25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:16 AM WIB

Ternyata Hoax Jadi Alasan PHDI Serukan Internet Mati saat Nyepi

GIANYAR – Hoax alias berita bohong di media sosial menjadi salah satu alasan utama Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali mengusulkan mematikan internet saat perayaan hari suci Nyepi pada 17 Maret mendatang.

Disamping itu, Nyepi yang masuk masa kampanye diharapkan steril dari hajatan politik.  Ketua PHDI Bali, Prof I Gusti Ngurah Sudiana mengatakan, seruan internet off saat Nyepi ini berlatar belakang pengalaman dari tahun ke tahun.

Setiap Nyepi selalu timbul hal-hal yang seharusnya tidak ada di media sosial. “Cukup banyak berita hoax beredar di medsos saat Nyepi,” ujar Sudiana.

Guru besar di kampus Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar itu mengaku hoax ini sangat sulit dibendung. Tidak cukup menjawab hoax tersebut sekali.

“Yang jadi masalah adalah berat sekali melakukan klarifikasi,” keluhnya.  Agar masalah hoax tidak terulang dan memperkeruh suasana selama perayaan, maka PHDI Bali mengimbau kepada pihak terkait untuk mematikan jaringan internet.

“Maka supaya tidak terjadi penyalahgunaan medsos saat Nyepi, kita imbau agar di matikan,” jelasnya.

Diakui, seruan mematikan internet ini belum fix. Itu karena menuai pro kontra di tengah masyarakat.

“Seruan bersama ini, nanti diusulkan ke DPRD Bali Komisi I. Akan diundang semuanya, akan dibicarakan apa saja yang bisa di off-kan dan mana yang bisa tetap on,” jelasnya.

Menurutnya, seruan internet off saat Nyepi ini merupakan buah karya dari seluruh tokoh Agama di Bali. “Jadi bukan saja PHDI. Seruan ini dibahas bersama dengan berbagai pertimbangan,” jelasnya.

Munculnya seruan internet off dikeluarkan oleh majelis agama dan keagamaan Provinsi Bali. Salah satu poin menyebut penyedia jasa seluler

diharapkan untuk mematikan data seluler (internet) pada Sabtu 17 Maret 2018 pukul 06.00 hingga Minggu 18 Maret pukul 06.00.

Seruan bersama ini dikeluarkan setelah mengadakan rapat bersama antara Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama RI Provinsi Bali bersama Pemerintah Provinsi Bali,

Polda Bali, Korem 163/Wirasatya, MUDP Bali, FKUB Provinsi Bali, Majelis-majelis Agama dan Keagamaan pada 15 Februari 2018 lalu di Hotel Grand Santhi Denpasar.

Seruan itu ditandatangani oleh Ketua PHDI Provinsi Bali Prof Dr IGN Sudiana MSi, Bendesa Agung MUDP Bali Jro Gede Putu Suwena Putus Upadesa,

Ketua FKUB Bali Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet, Ketua Umum MUI Bali H M Taufik Asadi SAg, Ketua Umum MPAG Provinsi Bali Bishop I Nengah Suama MTh,

Ketua Umum Walubi Provinsi Bali Pdt Eka Wiradarma, MATAKIN Provinsi Bali Adinata SE, Keuskupan Denpasar Romo Yosef Wora SVD.

GIANYAR – Hoax alias berita bohong di media sosial menjadi salah satu alasan utama Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali mengusulkan mematikan internet saat perayaan hari suci Nyepi pada 17 Maret mendatang.

Disamping itu, Nyepi yang masuk masa kampanye diharapkan steril dari hajatan politik.  Ketua PHDI Bali, Prof I Gusti Ngurah Sudiana mengatakan, seruan internet off saat Nyepi ini berlatar belakang pengalaman dari tahun ke tahun.

Setiap Nyepi selalu timbul hal-hal yang seharusnya tidak ada di media sosial. “Cukup banyak berita hoax beredar di medsos saat Nyepi,” ujar Sudiana.

Guru besar di kampus Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar itu mengaku hoax ini sangat sulit dibendung. Tidak cukup menjawab hoax tersebut sekali.

“Yang jadi masalah adalah berat sekali melakukan klarifikasi,” keluhnya.  Agar masalah hoax tidak terulang dan memperkeruh suasana selama perayaan, maka PHDI Bali mengimbau kepada pihak terkait untuk mematikan jaringan internet.

“Maka supaya tidak terjadi penyalahgunaan medsos saat Nyepi, kita imbau agar di matikan,” jelasnya.

Diakui, seruan mematikan internet ini belum fix. Itu karena menuai pro kontra di tengah masyarakat.

“Seruan bersama ini, nanti diusulkan ke DPRD Bali Komisi I. Akan diundang semuanya, akan dibicarakan apa saja yang bisa di off-kan dan mana yang bisa tetap on,” jelasnya.

Menurutnya, seruan internet off saat Nyepi ini merupakan buah karya dari seluruh tokoh Agama di Bali. “Jadi bukan saja PHDI. Seruan ini dibahas bersama dengan berbagai pertimbangan,” jelasnya.

Munculnya seruan internet off dikeluarkan oleh majelis agama dan keagamaan Provinsi Bali. Salah satu poin menyebut penyedia jasa seluler

diharapkan untuk mematikan data seluler (internet) pada Sabtu 17 Maret 2018 pukul 06.00 hingga Minggu 18 Maret pukul 06.00.

Seruan bersama ini dikeluarkan setelah mengadakan rapat bersama antara Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama RI Provinsi Bali bersama Pemerintah Provinsi Bali,

Polda Bali, Korem 163/Wirasatya, MUDP Bali, FKUB Provinsi Bali, Majelis-majelis Agama dan Keagamaan pada 15 Februari 2018 lalu di Hotel Grand Santhi Denpasar.

Seruan itu ditandatangani oleh Ketua PHDI Provinsi Bali Prof Dr IGN Sudiana MSi, Bendesa Agung MUDP Bali Jro Gede Putu Suwena Putus Upadesa,

Ketua FKUB Bali Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet, Ketua Umum MUI Bali H M Taufik Asadi SAg, Ketua Umum MPAG Provinsi Bali Bishop I Nengah Suama MTh,

Ketua Umum Walubi Provinsi Bali Pdt Eka Wiradarma, MATAKIN Provinsi Bali Adinata SE, Keuskupan Denpasar Romo Yosef Wora SVD.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/