29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 3:30 AM WIB

Batasi Pemedek, Banyu Pinaruh di Pura Tirta Empul Harus Jaga Jarak

GIANYAR – Tradisi Banyu Pinaruh atau membersihkan diri pada setelah Saraswati (5/7) digelar dengan protokol kesehatan. Seperti yang dilakukan umat di Pura Tirta Empul.

Pengelola pura dengan pancoran air tersebut membatasi kunjungan dengan 100 karti. Masyarakat juga dijaga oleh aparat gabungan.

Kasubbagdalops Bag Ops Polres Gianyar AKP Yuliana Lomi menyatakan, proses persembahyangan dan penglukatan saat Banyu Pinaruh berjalan aman dan lancar.

Pemedek atau umat mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan guna mencegah penyebaran Covid-19.

“Persembahyangan dan penglukatan di hari Purnama dan Banyupinaruh masyarakat mengikuti protokol kesehatan di Pura Tirta Empul Tampaksiring,” tegas AKP Yuliana.

Dia menyatakan, umat yang akan hadir di pura, mulai di pintu masuk utama telah dijaga oleh petugas.

Umat diberikan satu buah kartu berwarna. Kartu itu sebagai antrean dengan berjumlah 100 kartu. Karti disediakan oleh desa adat setempat.

Selain mengantre, umat juga wajib mengikuti protokol kesehatan, cuci tangan, cek suhu tubuh, dan jaga jarak.

“Pemedek yang masuk dibatasi hanya 100 orang saja sesuai kartu. Sembahyang di jeroan pura hanya 30 orang dan duduk sesuai tanda yang sudah diberikan. Sedangkan di tempat penglukatan hanya dilakukan oleh 20 orang,” jelasnya.

Selain membatasi dengan kartu, petugas juga tak henti-hentinya memberikan imbauan secara langsung kepada umat yang hadir.

“Selama di areal pura tetap diberikan imbauan agar mengedepankan protokol kesehatan,” jelas AKP Yuliana.

Sementara itu, Bendesa Adat Manukaya Let, Made Mawi Arnata menyatakan, Satgas Gotong Royong sudah berjaga sejak Hari Raya Saraswati pada Sabtu lalu (5/7).

Kemudian kembali berjaga saat Banyupinaruh Minggu kemarin. “Kami bersama 200 petugas dari unsur Polsek Tampaksiring, Pecalang dan satgas untuk mengawasi.

Penjagaan sesuai arahan Bapak Kapolres, mulai pintu masuk sampai meninggalkan areal pura,” jelas Made Mawi Arnata.

Disebutkan juga pemedek diberi nomor antrean dan dibatasi hanya 25 orang dalam 1 putaran. Sehingga tidak ada yang berdesakan saat mengantre.

Dijelaskannya, seluruh protokol kesehatan dipastikan diterapkan dalam pelaksanaan pengawasan ritual Banyupinaruh.

Dalam kegiatan Banyupinaruh baru bisa dimulai pukul 08.00 sampai pukul 20.00. “Lewat dari batas waktu itu, kami toleransi.

Namun yang terpenting, melukat tidak dibatasi hari, seperti saat Banyupinaruh, setiap hari adalah waktu yang baik untuk melukat,” pungkasnya.

GIANYAR – Tradisi Banyu Pinaruh atau membersihkan diri pada setelah Saraswati (5/7) digelar dengan protokol kesehatan. Seperti yang dilakukan umat di Pura Tirta Empul.

Pengelola pura dengan pancoran air tersebut membatasi kunjungan dengan 100 karti. Masyarakat juga dijaga oleh aparat gabungan.

Kasubbagdalops Bag Ops Polres Gianyar AKP Yuliana Lomi menyatakan, proses persembahyangan dan penglukatan saat Banyu Pinaruh berjalan aman dan lancar.

Pemedek atau umat mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan guna mencegah penyebaran Covid-19.

“Persembahyangan dan penglukatan di hari Purnama dan Banyupinaruh masyarakat mengikuti protokol kesehatan di Pura Tirta Empul Tampaksiring,” tegas AKP Yuliana.

Dia menyatakan, umat yang akan hadir di pura, mulai di pintu masuk utama telah dijaga oleh petugas.

Umat diberikan satu buah kartu berwarna. Kartu itu sebagai antrean dengan berjumlah 100 kartu. Karti disediakan oleh desa adat setempat.

Selain mengantre, umat juga wajib mengikuti protokol kesehatan, cuci tangan, cek suhu tubuh, dan jaga jarak.

“Pemedek yang masuk dibatasi hanya 100 orang saja sesuai kartu. Sembahyang di jeroan pura hanya 30 orang dan duduk sesuai tanda yang sudah diberikan. Sedangkan di tempat penglukatan hanya dilakukan oleh 20 orang,” jelasnya.

Selain membatasi dengan kartu, petugas juga tak henti-hentinya memberikan imbauan secara langsung kepada umat yang hadir.

“Selama di areal pura tetap diberikan imbauan agar mengedepankan protokol kesehatan,” jelas AKP Yuliana.

Sementara itu, Bendesa Adat Manukaya Let, Made Mawi Arnata menyatakan, Satgas Gotong Royong sudah berjaga sejak Hari Raya Saraswati pada Sabtu lalu (5/7).

Kemudian kembali berjaga saat Banyupinaruh Minggu kemarin. “Kami bersama 200 petugas dari unsur Polsek Tampaksiring, Pecalang dan satgas untuk mengawasi.

Penjagaan sesuai arahan Bapak Kapolres, mulai pintu masuk sampai meninggalkan areal pura,” jelas Made Mawi Arnata.

Disebutkan juga pemedek diberi nomor antrean dan dibatasi hanya 25 orang dalam 1 putaran. Sehingga tidak ada yang berdesakan saat mengantre.

Dijelaskannya, seluruh protokol kesehatan dipastikan diterapkan dalam pelaksanaan pengawasan ritual Banyupinaruh.

Dalam kegiatan Banyupinaruh baru bisa dimulai pukul 08.00 sampai pukul 20.00. “Lewat dari batas waktu itu, kami toleransi.

Namun yang terpenting, melukat tidak dibatasi hari, seperti saat Banyupinaruh, setiap hari adalah waktu yang baik untuk melukat,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/