SEMARAPURA – Museum Semarajaya yang berdiri di pusat Kota Semarapura menyimpan banyak benda-benda bersejarah. Meski pengelolaannya dilakukan oleh Pemkab Klungkung, museum tersebut masih jauh dari kriteria standar sembuh museum. Terutamanya dari segi keamanan.
Kadis Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Klungkung, Ida Bagus Jumpung Gede Oka Wedhana saat ditemui di Museum Semarajaya, Kamis (8/10) tidak menepis hal itu. Memiliki banyak koleksi benda bersejarah, Museum Semarajaya sampai saat ini masih memanfaatkan gedung peninggalan zaman penjajahan Belanda yang dulunya merupakan sebuah sekolah. Tidak hanya itu, museum itu juga menjadi satu kesatuan dengan kantor Disbudpora.
“Di sini, museum menjadi satu dengan kantor Disbudpora Klungkung. Kalau orang yang baru pernah ke museum ini, kadang suka nyasar masuk ke ruangan pegawai. Karena kantor Disbudpora Klungkung jadi satu dengan museum,” ujarnya.
Keterbatasan anggaran, membuat Museum Semarajaya kian jauh dari kata standar sebuah museum. Seperti keamanan, menurutnya koleksi-koleksi benda bersejarah di museum itu hanya dilindungi oleh kaca, pintu, 4 CCTV dan satu orang penjaga selama 24 jam. Sehingga cukup mudah bagi orang bila ingin melancarkan niat jahatnya.
“Namanya manusia, dan apalagi sendiri, pasti ada rasa kantuk dan lelah kalau berjaga sampai malam. Jadi masalah keamanan ini yang selalu membuat saya khawatir. Tapi karena keterbatasan anggaran, saya hanya bisa minta tolong kepada Satpol PP yang berjaga di sekitar ini untuk ikut memperhatikan,” terangnya.
Tidak hanya itu, menurutnya perawatan benda-benda di museum itu juga tidak sesuai yang dipersyaratkan. Lantaran anggaran yang terbatas, perawatan benda-benda koleksi Museum Semarajaya disesuaikan dengan anggaran yang ada.
“Kami sebenarnya sudah tahu apa-apa saja yang dibutuhkan dalam merawat koleksi museum ini, hanya saja karena keterbatasan anggaran sehingga kami terpaksa melakukan penyesuaian. Jadi memang museum ini masih jauh dari standar museum,” tandasnya.