RadarBali.com – Dinas Sosial Buleleng mengupayakan agar Putu Resik – putri dari maestro seni tabuh Gde Manik – bisa menghuni Panti Jompo Janamarapati di Desa Kaliasem.
Dinsos Buleleng tengah melakukan lobi pada pihak panti. Apalagi persyaratan memasukkan lansia ke Panti Jompo, cukup ketat.
Kepala Dinsos Buleleng Gede Komang mengatakan, dirinya sudah memerintahkan staf untuk berkoordinasi pada pengelola panti.
Jika memungkinkan, pada pekan ini juga Dinsos Buleleng memasukkan Putu Resik ke Panti Jompo.
“Kalau staf saya mentok, saya akan turun tangan. Saya sampaikan berbagai alasan terkait kondisi sosial Dadong Resik ini. Beliau ini kan putri tunggalnya Gde Manik. Beliau juga seniman meskipun namanya tidak begitu terkenal,” kata Gede Komang saat ditemui di GOR Bhuana Patra, siang kemarin.
Menurutnya, Panti Jompo memang memiliki serangkaian persyaratan yang cukup ketat. Bukan hanya dari sisi administrasi, juga dari sisi kesehatan.
Gede Komang sendiri mengakui peluang Putu Resik diterima di Panti Jompo hanya 50 persen.
“Saya sebagai kadis akan meyakinkan pengelola panti jompo. Meskipun dalam kondisi lumpuh, dia bisa memberi motivasi kawan-kawannya di sana. Kalau dari keluarga dan syarat administrasi, saya rasa tidak masalah karena keluarga juga sudah setuju,” tegasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Putu Resik, 85, putri tunggal seniman karawitan asal Buleleng, Gde Manik, kini hidup terlantar di Banjar Dinas Kauh Luan, Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan.
Dia ditampung sepupunya, Ketut Partia, yang sehari-hari bekerja sebagai buruh selip. Kini Resik juga dalam kondisi lumpuh, karena empat tahun lalu terpeleset saat hendak maturan.
Kondisi Putu Resik pun menjadi ironi dari nama besar orang tuanya. Nama Gde Manik begitu terkenal sebagai seorang seniman karawitan gong kebyar asal Buleleng.
Meski nama orang tuanya tersohor, kini Resik hidup dalam kondisi memprihatinkan.