NEGARA –Taruna taruni angkatan kedua Politeknik Kelautan dan Perikanan Jembrana, hasil seleksi tahun ajaran 2018, selesai dilakukan.
Dari 75 orang, sebanyak 31 orang berasal dari Jembrana. Namun untuk kegiatan belajar mengajar, sementara menumpang di Balai Riset dan Observasi Laut (BROL) dan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan.
Hal ini terjadi karena pembangunan kampus hingga saat ini belum selesai. Kepala Dinas Perhubungan, Kelautan dan Perikanan Jembrana I Made Dwi Maharimbawa mengatakan,
hasil seleksi taruna-taruni angkatan kedua jumlahnya sama dengan tahun lalu atau angkatan pertama yakni 75 orang.
Namun dari komposisi, angkatan kedua yang berasal dari Jembrana lebih banyak, yakni 31 orang, tahun lalu hanya 14 orang. “Sisanya dari luar Jembrana dan luar Bali,” jelasnya.
Kegiatan belajar mengajar taruna-taruni sementara meminjam tempat di BROL di Desa Budeng dan PPN Pengambengan.
Menurutnya, kegiatan belajar mengajar kampus perikanan dan kelautan satu-satunya di Bali teori untuk tiga program studi yaitu perikanan tangkap, budidaya ikan dan pengolahan hasil laut tidak terlalu banyak.
“Praktik lebih banyak, nantinya akan praktik sesuai dengan program studi,” ujarnya. Angkatan pertama sebelumnya kegiatan belajar mengajar menumpang di Kampus Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo, Jawa Timur.
Sedangkan praktik di Sidoarjo dan Bangsring Banyuwangi. Tahun ajaran baru ini, angkatan pertama dan kedua sudah pindah ke Jembrana meski hanya menumpang karena kampus belum selesai dibangun.
Ditanya mengenai progres pembangunan kampus, Maharimbawa mengaku belum ada informasi terbaru dari Kementerian Kelautan dan Perikanan mengenai kelanjutan pembangunan kampus.
Informasi terakhir yang diterimanya, bahwa kontraktor kedua yang rencananya akan melanjutkan pembangunan kampus mundur karena tidak ada kesepakatan masalah harga.
“Sekarang masih mencari kontraktor yang mau garap, itu kewenangan kementerian,” terangnya. Seperti diketahui, proyek kampus tersebut dianggarkan dari APN nilainya puluhan miliar.
Proyek Pembangunan Politeknik Kelautan dan Perikanan Jembrana dibangun dengan pagu anggaran sebesar Rp 54 miliar lebih dengan 89 peserta lelang.
PT Sartonia Agung menjadi pemenang tender dengan harga terkoreksi Rp 44,3 miliar. Namun, dalam proses pembangunannya tahun 2017 lalu, waktu pelaksanaan 94 (hari kalender) tidak terpenuhi hingga tutup tahun.
Sehingga meminta lagi perpanjangan sampai 31 Maret 2018 dan pembangunan tetap tidak selesai hingga batas waktu yang ditentukan dan akhirnya proyek mangkrak.
Proyek tersebut sempat diwarnai aksi mogok para pekerja juga menuntut gaji yang tidak dibayar selama sebulan