RadarBali.com – Selain pengungsi di Desa Les, para pengungsi di Desa Tembok, Tejakula, Buleleng juga akan dievakuasi. Saat ini tercatat ada 7.125 orang pengungsi di desa tersebut.
Sekitar 4.960 orang pengungsi akan dipindahkan secara bertahap. Jumlah pengungsi di desa tersebut dianggap overload, dan sangat riskan apabila pemerintah perlu melakukan evakuasi.
Ketua Satgas Penanganan Pengungsi Gunung Agung, Made Arya Sukerta mengatakan, pengungsi di Desa Tembok bisa saja ikut dievakuasi apabila Gunung Agung benar-benar mengalami erupsi.
Penyebabnya, desa ini berjarak 13-14 kilometer dari kaldera Gunung Agung. Apabila erupsi cukup kuat, tak menutup kemungkinan awan panas akan masuk ke desa ini.
Satgas memandang proses evakuasi terhadap 14.000 penghuni desa (7.000 pengungsi dan 7.000 penduduk asli), tak mungkin dilakukan dalam waktu sejam.
“Apabila benar ada kejadian, kita hanya punya waktu evakuasi selama sejam. Itu sudah tidak mungkin dilakukan. Pengungsi di Tembok akan kami sebar ke Kecamatan Sukasada, Kubutambahan, dan Sawan. Mereka sudah siap menampung,” tegasnya.
Bagaimana jika pengungsi tak mau dievakuasi? Arya Sukerta menyatakan, pemerintah memiliki kewenangan penuh memindahkan para pengungsi. Sehingga proses pemindahan pengungsi akan tetap dilakukan, apapun konsekuensinya.
“Idealnya, tuan rumah tentukan yang terbaik untuk tamu. Kami tuan rumah, akan atur yang terbaik. Kadang niat baik dirasa kurang baik, dan itu kami sadari. Kami tidak akan memindahkan ke fasilitas yang kurang baik,” tandasnya.
Untuk diketahui, pengungsi Gunung Agung yang ada di Kabupaten Buleleng berjumlah 22.353 jiwa dan tersebar di sembilan kecamatan.
Dengan rincian Kecamatan Tejakula sejumlah 15.359 jiwa, Kecamatan Sukasada 847 jiwa, Kecamatan Sawan 541 jiwa, Kecamatan Buleleng 862 jiwa, Kecamatan Gerokgak 1.081 jiwa, Kecamatan Seririt 310 jiwa, Kecamatan Busungbiu 249 jiwa, Kecamatan Kubutambahan 2.574 jiwa dan Kecamatan Banjar 530 jiwa