25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:51 AM WIB

Awas! Anjing Rabies Berkeliaran di Gianyar, Ini Buktinya…

GIANYAR – Kasus gigitan anjing rabies kembali terjadi. Kasus kedua pada Januari 2018 ini menggigit seorang warga di Banjar Sangging, Lingkungan Candi Baru, Kelurahan Gianyar, Jumat lalu (5/1).

Setelah menggigit korban, warga langsung melapor ke Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar yang membidangi soal rabies.

Dari hasil pengamatan, usai menggigit korban, ternyata anjing tersebut tidak mau makan lalu mati.

Kepala Dinas Pertanian I Made Raka mengakui rabies di Gianyar belum bisa zero kasus seperti Denpasar dan Klungkung.

“Ini kembali ke lingkungan masyarakat. Contoh, anjing yang di Buruan itu (kasus pertama di 2018, red), sudah diminta vaksin, tapi rumah kosong. Saat petugas datang, rumah tertutup,” ujar Made Raka, kemarin (7/1).

Padahal, menurut Raka, apabila pemilik anjing punya inisiatif, bisa dibawa langsung ke kantor Dinas Pertanian untuk minta vaksin.

Dia juga menyayangkan perilaku masyarakat yang belum menerapkan imbauan pemerintah. “Kalau sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur, red) yang sering kami bicarakan,

pertama kalau ada gigitan, mencari VAR (Vaksin Anti Rabies, red). Untuk anjingnya diikat. Tapi anjing masih banyak berkeliaran,” jelasnya.

Tidak itu saja, perpindahan anjing dari satu daerah ke daerah lain juga dilarang sesuai edaran pemerintah provinsi Bali.

“Kalau masyarakat tidak sadar itu, sulit. Petugas kami sudah sosialisasi, bahkan kemarin (Sabtu, red) begadang sampai jam 1 mengurus perpindahan anjing di Lingkungan Candi Baru,” ungkapnya. 

GIANYAR – Kasus gigitan anjing rabies kembali terjadi. Kasus kedua pada Januari 2018 ini menggigit seorang warga di Banjar Sangging, Lingkungan Candi Baru, Kelurahan Gianyar, Jumat lalu (5/1).

Setelah menggigit korban, warga langsung melapor ke Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar yang membidangi soal rabies.

Dari hasil pengamatan, usai menggigit korban, ternyata anjing tersebut tidak mau makan lalu mati.

Kepala Dinas Pertanian I Made Raka mengakui rabies di Gianyar belum bisa zero kasus seperti Denpasar dan Klungkung.

“Ini kembali ke lingkungan masyarakat. Contoh, anjing yang di Buruan itu (kasus pertama di 2018, red), sudah diminta vaksin, tapi rumah kosong. Saat petugas datang, rumah tertutup,” ujar Made Raka, kemarin (7/1).

Padahal, menurut Raka, apabila pemilik anjing punya inisiatif, bisa dibawa langsung ke kantor Dinas Pertanian untuk minta vaksin.

Dia juga menyayangkan perilaku masyarakat yang belum menerapkan imbauan pemerintah. “Kalau sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur, red) yang sering kami bicarakan,

pertama kalau ada gigitan, mencari VAR (Vaksin Anti Rabies, red). Untuk anjingnya diikat. Tapi anjing masih banyak berkeliaran,” jelasnya.

Tidak itu saja, perpindahan anjing dari satu daerah ke daerah lain juga dilarang sesuai edaran pemerintah provinsi Bali.

“Kalau masyarakat tidak sadar itu, sulit. Petugas kami sudah sosialisasi, bahkan kemarin (Sabtu, red) begadang sampai jam 1 mengurus perpindahan anjing di Lingkungan Candi Baru,” ungkapnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/