang Putu Suadnyana, bos PT. Arta Sedana.

Bahkan, beberapa outlet Hardys yang dulu sama sekali tidak beroperasi karena revitalisasi aset, kini mulai beroperasi. Salahnya adalah Hardys Tabanan yang berada di Jalan Bypass Ir. Soekarno.      

Putu Suadnyana yang ditemui kemarin mengakui Hardys kembali beroperasi setelah sekian lama vakum beroperasi pasca dinyatakan pailit Pengadilan Niaga Surabaya.

Yang menarik, Hardys kembali buka dengan konsep baru; menggandeng UKM di Bali. “Sebanyak 100 UKM kami gandeng dengan konsep kemitraan.

Kami dapat membuka Hardys murni karena kemitraan. Dulu Hardys membeli barang. Konsep itu telah kami tinggalkan. Karena membutuhkan cost yang besar,” ujar Putu Suadnyana.

“Hardys hanya sebagai manajemen barang dan produk, sementara barangnya yang menyediakan UKM,” terang pria asal Bungkulan, Buleleng ini.

Dirinya sangat optimis akan dapat mengembalikan kejayaan Hardys seperti dulu. Mengapa demikian? Karena kata dia, di Bali Hardys memiliki 600 ribu member konsumen dengan member aktif sebanyak 250 ribu member.

Itu artinya nama Hardys di masyarakat Bali sudah welcome dan tidak asing lagi. “Saat ini ada tiga Hardys yang sudah mulai beroperasi.

Hardys Tabanan, Hardys Gatsu  dan Hardys Panjer. Rencananya akan berlanjut ke Hardys – Hardys lain yang berada di seluruh kabupaten di Bali,” jelasnya.

Putu Suadnyana menambahkan, semakin banyak UKM yang bergabung, maka semakin banyak barang yang diperjualbelikan kepada konsumen.

Hardys saat ini lebih efisien dibanding dengan yang dulu. Karena pengeluaran gaji karyawan lebih kecil.  Kos karyawan digaji oleh UKM, karena UKM sendiri yang menyediakan karyawan.

“Target kami 20 persen market retail di Bali Hardys harus kuasai kembali. Minimal seperti dulu,” harapnya.

Disinggung soal banyaknya persaingan dengan mall besar, menjamurnya supermarket, dan minimarket di Bali, Putu Suadnyana tetap optimis. Pasalnya, Hardys bermain di level departemen store dengan menggandeng UKM.

Kemudian segmen Hardys sejatinya adalah mild low. Dengan barang lengkap dan harga yang lebih murah.

Dan itu tidak mungkin dilakukan oleh minimarket dan supermarket. Karena itu, dirinya yakin Hardys akan berkembang.

“Di Hardys Tabanan target per hari ini karena baru pertama kali dibuka sebanyak 2 ribu pengunjung. Dengan transaksi per hari sebesar Rp 200 juta. Mudah-mudahan dapat tercapai,” tandasnya. 

TABANAN – Kerajaan Hardys Retailindo yang dibangun I Gede Agus Hardiawan setelah dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Surabaya pada 9 November 2017 lalu kembali bangkit setelah dipegang Putu Suadnyana, bos PT. Arta Sedana.

Bahkan, beberapa outlet Hardys yang dulu sama sekali tidak beroperasi karena revitalisasi aset, kini mulai beroperasi. Salahnya adalah Hardys Tabanan yang berada di Jalan Bypass Ir. Soekarno.      

Putu Suadnyana yang ditemui kemarin mengakui Hardys kembali beroperasi setelah sekian lama vakum beroperasi pasca dinyatakan pailit Pengadilan Niaga Surabaya.

Yang menarik, Hardys kembali buka dengan konsep baru; menggandeng UKM di Bali. “Sebanyak 100 UKM kami gandeng dengan konsep kemitraan.

Kami dapat membuka Hardys murni karena kemitraan. Dulu Hardys membeli barang. Konsep itu telah kami tinggalkan. Karena membutuhkan cost yang besar,” ujar Putu Suadnyana.

“Hardys hanya sebagai manajemen barang dan produk, sementara barangnya yang menyediakan UKM,” terang pria asal Bungkulan, Buleleng ini.

Dirinya sangat optimis akan dapat mengembalikan kejayaan Hardys seperti dulu. Mengapa demikian? Karena kata dia, di Bali Hardys memiliki 600 ribu member konsumen dengan member aktif sebanyak 250 ribu member.

Itu artinya nama Hardys di masyarakat Bali sudah welcome dan tidak asing lagi. “Saat ini ada tiga Hardys yang sudah mulai beroperasi.

Hardys Tabanan, Hardys Gatsu  dan Hardys Panjer. Rencananya akan berlanjut ke Hardys – Hardys lain yang berada di seluruh kabupaten di Bali,” jelasnya.

Putu Suadnyana menambahkan, semakin banyak UKM yang bergabung, maka semakin banyak barang yang diperjualbelikan kepada konsumen.

Hardys saat ini lebih efisien dibanding dengan yang dulu. Karena pengeluaran gaji karyawan lebih kecil.  Kos karyawan digaji oleh UKM, karena UKM sendiri yang menyediakan karyawan.

“Target kami 20 persen market retail di Bali Hardys harus kuasai kembali. Minimal seperti dulu,” harapnya.

Disinggung soal banyaknya persaingan dengan mall besar, menjamurnya supermarket, dan minimarket di Bali, Putu Suadnyana tetap optimis. Pasalnya, Hardys bermain di level departemen store dengan menggandeng UKM.

Kemudian segmen Hardys sejatinya adalah mild low. Dengan barang lengkap dan harga yang lebih murah.

Dan itu tidak mungkin dilakukan oleh minimarket dan supermarket. Karena itu, dirinya yakin Hardys akan berkembang.

“Di Hardys Tabanan target per hari ini karena baru pertama kali dibuka sebanyak 2 ribu pengunjung. Dengan transaksi per hari sebesar Rp 200 juta. Mudah-mudahan dapat tercapai,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/