27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 9:17 AM WIB

Blank Spot Sinyal Internet, Tiga SMP di Busungbiu Tak Bisa Gelar UNBK

SINGARAJA – Masalah blank spot area internet di Kabupaten Buleleng, berdampak pada proses pendidikan. Terutama untuk ujian nasional.

Sebanyak tiga SMP yang ada di Kecamatan Busungbiu tak bisa menyelenggarakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tahun ini, gara-gara wilayahnya tak terjangkau sinyal internet.

Seperti yang terjadi di SMPN 2 Busungbiu. Sekolah yang terletak di Desa Tista, Kecamatan Busungbiu ini berada di tepi Jalan Raya Pupuan-Pekutatan.

Di depan sekolah pun terdapat dua menara seluler. Namun anehnya tidak ada provider internet yang mampu menyediakan koneksi dengan cepat dan stabil.

Kepala SMPN 2 Busungbiu Made Kariadi mengatakan, pihak sekolah sebenarnya sangat ingin menyelenggarakan UNBK.

Beberapa waktu lalu tim dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora), sempat melakukan penjajagan ke sekolah. Penjajagan itu dilakukan untuk menyiapkan fasilitas komputer di sekolah.

Tadinya SMPN 2 Busungbiu diproyeksikan mendapat bantuan komputer untuk kebutuhan dua kelas.

“Dari sisi ruangan kami siap, menambah daya listrik kami siap, tapi masalahnya di sinyal. Padahal sinyal itu kunci utama. Kami sudah jajagi ke beberapa pihak, tapi tidak ada yang stabil. Kami ya tidak bisa apa-apa,” kata Kariadi.

Siswa pun disebut sudah sangat siap mengikuti ujian berbasis komputer. Sayangnya fasilitas tidak siap.

Alhasil 130 orang siswa yang duduk di kelas IX, terpaksa mengikuti ujian nasional berbasis kertas dan pensil (UNKP), saat ujian pada 22 April mendatang.

“Kami masih menunggu program Bali Smart Island dari pak gubernur. Kabarnya tahun ini masuk. Mudah-mudahan bisa segera masuk. Kalau program itu sudah masuk ke sekolah kami, jalan sudah UNBK itu,” imbuhnya.

Sementara itu Sekretaris Disdikpora Buleleng I Made Astika mengatakan, permasalahan yang dihadapi bukan hanya soal koneksi internet.

Namun, juga kesiapan sarana dan prasaran untuk menggelar UNBK. Ia tak menampik gara-gara koneksi internet yang belum siap, akhirnya fasilitas komputer bagi SMPN 2 Busungbiu ditangguhkan untuk sementara waktu.

“Memang situasinya yang belum bisa menyelenggarakan UNBK. Bukan cuma komputer saja, tapi koneksi internet juga. Kalau sinyal ada, ruangan untuk komputer ada,

pasti kami bantu pengadaan komputer di sana. Kami juga masih berkoordinasi dengan Dinas Kominfo, supaya masalah koneksi di sana bisa dipecahkan juga,” kata Astika.

Bahkan kondisi itu disebut bukan hanya terjadi di SMPN 2 Busungbiu saja. Namun seluruh SMP yang terletak di wilayah Busungbiu atas, juga mengalami masalah serupa.

Sebut saja SMPN 3 Busungbiu di Desa Sepang dan SMPN 5 Busungbiu di Desa Pucaksari. Sekolah-sekolah itu juga tahun ini belum bisa menyelenggarakan UNBK. 

SINGARAJA – Masalah blank spot area internet di Kabupaten Buleleng, berdampak pada proses pendidikan. Terutama untuk ujian nasional.

Sebanyak tiga SMP yang ada di Kecamatan Busungbiu tak bisa menyelenggarakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tahun ini, gara-gara wilayahnya tak terjangkau sinyal internet.

Seperti yang terjadi di SMPN 2 Busungbiu. Sekolah yang terletak di Desa Tista, Kecamatan Busungbiu ini berada di tepi Jalan Raya Pupuan-Pekutatan.

Di depan sekolah pun terdapat dua menara seluler. Namun anehnya tidak ada provider internet yang mampu menyediakan koneksi dengan cepat dan stabil.

Kepala SMPN 2 Busungbiu Made Kariadi mengatakan, pihak sekolah sebenarnya sangat ingin menyelenggarakan UNBK.

Beberapa waktu lalu tim dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora), sempat melakukan penjajagan ke sekolah. Penjajagan itu dilakukan untuk menyiapkan fasilitas komputer di sekolah.

Tadinya SMPN 2 Busungbiu diproyeksikan mendapat bantuan komputer untuk kebutuhan dua kelas.

“Dari sisi ruangan kami siap, menambah daya listrik kami siap, tapi masalahnya di sinyal. Padahal sinyal itu kunci utama. Kami sudah jajagi ke beberapa pihak, tapi tidak ada yang stabil. Kami ya tidak bisa apa-apa,” kata Kariadi.

Siswa pun disebut sudah sangat siap mengikuti ujian berbasis komputer. Sayangnya fasilitas tidak siap.

Alhasil 130 orang siswa yang duduk di kelas IX, terpaksa mengikuti ujian nasional berbasis kertas dan pensil (UNKP), saat ujian pada 22 April mendatang.

“Kami masih menunggu program Bali Smart Island dari pak gubernur. Kabarnya tahun ini masuk. Mudah-mudahan bisa segera masuk. Kalau program itu sudah masuk ke sekolah kami, jalan sudah UNBK itu,” imbuhnya.

Sementara itu Sekretaris Disdikpora Buleleng I Made Astika mengatakan, permasalahan yang dihadapi bukan hanya soal koneksi internet.

Namun, juga kesiapan sarana dan prasaran untuk menggelar UNBK. Ia tak menampik gara-gara koneksi internet yang belum siap, akhirnya fasilitas komputer bagi SMPN 2 Busungbiu ditangguhkan untuk sementara waktu.

“Memang situasinya yang belum bisa menyelenggarakan UNBK. Bukan cuma komputer saja, tapi koneksi internet juga. Kalau sinyal ada, ruangan untuk komputer ada,

pasti kami bantu pengadaan komputer di sana. Kami juga masih berkoordinasi dengan Dinas Kominfo, supaya masalah koneksi di sana bisa dipecahkan juga,” kata Astika.

Bahkan kondisi itu disebut bukan hanya terjadi di SMPN 2 Busungbiu saja. Namun seluruh SMP yang terletak di wilayah Busungbiu atas, juga mengalami masalah serupa.

Sebut saja SMPN 3 Busungbiu di Desa Sepang dan SMPN 5 Busungbiu di Desa Pucaksari. Sekolah-sekolah itu juga tahun ini belum bisa menyelenggarakan UNBK. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/