AMLAPURA—Usai diguyur hujan lebat, Gunung Agung di Karangasem, Bali, Sabtu (9/3) sekitar pukul 00.47 dini hari kembali mengalami erupsi.
Sesuai data Pusat Vulkanologi dan Mintigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan hasil rekaman seismograf, erupsi gunung tertinggi di Bali ini terjadi pada amplitude maksimum 21 mm dan durasi 3 menit 50 detik.
Namun begitu, meski terjadi erupsi, ketinggian kolom abu tidak teramati karena Gunung tertutup kabut.
Sementara Ketua Pasebaya Agung I Gede Pawana mengakui tidak ada kepanikan saat erupsi gunung agung. Ini karena masyarakat sudah diberikan edukasi secara terus menerus mengenai kondisi Gunung Agung.
“Kalau kepanikan tidak terjadi, warga sudah terbiasa dengan kondisi Gunung Agung,” ujar pria yang juga Perbekel Duda Timur, Selat, Karangasem tersebut.
Sementara itu, dengan terjadinya erupsi untuk kali kesekian, PVMBG tetap mengeluarkan rekomendasi agar warga masyarakat menjauhi puncak gunung agung.
Adapun zona bahaya sesuai himbauan PVMBG yakni 4 km. Dari zona itu, warga dilarang melakukan aktifitas apapun di zona bahaya.
Selain dilarang untuk melakukan aktivitas pendakian, warga yang bermukin di dekat sungai yang berhulu di Gunung Agung juga diminta waspada dan menjauh dari sungai untuk mengantisipasi terjadinya banjir lahar dingin yang bisa datang tiba-tiba dari puncak Gunung Agung.