NEGARA – Gempa dan tsunami yang melanda Palu, Sigi, dan Donggala, Sulawesi Tengah, selain mengakibatkan kerusakan parah dan memakan banyak korban jiwa, juga menimbulkan trauma bagi warga yang selamat.
Agar tidak trauma berkepanjangan, mereka terpaksa meninggalkan Palu, Sigi, dan Donggala untuk mengungsi ke rumah keluarganya yang jauh.
Seperti yang dilakukan Heriyadi, 43, bersama keluarganya. Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Kehutanan Palu, kelahiran Desa Sumberklampok, Gerokgak, Buleleng, mengungsi sementara waktu ke Gilimanuk, ke rumah kerabatnya.
Di Palu, Heriyadi tinggal di Desa Petebo, Palu Selatan, Kota Palu. Mereka tiba di Gilimanuk, Jumat dini hari kemarin.
Hariyadi sendiri diketahui masih berkerabat dengan Kepala LIngkungan (Kaling) Asih, Dedi Rahmadi. Heriyadi memboyong istrinya Hartati Tanaiyo, 40, dan dua anaknya Jarwali, 10, dan Aufar,3.
Untuk sementara mereka mengungsi ke rumah Jirah Sujati di Lingkungan Asih, Gilimanuk. “Sementara saudara saya itu numpang dirumah keluarga, dia datang dengan naik pesawat dan tiba malam,” ujar Dedi Rahmadi.
Kedatangan satu keluarga pengungsi bencana di Palu itu telah dilaporkan ke kelurahan Gilimanuk.
“Pengungsi ini merupakan keluarga dari salah satu Kaling Asih dan sudah dilaporkan ke kami,” ujar Lurah Gilimanuk Gede Wariyana Prabawa.
Untuk sementara pengungsi itu baru sebatas didata dan pihaknya belum mengambil tindakan apapun dengan pertimbangan di Gilimanuk ada keluarganya yang menampung.
“Kami kembalikan kepada keinginan keluarganya. Namun keberadaanya kami terus pantau sehingga jika memerlukan bantuan bisa kami tindaklajuti,” ungkapnya.