27.1 C
Jakarta
1 Mei 2024, 8:17 AM WIB

Stok di Alam Menipis, Ribuan Benih Ikan Ditebar di Banjar Gitgit

RadarBali.com – Jumlah tangkapan ikan dengan ketersediaan ikan di alam kini tidak lagi seimbang.

Untuk mengantisipasi minimnya stok ikan di alam, Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Perikanan (DKPKP) Kabupaten Gianyar bekerjasama dengan Universitas Mahasaraswati Denpasar, mengadakan kegiatan restoking atau penebaran benih di perairan umum  dan di Kelompok Pembudidayaan Ikan Mekar Sari Mina Lestari, Banjar Gitgit, Desa Bakbakan Gianyar, Jumat (4/8).

Kepala DKPKP Gianyar Ir. Dewi Hariani menyatakan, penebaran benih ikan adalah salah satu upaya penambahan stok ikan tangkapan untuk ditebarkan diperairan umum, atau pada perairan yang dianggap telah mengalami krisis akibat padat tangkap atau tingkat pemanfaatannya berlebih.

“Dulu di Banjar Gitgit Desa Bakbakan ini terkenal dengan sentra perikanan air tawar di Gianyar. Namun beberapa tahun belakangan ini mulai berkurang karena disebabkan beberapa faktor seperti debit air berkurang, pencemaran air sungai hingga kelangkaan bibit,” ujar Dewi Hariani, kemarin.

Untuk itulah pihaknya tengah berupaya menggalakan kembali budidaya ikan air tawar di Banjar Gitgit. 

Pada kesempatan ini DKPKP Gianyar menebarkan bibit ikan nila sekitar 10 ribu ekor di peraian umum dengan aliran air deras.

Sedangkan bantuan benih ikan dari Universitas Mahasaraswati Denpasar  ditebarkan benih ikan sekitar 100 kg atau sekitar 1500 ekor bibit ikan nila.

Dewi Hariani menambahkan, tujuan dari penebaran benih ini untuk membantu pendapatan masyarakat karena benih ikan ini ditebarkan di perairan umum, selain itu juga untuk kelestarian alam dan memperbaiki ekosistem perairan di sungai setempat.

“Karena ada ikan, masyarakat jadi terdorong untuk menjaga kebersihan sungai atau kali, mereka tidak lagi membuang sampah atau segera membersihkan sungai jika ada sampah yang menyangkut. Mereka tentu tidak ingin bibit ikan yang ada mati karena kondisi air yang kotor,” jelas Dewi Hariani.

Selain itu, tujuan dari kegiatan ini adalah menggelorakan kembali semangat masyarakat untuk mengkonsumsi ikan atau gemar makan ikan.

Karena menurut data, dari target konsumsi ikan 43 kg per kapita pertahun, Kabupaten Gianyar hanya mampu merealisasikan 29,8 kg perkapita per tahun.

Selain penebaran benih, pihaknya juga mulai bulan Agustus ini akan turun ke sekolah-sekolah dasar yang ada di kabupaten Gianyar untuk mensosialisasikan aksi gemar makan ikan. 

Rencananya, untuk tahap awal target makan ikan masing-masing kecamatan ada 100 orang siswa SD, jadi untuk Kabupaten Gianyar ditargetkan ada 700 orang siswa.

Program ini memang khusus menyasar siswa SD se-Kabupaten Gianyar. Sementara itu, Ketua Koperasi Mina Sari Sedana Banjar Gitgit Desa Bakbakan Gianyar, Dewa Nyoman Tirtayasa, saat ini ada 4 kelompok budi daya ikan dan 2 kelompok Wanita Tani di Banjar Gitgit Desa Bakbakan.

Dulu sebelum budidaya ikan nila, kelompok petani ikan sudah membudidayakan udang, namun merugi karena terserang hama yuyu atau kepiting. 

Kini 5 tahun belakangan ini mereka sudah beralih memelihara ikan nila. Karena harga nila dipasaran cenderung stabil berkisar Rp. 23 ribu-25 ribu per kilonya. 

