28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 5:03 AM WIB

Dua Jam Penyeberangan Selat Bali Tutup, 27 Kapal Berhenti Operasi

NEGARA – Meski Sabtu (9/11) kemarin langit di Selat Bali cukup cerah, namun penyeberangan lintas Jawa-Bali harus ditutup sementara.

Penyebabnya karena kapal-kapal tidak bisa sandar dan bongkar muat di Pelabuhan Ketapang akibat ombak, angin kencang dan arus kuat.

Kepala T.U UPP Klas III Gilimanuk Ni Komang Yuliani mengatakan, penutupan sementara penyeberangan dilakukan karena cuaca buruk yakni angin kencang dan arus kuat.

“Angin kencang dan arus kuat itu bisa menyeret dan membuat kapal hanyut. Selain itu di pelabuhan Ketapang kapal-kapal sulit untuk sandar dan bongkar muat. Jadi jika dipaksakan sangat beresiko terhadap kapal,” ujar Ni Komang Yuliani.

Manajer Usaha PT ASDP Indonesia Ferry Unit Pelabuhan Gilimanuk Heru Wahono menambahkan, penutupan itu dilakukan

karena Syahbandar Ketapang melihat angin kencang dan arus kuat membahayakan kapal-kapal yang akan sandar untuk bongkar muat.

“Karena di Ketapang tutup maka kita di Gilimanuk mengikuti,” ungkap Heru Wahono. Dengan penutupan sementara itu, maka  27 kapal yang terdiri dari 12 di untuk di Dermaga LCM dan 15 kapal untuk di dermaga MB dan pontoon, tidak melakukan pelayaran.

“Memang ada penumpukan kendaraan namun antrean tidak panjang,” ujarnya. Setelah sekitar dua jam penyeberangan tutup, cuaca mulai membaik dan pukul 17.05 penyeberangan dibuka.

Semua kapal kemudian melanjutkan pelayaran dan bongkar muat kapal bisa dilanjutkan.

NEGARA – Meski Sabtu (9/11) kemarin langit di Selat Bali cukup cerah, namun penyeberangan lintas Jawa-Bali harus ditutup sementara.

Penyebabnya karena kapal-kapal tidak bisa sandar dan bongkar muat di Pelabuhan Ketapang akibat ombak, angin kencang dan arus kuat.

Kepala T.U UPP Klas III Gilimanuk Ni Komang Yuliani mengatakan, penutupan sementara penyeberangan dilakukan karena cuaca buruk yakni angin kencang dan arus kuat.

“Angin kencang dan arus kuat itu bisa menyeret dan membuat kapal hanyut. Selain itu di pelabuhan Ketapang kapal-kapal sulit untuk sandar dan bongkar muat. Jadi jika dipaksakan sangat beresiko terhadap kapal,” ujar Ni Komang Yuliani.

Manajer Usaha PT ASDP Indonesia Ferry Unit Pelabuhan Gilimanuk Heru Wahono menambahkan, penutupan itu dilakukan

karena Syahbandar Ketapang melihat angin kencang dan arus kuat membahayakan kapal-kapal yang akan sandar untuk bongkar muat.

“Karena di Ketapang tutup maka kita di Gilimanuk mengikuti,” ungkap Heru Wahono. Dengan penutupan sementara itu, maka  27 kapal yang terdiri dari 12 di untuk di Dermaga LCM dan 15 kapal untuk di dermaga MB dan pontoon, tidak melakukan pelayaran.

“Memang ada penumpukan kendaraan namun antrean tidak panjang,” ujarnya. Setelah sekitar dua jam penyeberangan tutup, cuaca mulai membaik dan pukul 17.05 penyeberangan dibuka.

Semua kapal kemudian melanjutkan pelayaran dan bongkar muat kapal bisa dilanjutkan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/