SINGARAJA – Kapal rescue milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng rusak setelah dihempas ombak.
Akibatnya, kapal yang baru berusia setahun itu tak lagi bisa digunakan. Pemerintah pun belum dapat memastikan apakah kapal itu akan diperbaiki atau dikandangkan untuk seterusnya.
Pantauan Jawa Pos Radar Bali, kapal itu terlihat kandas di dekat Pura Segara Kelurahan Banyuasri yang terletak di Pantai Camplung. Kapal kandas dengan kepala menghadap ke arah barat.
Biasanya kapal itu lego jangkar di Pantai Baruna, Desa Pemaron. Namun sejak beberapa pekan terakhir, kapal lego jangkar di Pantai Camplung.
Pertimbangannya, pengawasan lebih mudah. Sebab kapal dilengkapi sejumlah peralatan canggih yang nilainya cukup mahal.
Nah, saat lego jangkar kemarin, kapal tiba-tiba dihempas ombak pasang. Kapal ditemukan dalam kondisi kandas sekitar pukul 20.30 Jumat (4/1) malam lalu.
“Terakhir sempat kami cek hari Jumat jam 18.30, itu masih di tengah. Ombaknya juga masih landai. Tiba-tiba jam setengah sembilan itu sudah ditemukan kandas dan rusak parah,” kata Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Ida Bagus Suadnyana.
Bagian kanan kapal mengalami kerusakan parah. Badan kapal dalam kondisi pecok. Kaca kapal juga pecah. Sejumlah karet dan rail di sisi kanan kapal terlepas.
Bahkan, diduga lambung kapal mengalami bocor dan sudah kemasukan pasir. “Sebenarnya hari ini kami mau pindahkan
ke Pelabuhan Celukan Bawang, karena prediksi cuaca akan ada gelombang tinggi. Tapi belum sempat kami pindahkan, sudah kena ombak,” kata Suadnyana.
Lantaran kondisi kapal dalam kondisi rusak, kini sejumlah peralatan dalam kapal dibongkar dan disimpan di BPBD Buleleng.
Peralatan itu meliputi kelengkapan navigasi hingga mesin kapal. Alat itu sengaja dipindahkan, agar tak dijarah. Rencananya kapal akan dievakuasi lebih dulu ke darat.
Bagaimana dengan rencana perbaikan? Suadnyana mengaku belum bisa memutuskan hal tersebut. Sebab kerusakan cukup parah. Jika diperbaiki, diperkirakan menelan dana hingga ratusan juta.
Asal tahu saja, Kapal tersebut merupakan bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Kapal baru diterima pada Desember 2017 lalu.
Kapal senilai Rp 2,5 miliar itu memiliki spesifikasi cukup canggih. Mesinnya saja memiliki kekuatan 300 PK. Alat navigasinya pun cukup canggih. Kapal bahkan dilengkapi sebuah alat yang bisa mendeteksi kondisi bawah laut.
Tadinya kapal itu digunakan untuk kegiatan penanggulangan bencana di kawasan perairan. Pertimbangannya, Buleleng memiliki pantai terpanjang di Bali.
Selain itu insiden kecelakaan di laut juga kerap terjadi. Sayangnya belum lama digunakan, kapal sudah mengalami kerusakan.