27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 6:36 AM WIB

OMG! Longsor Kepung Buleleng, Puluhan Keluarga di Bondalem Terisolir

SINGARAJA – Hujan lebat yang mengguyur wilayah Bali Utara pada Jumat (6/2) malam lalu, berujung pada bencana alam.

Hingga kemarin tercatat ada 4 titik longsor di seluruh penjuru Buleleng. Selain itu terjadi sumbatan sampah di Tukad Batupulu, hingga membuat air meluap ke pemukiman sekitar.

Titik longsor itu dilaporkan terjadi di Desa Sekumpul dan Desa Lemukih di Kecamatan Sawan, serta di Desa Tejakula dan Desa Bondalem di Kecamatan Tejakula.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Hanya saja material longsor menutupi akses jalan desa, sehingga membuat warga kesulitan melakukan aktivitas.

Di Kecamatan Sawan tercatat ada dua titik longsor. Longsor pertama terjadi di wilayah Banjar Dinas Lebah, Desa Sekumpul.

Senderan rumah milik Ketut Mantra, 75, roboh hingga menutupi jalan desa. Material senderan juga merusak tembok pagar rumah milik Kadek Sariada, 36, yang notabene tetangganya.

Mantra menuturkan, senderan itu baru selesai dibangun sekitar 4 bulan lalu. Saat hujan mengguyur kawasan Sekumpul pada Jumat malam lalu, senderan tiba-tiba ambruk.

Ia menyebut senderan ambruk sekitar pukul 19.30 malam. Saat hujan lebat disertai angin kencang mengguyur wilayah Sekumpul.

Tiba-tiba ia mendengar suara menggelegar. Tak lama kemudian terdengar suara gemuruh dari luar rumahnya. Ia pun segera keluar rumah dan mendapati senderan rumahnya roboh.

“Ini baru baru selesai dibangun 4 bulan lalu. Niatnya memang biar tidak longsor. Tapi sekarang malah kejadian,” ujar Nantra.

Tak main-main, panjang senderan yang roboh mencapai 27 meter dengan ketinggian hingga 20 meter. Sebagian material juga merusak rumah tetangganya, Kadek Sariada, 36.

Sementara di Desa Lemukih, longsor terjadi di Banjar Dinas Lemaya. Senderan milik Nengah Ariaman, 62, ambruk hingga menutup akses jalan desa.

Senderan itu disebut ambruk sekitar pukul 04.00 Sabtu (6/2) dini hari. Warga bahu membahu membersihkan material senderan. Sehingga jalan sudah bisa dilalui kendaraan roda dua.

Sedangkan di Desa Tejakula, musibah tanah longsor merusak rumah milik Juena, warga Banjar Dinas Antapura. Sebuah pelinggih dan tembok dapur jebol karena diterjang material longsor.

Selain itu longsor juga terjadi di Desa Bondalem. Tercatat ada dua titik longsor yang terjadi. Masing-masing di Banjar Dinas Suksuk dan Banjar Dinas Selombo.

Di Banjar Dinas Suksuk, senderan rumah milik Gede Ardana, jebol. Dampaknya sebuah sepeda motor milik Ardana juga ikut terseret material longsor.

Sementara di Banjar Dinas Selombo, senderan di areal lahan perkebunan warga roboh. Senderan merusak dua rumah warga, masing-masing Komang Dewantara Putratama, dan Gede Adi Swandana.

Material longsor menutup jalan desa. Sehingga menyebabkan puluhan warga kesulitan beraktivitas.

“Ya bisa dibilang terisolir. Ada sekitar 30 kepala keluarga di Selombo yang tidak dapat jalan, karena jalannya tertutup longsor. Itu di sekitar wilayah Sangbuda. Karena itu satu-satunya akses jalan,” kata Sekdes Bondalem Gde Arsa.

SINGARAJA – Hujan lebat yang mengguyur wilayah Bali Utara pada Jumat (6/2) malam lalu, berujung pada bencana alam.

Hingga kemarin tercatat ada 4 titik longsor di seluruh penjuru Buleleng. Selain itu terjadi sumbatan sampah di Tukad Batupulu, hingga membuat air meluap ke pemukiman sekitar.

Titik longsor itu dilaporkan terjadi di Desa Sekumpul dan Desa Lemukih di Kecamatan Sawan, serta di Desa Tejakula dan Desa Bondalem di Kecamatan Tejakula.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Hanya saja material longsor menutupi akses jalan desa, sehingga membuat warga kesulitan melakukan aktivitas.

Di Kecamatan Sawan tercatat ada dua titik longsor. Longsor pertama terjadi di wilayah Banjar Dinas Lebah, Desa Sekumpul.

Senderan rumah milik Ketut Mantra, 75, roboh hingga menutupi jalan desa. Material senderan juga merusak tembok pagar rumah milik Kadek Sariada, 36, yang notabene tetangganya.

Mantra menuturkan, senderan itu baru selesai dibangun sekitar 4 bulan lalu. Saat hujan mengguyur kawasan Sekumpul pada Jumat malam lalu, senderan tiba-tiba ambruk.

Ia menyebut senderan ambruk sekitar pukul 19.30 malam. Saat hujan lebat disertai angin kencang mengguyur wilayah Sekumpul.

Tiba-tiba ia mendengar suara menggelegar. Tak lama kemudian terdengar suara gemuruh dari luar rumahnya. Ia pun segera keluar rumah dan mendapati senderan rumahnya roboh.

“Ini baru baru selesai dibangun 4 bulan lalu. Niatnya memang biar tidak longsor. Tapi sekarang malah kejadian,” ujar Nantra.

Tak main-main, panjang senderan yang roboh mencapai 27 meter dengan ketinggian hingga 20 meter. Sebagian material juga merusak rumah tetangganya, Kadek Sariada, 36.

Sementara di Desa Lemukih, longsor terjadi di Banjar Dinas Lemaya. Senderan milik Nengah Ariaman, 62, ambruk hingga menutup akses jalan desa.

Senderan itu disebut ambruk sekitar pukul 04.00 Sabtu (6/2) dini hari. Warga bahu membahu membersihkan material senderan. Sehingga jalan sudah bisa dilalui kendaraan roda dua.

Sedangkan di Desa Tejakula, musibah tanah longsor merusak rumah milik Juena, warga Banjar Dinas Antapura. Sebuah pelinggih dan tembok dapur jebol karena diterjang material longsor.

Selain itu longsor juga terjadi di Desa Bondalem. Tercatat ada dua titik longsor yang terjadi. Masing-masing di Banjar Dinas Suksuk dan Banjar Dinas Selombo.

Di Banjar Dinas Suksuk, senderan rumah milik Gede Ardana, jebol. Dampaknya sebuah sepeda motor milik Ardana juga ikut terseret material longsor.

Sementara di Banjar Dinas Selombo, senderan di areal lahan perkebunan warga roboh. Senderan merusak dua rumah warga, masing-masing Komang Dewantara Putratama, dan Gede Adi Swandana.

Material longsor menutup jalan desa. Sehingga menyebabkan puluhan warga kesulitan beraktivitas.

“Ya bisa dibilang terisolir. Ada sekitar 30 kepala keluarga di Selombo yang tidak dapat jalan, karena jalannya tertutup longsor. Itu di sekitar wilayah Sangbuda. Karena itu satu-satunya akses jalan,” kata Sekdes Bondalem Gde Arsa.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/