28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 6:32 AM WIB

Langka, Bunga Bangkai Cebol Bertumbuhan di Sambangan Buleleng

SUKASADA – Sejumlah bunga bangkai cebol, atau yang lebih dikenal dengan sebutan suweg (Amorphopallus paeoniifolius) tumbuh di Banjar Dinas Sambangan, Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada.

Jumlahnya pun cukup banyak. Sejak ditemukan, sejumlah bunga kini sudah hilang. Tanaman-tanaman itu ditemukan di kawasan tebing. Semula warga setempat tak terlalu peduli dengan tanaman itu.

Lama kelamaan, tanaman yang ditemukan justru semakin banyak. Tanaman tersebut pertama kali ditemukan sekitar sepekan lalu.

“Awalnya sih kami nggak rungu. Pas jalan-jalan ke bawah (ke sungai, Red) ketemu satu. Tiga hari lalu (Selasa, Red) ketemu lagi di tempat lain. Kalau ditotal, jumlahnya ada delapan buah,” kata Ketut Eri Trisna Yuda, warga setempat.

Kemarin, sejumlah warga kembali melakukan pencarian terhadap tanaman itu. Ternyata tanaman-tanaman yang ditemukan belum lama ini sudah hilang.

Bagian bunga, dibiarkan tergeletak begitu saja. Sementara bagian umbi tak ditemukan. Hanya ada tiga bunga saja yang tersisa.

Lantaran banyak yang hilang, bunga-bunga yang tersisa, kemudian dibawa ke sebuah lahan kosong milik warga setempat. Bunga itu ditanam kembali, dan diberi pelindung kayu.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta yang dikonfirmasi terpisah menyebut, tanaman itu masih berkerabat dengan bunga bangkai.

Di Buleleng, bunga itu memang memiliki potensi untuk tumbuh. “Sekarang populasinya sudah tidak banyak. Mungkin hanya di daerah-daerah tinggi saja munculnya. Biasanya memang bulan-bulan ini muncul,” kata Sumiarta.

Meski disebut bunga bangkai, Sumiarta menyebut beberapa bagian umbinya dapat dikonsumsi. Umbi bunga dapat diolah menjadi pangan pengganti beras.

SUKASADA – Sejumlah bunga bangkai cebol, atau yang lebih dikenal dengan sebutan suweg (Amorphopallus paeoniifolius) tumbuh di Banjar Dinas Sambangan, Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada.

Jumlahnya pun cukup banyak. Sejak ditemukan, sejumlah bunga kini sudah hilang. Tanaman-tanaman itu ditemukan di kawasan tebing. Semula warga setempat tak terlalu peduli dengan tanaman itu.

Lama kelamaan, tanaman yang ditemukan justru semakin banyak. Tanaman tersebut pertama kali ditemukan sekitar sepekan lalu.

“Awalnya sih kami nggak rungu. Pas jalan-jalan ke bawah (ke sungai, Red) ketemu satu. Tiga hari lalu (Selasa, Red) ketemu lagi di tempat lain. Kalau ditotal, jumlahnya ada delapan buah,” kata Ketut Eri Trisna Yuda, warga setempat.

Kemarin, sejumlah warga kembali melakukan pencarian terhadap tanaman itu. Ternyata tanaman-tanaman yang ditemukan belum lama ini sudah hilang.

Bagian bunga, dibiarkan tergeletak begitu saja. Sementara bagian umbi tak ditemukan. Hanya ada tiga bunga saja yang tersisa.

Lantaran banyak yang hilang, bunga-bunga yang tersisa, kemudian dibawa ke sebuah lahan kosong milik warga setempat. Bunga itu ditanam kembali, dan diberi pelindung kayu.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta yang dikonfirmasi terpisah menyebut, tanaman itu masih berkerabat dengan bunga bangkai.

Di Buleleng, bunga itu memang memiliki potensi untuk tumbuh. “Sekarang populasinya sudah tidak banyak. Mungkin hanya di daerah-daerah tinggi saja munculnya. Biasanya memang bulan-bulan ini muncul,” kata Sumiarta.

Meski disebut bunga bangkai, Sumiarta menyebut beberapa bagian umbinya dapat dikonsumsi. Umbi bunga dapat diolah menjadi pangan pengganti beras.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/