SINGARAJA – Sedikitnya 300 orang pedagang di 6 pasar tradisional, menjalani rapid test massal. Pelaksanaan rapid test itu dilakukan untuk memastikan pasar tradisional di Buleleng terbebas dari Covid-19.
Terlebih di beberapa daerah lain, pasar telah menjadi sumber penularan Covid-19. Rapid test massal itu dilakukan di enam pasar tradisional, yang selama ini padat kunjungan.
Yakni Pasar Pancasari, Pasar Banjar, Pasar Sangsit, Pasar Bungkulan, Pasar Buleleng, dan Pasar Seririt. Terakhir rapid test dilakukan di Pasar Seririt pada Senin (6/7).
Total ada 300 orang yang menjalani rapid test di 6 pasar tradisional tersebut. Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19
Buleleng Gede Suyasa mengatakan, rapid test itu dilakukan untuk mencegah potensi munculnya klaster penularan di pasar tradisional.
Sesuai instruksi GTPP provinsi, pasar-pasar yang mulai menunjukkan gejala munculnya klaster, agar segera dilakukan rapid test massal.
“Di Buleleng sampai saat ini belum ada klaster pasar. Hanya Pasar Bondalem yang bulan Mei lalu dan itu sudah tuntas. Nah, kami sekarang melakukan rapid test agar kami
bisa nyatakan bahwa pasar kita aman dari covid. Kalau sudah aman, maka tugas kita berikutnya memastikan pasar itu tidak menjadi klaster penularan,” kata Suyasa.
Dari hasil uji rapid test itu, gugus tugas tak menemukan seorang pun pedagang yang dinyatakan reaktif.
Kalau toh ada reaktif, maka gugus tugas akan melakukan rapid test kembali dengan cakupan jumlah pedagang yang lebih luas. Bahkan bila perlu melakukan uji sampel swab.
“Ini juga akan jadi pertimbangan dalam jam operasional buka tutup usaha. Rencananya tanggal 9 nanti (Kamis, Red) akan ada kebijakan terbaru terkait jam operasional usaha di Buleleng,” imbuhnya.