29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:56 AM WIB

Orang Tua Murid Kembali Disibukkan dengan Belajar Daring

AMLAPURA- Sesuai surat edaran Gubernur Bali, akhirnya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di seluruh Bali dihentikan sementara akibat lonjakan kasus covid-19 yang merangkak naik.

 

Diberlakukannya kembali pembelajaran jarak jauh membuat wali murid resah. Mengingat pendampingan belajar di rumah cukup menyita waktu. Terlebih para orang tua juga harus disibukkan dengan pekerjaan rumah dan mencari penghasilan.

 

Hal itu diungkapkan Mutia, 36, salah seorang wali murid SD di Kecamatan Bebandem. Mutia mengakui bahwa mendampingi anak menggarap tugas sekolah di rumah cukup menyita waktu. Sebelumnya ia sudah merasakan bagaimana sibuknya mendampingi anak belajar menyelesaikan tugas sekolah di tengah kesibukannya sebagai Ibu Rumah Tangga dan mencari penghasilan.

 

“Belum lagi saya ngurus rumah. Belum jualan di pasar. Karena rata-rata tugas sekolah cukup banyak dan ada waktunya menyetor tugas-tugas anak,” ucapnya.

 

Menurutnya, ada perbedaan ketika mendampingi anak belajar memahami pelajaran dan mengerjakan tugas-tugas sekolah yang cukup banyak. Terlebih dengan memiliki dua anak yang sama-sama sudah sekolah membuatnya kelimpungan. “Belum ngurusin rumah tangga, belum lagi mendampingi anak belajar daring. Banyak terbengkalai waktunya,” jelas dia.

 

Hal yang sama juga dirasakan Maria, 40. Ibu tiga anak ini mengaku pemberlakuan sekolah daring membuatnya waswas. Terutama untuk anaknya yang kini duduk di bangku SMP. Saat PTM ditiadakan sebelumnya, anaknya kerap kali main hingga lupa waktu.

 

“Saya khawatir yang dilakukan mengarah ke aktivitas negatif. Karena malas belajar dan tidak pernah menyetor tugas. Isinya keluyuran saja. Selain itu dua anak saya juga harus saya urus untuk mendampingi daring,” ucapnya.

AMLAPURA- Sesuai surat edaran Gubernur Bali, akhirnya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di seluruh Bali dihentikan sementara akibat lonjakan kasus covid-19 yang merangkak naik.

 

Diberlakukannya kembali pembelajaran jarak jauh membuat wali murid resah. Mengingat pendampingan belajar di rumah cukup menyita waktu. Terlebih para orang tua juga harus disibukkan dengan pekerjaan rumah dan mencari penghasilan.

 

Hal itu diungkapkan Mutia, 36, salah seorang wali murid SD di Kecamatan Bebandem. Mutia mengakui bahwa mendampingi anak menggarap tugas sekolah di rumah cukup menyita waktu. Sebelumnya ia sudah merasakan bagaimana sibuknya mendampingi anak belajar menyelesaikan tugas sekolah di tengah kesibukannya sebagai Ibu Rumah Tangga dan mencari penghasilan.

 

“Belum lagi saya ngurus rumah. Belum jualan di pasar. Karena rata-rata tugas sekolah cukup banyak dan ada waktunya menyetor tugas-tugas anak,” ucapnya.

 

Menurutnya, ada perbedaan ketika mendampingi anak belajar memahami pelajaran dan mengerjakan tugas-tugas sekolah yang cukup banyak. Terlebih dengan memiliki dua anak yang sama-sama sudah sekolah membuatnya kelimpungan. “Belum ngurusin rumah tangga, belum lagi mendampingi anak belajar daring. Banyak terbengkalai waktunya,” jelas dia.

 

Hal yang sama juga dirasakan Maria, 40. Ibu tiga anak ini mengaku pemberlakuan sekolah daring membuatnya waswas. Terutama untuk anaknya yang kini duduk di bangku SMP. Saat PTM ditiadakan sebelumnya, anaknya kerap kali main hingga lupa waktu.

 

“Saya khawatir yang dilakukan mengarah ke aktivitas negatif. Karena malas belajar dan tidak pernah menyetor tugas. Isinya keluyuran saja. Selain itu dua anak saya juga harus saya urus untuk mendampingi daring,” ucapnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/