28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 5:00 AM WIB

Korban Rabies Berjatuhan, Anjing Liar Mulai Dieliminasi

TEJAKULA – Puluhan anjing liar di Desa Tejakula, mulai dieliminasi sejak kemarin (9/2). Langkah eliminasi terpaksa dilakukan, karena anjing-anjing liar di Desa Tejakula diduga menyebarkan virus rabies.

Dampaknya seorang warga dinyatakan meninggal dunia dengan status suspect rabies. Langkah eliminasi dilakukan di 10 banjar dinas yang ada di Desa Tejakula.

Eliminasi menyasar anjing-anjing yang liar. Terutama anjing-anjing yang tidak mengenakan kalung berwarna ungu – kalung tanda anjing sudah mendapat vaksin rabies.

Selain melakukan eliminasi, tim juga melakukan vaksinasi pada anjing-anjing warga yang sempat luput dari kegiatan vaksinasi, pada medio 2017 lalu.

Anjing-anjing yang luput dari vaksinasi itu anjing yang baru lahir. Usianya berkisar tiga sampai lima bulan.

Total ada 15 orang yang dikerahkan melakukan eleminasi dan vaksinasi. Belasan orang itu terdiri dari tim Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Bali, serta Dinas Pertanian Buleleng.

Saat berkeliling tim mendapati banyak anjing yang berkeliaran. Alhasil anjing-anjing yang berkeliaran tanpa kalung ungu, terpaksa dieliminasi.

Sementara anjing yang diikat atau dikandangkan namun belum mengenakan kalung, akan divaksinasi.

Sekretaris Desa Tejakula, Ketut Ardika Yasa mengatakan, kemunculan kasus rabies di Tejakula memang sangat meresahkan.

Padahal kasus rabies sudah sempat redup dengan gencarnya langkah vaksinasi. Sayangnya anjing-anjing liar tak terpantau. Ardika menduga anjing liar yang memicu rabies di Desa Tejakula.

“Dengan kejadian itu (korban meninggal karena rabies, red), jelas masyarakat resah. Sebelumnya sudah berkurang, karena kami sudah

beberapa kali vaksinasi untuk anjing. Kemungkinan yang menyebabkan rabies ini, anjing liar yang tidak dipelihara,” kata Ardika.

Menurutnya, di Desa Tejakula sebenarnya sudah terbit Perdes yang mengatur pedoman pemeliharaan anjing.

Sayangnya perdes itu tidak mengatur sanksi bagi warga yang melanggar pedoman pemeliharaan anjing. Dampaknya banyak warga yang membuang anjing ke tepi sungai dan tempat-tempat terpencil lainnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, kasus rabies muncul di Desa Tejakula. Seorang warga di Desa Tejakula, Ketut Wijaya, 50, meninggal dengan status suspect rabies.

Wijaya disebut sempat digigit anjing liar pada betis kirinya sekitar bulan Oktober 2017. Sayangnya kasus gigitan anjing itu tidak pernah dilaporkan sehingga tidak pernah mendapat perawatan medis. 

TEJAKULA – Puluhan anjing liar di Desa Tejakula, mulai dieliminasi sejak kemarin (9/2). Langkah eliminasi terpaksa dilakukan, karena anjing-anjing liar di Desa Tejakula diduga menyebarkan virus rabies.

Dampaknya seorang warga dinyatakan meninggal dunia dengan status suspect rabies. Langkah eliminasi dilakukan di 10 banjar dinas yang ada di Desa Tejakula.

Eliminasi menyasar anjing-anjing yang liar. Terutama anjing-anjing yang tidak mengenakan kalung berwarna ungu – kalung tanda anjing sudah mendapat vaksin rabies.

Selain melakukan eliminasi, tim juga melakukan vaksinasi pada anjing-anjing warga yang sempat luput dari kegiatan vaksinasi, pada medio 2017 lalu.

Anjing-anjing yang luput dari vaksinasi itu anjing yang baru lahir. Usianya berkisar tiga sampai lima bulan.

Total ada 15 orang yang dikerahkan melakukan eleminasi dan vaksinasi. Belasan orang itu terdiri dari tim Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Bali, serta Dinas Pertanian Buleleng.

Saat berkeliling tim mendapati banyak anjing yang berkeliaran. Alhasil anjing-anjing yang berkeliaran tanpa kalung ungu, terpaksa dieliminasi.

Sementara anjing yang diikat atau dikandangkan namun belum mengenakan kalung, akan divaksinasi.

Sekretaris Desa Tejakula, Ketut Ardika Yasa mengatakan, kemunculan kasus rabies di Tejakula memang sangat meresahkan.

Padahal kasus rabies sudah sempat redup dengan gencarnya langkah vaksinasi. Sayangnya anjing-anjing liar tak terpantau. Ardika menduga anjing liar yang memicu rabies di Desa Tejakula.

“Dengan kejadian itu (korban meninggal karena rabies, red), jelas masyarakat resah. Sebelumnya sudah berkurang, karena kami sudah

beberapa kali vaksinasi untuk anjing. Kemungkinan yang menyebabkan rabies ini, anjing liar yang tidak dipelihara,” kata Ardika.

Menurutnya, di Desa Tejakula sebenarnya sudah terbit Perdes yang mengatur pedoman pemeliharaan anjing.

Sayangnya perdes itu tidak mengatur sanksi bagi warga yang melanggar pedoman pemeliharaan anjing. Dampaknya banyak warga yang membuang anjing ke tepi sungai dan tempat-tempat terpencil lainnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, kasus rabies muncul di Desa Tejakula. Seorang warga di Desa Tejakula, Ketut Wijaya, 50, meninggal dengan status suspect rabies.

Wijaya disebut sempat digigit anjing liar pada betis kirinya sekitar bulan Oktober 2017. Sayangnya kasus gigitan anjing itu tidak pernah dilaporkan sehingga tidak pernah mendapat perawatan medis. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/