RadarBali.com – Dinas Pendidikan Kabupaten Gianyar belum mengambil sikap atas penolakan pembangunan tower di atas lahan sekolah SDN 2 Ketewel di Kecamatan Sukawati.
Kepala Dinas Pendidikan Gianyar, Made Suradnya, mengaku masalah hanya timbul di SDN 2 Ketewel saja, padahal pembangunan tower serupa juga ada di sekolah lain.
“Ada beberapa sekolah yang juga dipasangi tower, sama begini. Tapi hanya sekolah ini (SDN 2 Ketewel) yang dipermasalahkan, sekolah lain tidak ada penolakan dari warga,” ujar Suradnya kemarin.
Suradnya sendiri tidak hafal dengan sekolah negeri yang juga dipasangi tower itu. “Saya tidak tahu persis di mana saja, karena ada beberapa.
Dan, bukan di era saya saja, dulu pas era pak Dewa Alit (Kadis Pendidikan sebelumnya, red) sudah ada rekomendasi memasang tower di sekolah,” kelit Suradnya.
Disamping itu, rekomendasi pemasangan tower ini juga dikeluarkan atas Surat Keputusan Bersama (SKB) antara pemerintah kabupaten Gianyar dengan pihak tower selular.
“Itu dari zaman sekda yang lama sudah ada perjanjiannya, jadi sekarang kami harus teruskan keputusan itu. Kalau kali tolak, kami sulit nanti,” ujarnya.
Mengenai adanya desakan memindahkan tower oleh Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Bali, termasuk ada penolakan dari Desa Pakraman Lembeng selaku pemilik wilayah, pihak Dinas Pendidikan belum mengambil sikap.
“Kami masih kaji itu. Saya sendiri tidak paham teknis, apakah bisa dipindahkan apakah harus dititik itu, perlu kajian,” jelasnya.
Menurut Suradnya, harapan adanya tower hanya satu, yakni internet bisa lancar. “Karena kurikulum 2013 ini memerlukan internet supaya lancar,” ungkapnya.
Apakah tower ini memberikan kontribusi internet? Suradnya mengaku belum ada pembicaraan sejauh itu. “Kalau kami hanya ingin internet di daerah itu bisa lancar,” ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, KPPAD Provinsi Bali sempat turun meninjau lokasi pembangunan tower. Dua orang komisioner KPPAD juga mendatangi warga, mendatangi prajuru desa dan berbincang dengan pihak sekolah pada Jumat lalu (3/11).
Hasil turun ke bawah, KPPAD menyarankan supaya tower pindah keluar sekolah. Disamping itu, Desa Pakraman Lembeng juga menolak keberadaan tower.
Alasanya, tower itu dibangun disamping sumur gali sehingga pondasinya rentan. Disamping itu, halaman sekolah yang dipasangi tower itu masih satu areal dengan jaba pura Desa Pakraman Lembeng.