AMLAPURA – Secara visual asap warna putih meluncur di atas kawah Gunung Agung kemarin (5/12) dengan ketinggian mencapai 1.500 meter.
Secara geokimia, asap tersebut terekam mengandung gas SO2 (sulfur dioksida) yang jumlahnya mencapai 1.300 ton per hari.
Sulfur dioksida adalah salah satu spesies dari gas-gas oksida sulfur (SOx). Gas ini sangat mudah terlarut dalam air, memiliki bau namun tidak berwarna.
Sebagaimana O3, pencemar sekunder yang terbentuk dari SO2, seperti partikel sulfat, dapat berpindah dan terdeposisi jauh
Meski sepanjang hari asap membubung tinggi ke angkasa, Gunung Agung terlihat tenang. Namun demikian, aktivitas magmatik Gunung Agung masih berlangsung.
“Jadi walaupun secara warna, warnanya putih sama seperti saat dulu berstatus waspada, siaga, awas dulu, tapi konten gasnya berbeda.
Jadi, konten gasnya sekarang sudah ada SO2-nya. Artinya, gas yang dihasilkan sudah ada komponen magmatiknya,” ujar
Kepala Sub Bidang Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur PVMBG Devy Kamil Syahbana saat ditemui di Pos Pengamatan Gunung Agung, Rendang, Karangasem, kemarin.
Sementara itu, berdasar deformasi, kecenderungan saat ini berfluktuasi. Pada tanggal 30 November – 3 Desember sempat mengalami deflasi.
Terjadinya deflasi ini dimungkinkan berkaitan dengan pertambahan beban lava yang berada di permukaan atau berkurangnya tekanan di dalam tubuh gunung agung.
“Itu bisa di antara kedua itu. Kalau dari kegempaan kami masih merekam adanya kegempaan vulkanik, maupun kegempaan low frekuensi,” ujarnya.