33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:36 PM WIB

Penggemar Bonsai Unjuk Gigi, Koleksi Tertua Bisa Dihargai Rp 400 Juta

SINGARAJA – Para penggemar bonsai di Kabupaten Buleleng, tengah unjuk koleksi. Mereka menghadirkan koleksi-koleksinya,

dalam ajang Kontes Bonsai Nasional, yang diselenggarakan di Gedung Kesenian Gde Manik hingga Jumat (13/3) pekan depan.

Total ada 350 buah pohon bonsai yang ditampilkan dalam kontes tersebut. Sebagian besar berasal dari Buleleng.

Ada yang berasal dari daerah-daerah di Bali, bahkan ada pula yang berasal dari luar Bali. Seperti dari Surabaya, Pulau Madura, hingga Jogjakarta.

Tercatat ada empat kelas perlombaan yang digelar dalam kontes tersebut. Masing-masing kelas utama, madya, regional, dan prospek.

Bonsai-bonsai dengan kualitas super, mengikuti lomba pada kelas utama. Bonsai yang dilombakan pada kelas ini, paling tidak telah berusia antara 30-50 tahun di dalam pot.

“Kalau kelas utama, bonsainya itu sudah mapan. Tanpa kawat lagi. Kondisi tuanya juga sudah jelas. Harganya juga lumayan.

Itu berkisar antara Rp 300 juta sampai Rp 400 juta. Malah bisa lebih mahal lagi,” kata Made Suweca, Ketua Panitia Kontes Bonsai.

Sementara itu salah seorang peserta kontes, Made Sukapta mengaku dirinya telah mengoleksi bonsai sejak 20 tahun lalu.

Menurutnya, ada kepuasan dan kenikmatan tersendiri saat memelihara bonsai. Apalagi bila berhasil mendapat bahan secara langsung, lalu memeliharannya hingga tua.

Pada kontes tersebut, pria yang akrab disapa Bimbo itu mengaku mengirimkan bonsai yang baru berusia 12 tahun.

“Itu hasil saya berburu 12 tahun lalu. Kalau di kontes ini kan sudah bagus-bagus. Punya saya hanya penggembira saja,” katanya.

Asal tahu saja, tercatat ada 90 jenis pohon yang dapat diolah menjadi bonsai. Sebanyak 35 jenis di antaranya disebut terdapat di Buleleng.

SINGARAJA – Para penggemar bonsai di Kabupaten Buleleng, tengah unjuk koleksi. Mereka menghadirkan koleksi-koleksinya,

dalam ajang Kontes Bonsai Nasional, yang diselenggarakan di Gedung Kesenian Gde Manik hingga Jumat (13/3) pekan depan.

Total ada 350 buah pohon bonsai yang ditampilkan dalam kontes tersebut. Sebagian besar berasal dari Buleleng.

Ada yang berasal dari daerah-daerah di Bali, bahkan ada pula yang berasal dari luar Bali. Seperti dari Surabaya, Pulau Madura, hingga Jogjakarta.

Tercatat ada empat kelas perlombaan yang digelar dalam kontes tersebut. Masing-masing kelas utama, madya, regional, dan prospek.

Bonsai-bonsai dengan kualitas super, mengikuti lomba pada kelas utama. Bonsai yang dilombakan pada kelas ini, paling tidak telah berusia antara 30-50 tahun di dalam pot.

“Kalau kelas utama, bonsainya itu sudah mapan. Tanpa kawat lagi. Kondisi tuanya juga sudah jelas. Harganya juga lumayan.

Itu berkisar antara Rp 300 juta sampai Rp 400 juta. Malah bisa lebih mahal lagi,” kata Made Suweca, Ketua Panitia Kontes Bonsai.

Sementara itu salah seorang peserta kontes, Made Sukapta mengaku dirinya telah mengoleksi bonsai sejak 20 tahun lalu.

Menurutnya, ada kepuasan dan kenikmatan tersendiri saat memelihara bonsai. Apalagi bila berhasil mendapat bahan secara langsung, lalu memeliharannya hingga tua.

Pada kontes tersebut, pria yang akrab disapa Bimbo itu mengaku mengirimkan bonsai yang baru berusia 12 tahun.

“Itu hasil saya berburu 12 tahun lalu. Kalau di kontes ini kan sudah bagus-bagus. Punya saya hanya penggembira saja,” katanya.

Asal tahu saja, tercatat ada 90 jenis pohon yang dapat diolah menjadi bonsai. Sebanyak 35 jenis di antaranya disebut terdapat di Buleleng.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/