BANJAR JAWA – Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, Gede Suyasa, melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah kantin sekolah dasar yang ada di Kota Singaraja.
Inspeksi mendadak itu sengaja dilakukan untuk mengantisipasi kasus keracunan massal yang sempat terjadi di Kabupaten Buleleng.
Asal tahu saja, sepanjang 2017 lalu terjadi tiga kali kasus keracunan makanan yang menimpa anak sekolah.
Kasus pertama adalah keracunan massal di TK Negeri Joanyar pada Maret 2017, kemudian keracunan massal di TK Negeri Pembina Seririt pada Juni 2017, dan terakhir keracunan massal di SDN 5 Panji yang terjadi pada Oktober 2017.
Khusus di tingkat TK, keracunan massal diduga bersumber dari nasi bungkus yang dibagikan, saat perayaan ulang tahun salah seorang siswa setempat.
Sementara keracunan massal di SDN 5 Panji diduga dipicu makanan yang dijual di kantin. Tak ingin kasus keracunan berulang, Disdikpora mulai memperketat soal makanan yang layak dikonsumsi siswa.
Disdikpora Buleleng bahkan telah menerbitkan Surat Edaran pada seluruh Pimpinan Lembaga PAUD, Kepala TK, Kepala SD, hingga Kepala SMP, untuk mengantisipasi keracunan massal pada siswa.
Apabila terjadi kasus serupa, Disdikpora tak segan-segan menjatuhkan sanksi karena guru dan kepala sekolah dianggap abai memperhatikan kondisi siswa di sekolah.
Saat melakukan sidak ke SDN 3 Banjar Jawa, Kadisdikpora Buleleng Gede Suyasa sempat menyaksikan proses memasak dan menanyakan asal usul makanan yang dijual.
Suyasa sengaja menanyakan hal itu, lantaran kantin sekolah menjual makanan yang didalamnya terdapat mie telur dan bihun.
Dari pengalaman sebelumnya, kedua makanan itu menjadi penyebab keracunan karena sudah basi saat dikonsumsi.
“Saya ingatkan agar kantin sekolah itu benar-benar menjaga kelayakan, kebersihan, dan kesehatan makanan yang dijual.
Terutama yang berkaitan dengan mie atau bihun. Kalau sudah dimasak lebih dari empat jam, tidak usah dijual lagi,” kata Suyasa.
Lebih lanjut Suyasa mengatakan, saat ini Disdikpora Buleleng telah memberikan bantuan penataan bangunan kantin.
Bangunan yang lebih layak diharapkan bisa menjadikan kantin lebih bersih dan sehat. Sehingga kasus keracunan massal yang menimpa siswa, tak lagi terjadi.