RadarBali.com – Jumlah tangkapan ikan dengan ketersediaan ikan di alam kini tidak lagi seimbang.

Untuk mengantisipasi minimnya stok ikan di alam, Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Perikanan (DKPKP) Kabupaten Gianyar bekerjasama dengan Universitas Mahasaraswati Denpasar, mengadakan kegiatan restoking atau penebaran benih di perairan umum  dan di Kelompok Pembudidayaan Ikan Mekar Sari Mina Lestari, Banjar Gitgit, Desa Bakbakan Gianyar, Jumat (4/8).

Kepala DKPKP Gianyar Ir. Dewi Hariani menyatakan, penebaran benih ikan adalah salah satu upaya penambahan stok ikan tangkapan untuk ditebarkan diperairan umum, atau pada perairan yang dianggap telah mengalami krisis akibat padat tangkap atau tingkat pemanfaatannya berlebih.

“Dulu di Banjar Gitgit Desa Bakbakan ini terkenal dengan sentra perikanan air tawar di Gianyar. Namun beberapa tahun belakangan ini mulai berkurang karena disebabkan beberapa faktor seperti debit air berkurang, pencemaran air sungai hingga kelangkaan bibit,” ujar Dewi Hariani, kemarin.

Untuk itulah pihaknya tengah berupaya menggalakan kembali budidaya ikan air tawar di Banjar Gitgit. 

Pada kesempatan ini DKPKP Gianyar menebarkan bibit ikan nila sekitar 10 ribu ekor di peraian umum dengan aliran air deras.

Sedangkan bantuan benih ikan dari Universitas Mahasaraswati Denpasar  ditebarkan benih ikan sekitar 100 kg atau sekitar 1500 ekor bibit ikan nila.

Dewi Hariani menambahkan, tujuan dari penebaran benih ini untuk membantu pendapatan masyarakat karena benih ikan ini ditebarkan di perairan umum, selain itu juga untuk kelestarian alam dan memperbaiki ekosistem perairan di sungai setempat.

“Karena ada ikan, masyarakat jadi terdorong untuk menjaga kebersihan sungai atau kali, mereka tidak lagi membuang sampah atau segera membersihkan sungai jika ada sampah yang menyangkut. Mereka tentu tidak ingin bibit ikan yang ada mati karena kondisi air yang kotor,” jelas Dewi Hariani.

Selain itu, tujuan dari kegiatan ini adalah menggelorakan kembali semangat masyarakat untuk mengkonsumsi ikan atau gemar makan ikan.

Karena menurut data, dari target konsumsi ikan 43 kg per kapita pertahun, Kabupaten Gianyar hanya mampu merealisasikan 29,8 kg perkapita per tahun.

Selain penebaran benih, pihaknya juga mulai bulan Agustus ini akan turun ke sekolah-sekolah dasar yang ada di kabupaten Gianyar untuk mensosialisasikan aksi gemar makan ikan. 

Rencananya, untuk tahap awal target makan ikan masing-masing kecamatan ada 100 orang siswa SD, jadi untuk Kabupaten Gianyar ditargetkan ada 700 orang siswa.

Program ini memang khusus menyasar siswa SD se-Kabupaten Gianyar. Sementara itu, Ketua Koperasi Mina Sari Sedana Banjar Gitgit Desa Bakbakan Gianyar, Dewa Nyoman Tirtayasa, saat ini ada 4 kelompok budi daya ikan dan 2 kelompok Wanita Tani di Banjar Gitgit Desa Bakbakan.

Dulu sebelum budidaya ikan nila, kelompok petani ikan sudah membudidayakan udang, namun merugi karena terserang hama yuyu atau kepiting. 

Kini 5 tahun belakangan ini mereka sudah beralih memelihara ikan nila. Karena harga nila dipasaran cenderung stabil berkisar Rp. 23 ribu-25 ribu per kilonya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/