BUSUNGBIU – Jebolnya dinding penahan di kolam olak spillway alias saluran pembuangan Bendungan Titab-Ularan diduga karena saluran drainase mampet.
Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida masih menunggu hasil pemeriksaan dari Komisi Keselamatan Bendungan. BWS juga mengklaim bendungan masih dalam kondisi aman.
Kepala BWS Bali-Penida Ketut Jayada mengatakan, jebolnya dinding saluran pembuangan, disebabkan tekanan air dari bawah tanah.
Jayada mengklaim di dekat dinding yang jebol itu, terdapat sumber mata air dengan debit 30 liter per detik. Sebelum pembangunan, BWS mengaku sudah mengetahui keberadaan sumber air itu, sehingga dalam proses pembangunan dibuatkan saluran drainase.
Ia menduga, saluran drainase mengalami gangguan, sehingga air tidak tersalurkan. Dampaknya, tekanan air memicu jebolnya dinding penahan. Alhasil tembok penahan saluran pembuangan jebol saat cuaca terang benderang.
“Waktu pembuatan kami sudah siapkan saluran drainasenya. Penyebabnya karena air tidak tersalurkan. Kami sudah berusaha keluarkan, mungkin ada fungsinya yang tidak maksimal sehingga air tanah naik,” kata Jayada.
Meski ada bangunan yang jebol, Kepala BWS Bali-Penida Ketut Jayada menjamin bendungan dalam kondisi aman. Bagian yang jebol itu, disebut bagian terpisah dari tubuh bendungan.
Seperti diberitakan sebelumnya, dinding penahan saluran pembuangan Bendungan Titab-Ularan, mendadak jebol sekitar pukul 14.30, Selasa (6/2) siang.
warga khawatir dinding yang jebol, akan berdampak pada tubuh bendungan. Apalagi bagian yang jebol cukup besar. Tinggi dinding beton yang jebol mencapai 14 meter dengan panjang 33,5 meter.