RadarBali.com – Jumlah pasien yang menjalani perawatan di RSUD Klungkung mengalami peningkatan sejak Gunung Agung ditetapkan berstatus Awas.
Kebutuhan darah juga mengalami peningkatan. Sayangnya saat pasien pengungsi membutuhkan darah, mereka tidak membawa donor pengganti.
Alhasil jumlah stok darah PMI Klungkung kian menipis. Direktur RSUD Klungkung dr I Nyoman Kesuma, mengungkapkan, sepanjang bulan September – Oktober, jumlah darah yang digunakan pasien pengungsi mencapai 71 kantong darah.
Berarti rata-rata kebutuhan darah yang digunakan pengungsi mencapai 35 kantong darah per bulan. “Jadi dibandingkan sebelum ada pengungsi, kebutuhan darah di RSUD Klungkung meningkat 15 persen,” ujarnya.
Sayangnya di tengah meningkatnya kebutuhan akan darah tersebut, para pengungsi tidak membawa donor pengganti. Sehingga stok darah di PMI Klungkung kian menipis.
Per kemarin, jumlah stok darah yang tersedia hanya sebanyak 11 kantong untuk golongan darah A, 20 kantong untuk golongan darah B, tiga kantong untuk golongan darah AB dan empat kantong untuk golongan darah O.
“Untuk penanganan sejauh ini sudah terlayani dengan baik. Darah yang banyak di pakai golongan B dan O. Kondisi PMI saat ini stok O yang kurang, hanya ada empat kantong,” katanya.
Untuk menjaga ketersediaan stok darah tetap aman di tengah meningkatnya kebutuhan akan darah, pihaknya mengajak warga agar mau mendonorkan darahnya ke Unit Transfusi Darah PMI.