RadarBali.com – Warga dusun Air Anakan, Desa Banyubiru, Negara kesulitan air bersih. Pasalnya, debit air di sumur mereka tercemar diduga akibat limbah pabrik kertas yang ada di dekat permukiman mereka.
Menurut warga, belasan sumur milik mereka itu sudah mulai tercemar sejak setahun belakangan ini. Debit air sumur mereka menurun dan airnya juga keruh dan berbau.
Warga menduga mengeringnya belasan sumur serta tercemarnya air sumur itu diduga akibat sumur bor serta limbah pabrik kertas tersebut.
Ironisnya, bantuan air bersih tersebut tidak setiap hari bisa dirasakan warga. Sehingga untuk keperluan air minum warga terpaksa membeli air minum dalam kemasan galon.
“Warna air sumur saya keruh seperti air zamzam. Kalau dipakai mandi sering gatal-gatal,” ujar Aisiyah, salah seorang warga yang sumurnya tercemar.
Menurutnya, beberapa waktu lalu warga sempat protes ke pabrik. Oleh pihak pabrik, mereka dibantu air bersih. Tetapi belakangan distribusi air bersih seret.
Hasan Maruf, warga lain yang sumurnya tercemar mengatakan, air sumurnya tak bisa lagi dimanfaatkan. Apalagi kalau musim hujan, air sumur mereka akan berwarna hitam.
“Saat ini sumur warga sudah tidak layak dipakai karena tercemar. Dari aroma airnya sudah beda, kalau musim hujan itu agak hitam,” ungkapnya.
Warga berharap pemilik pabrik kertas segera menyikapi keluhan dan permasalahan air bersih ini. Keluhan warga diamini Perbekel Banyubiru, Masturi.
Masturi mengaku akan segera memanggil pihak pabrik dan melakukan mediasi dengan warga terkait tercemarnya air sumur mereka.
Jika keluhan warga di sekitar pabrik kertas tersebut tidak ditanggapi, pihaknya akan memberikan sangsi tegas.
“Kami dari desa segera akan menanggapi keluhan warga terutama di sekitar pabrik kertas dengan melakukan pemanggilan dan peninjauan termasuk juga jika teguran. Jika tidak diindahkan, kami akan melakukan tindakan tegas,” ujarnya.