32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 15:51 PM WIB

Mati Terjaring Nelayan, Lumba-lumba Itu Diawetkan untuk Penelitian

SINGARAJA – Warga yang berada di sekitar Pantai Penimbangan, Singaraja, Sabtu siang (9/12) kemarin, digegerkan dengan penemuan seekor lumba-lumba yang hanyut dalam keadaan sudah mati.

Hal ini pun pertama kalinya terjadi di Pantai Penimbangan. Diduga, hewan mamalia tersebut mati karena ulah manusia yang melakukan aktivitas menjaring ikan. 

“Saat ditemukan memang sudah dalam keadaan mati. Jarak penemuannya sekitar 100 meter dari bibir pantai,” ungkap seorang penyelam, Gede Wiadnyana.

Diketahui lumba-lumba tersebut berjenis kelamin betina dengan umur 2 sampai 3 tahun dan bertanya kurang lebih 7 kilogram.

 Peneliti dari jurusan Perikanan dan Kelautan Undiksha, Gede Iwan Setyawan mengatakan, lumba-lumba berjenis bottlenose dolphin (Tursiops truncates) memang hidup di perairan Buleleng.

 “Kami lakukan pembedahan. Hasilnya, terlihat ada banyak air di dalam lambung lumba-lumba ini,” ungkap Gede Wiadnyana.

Diduga, lumba-lumba itu mati dalam rentan waktu yang tak terlalu lama. “Kami juga temukan ada luka di bagian moncongnya.

Kami menduga, ini karena faktor manusia. Mungkin kena jaring saat melaut, sehingga membuat lumba-lumba ini tenggelam dan mati,” tuturnya.

Menurut rencana, lumba-lumba itu akan dibawa ke kampus Undiksha untuk kepentingan penelitian. “Rencananya kami awetkan,” bebernya.

SINGARAJA – Warga yang berada di sekitar Pantai Penimbangan, Singaraja, Sabtu siang (9/12) kemarin, digegerkan dengan penemuan seekor lumba-lumba yang hanyut dalam keadaan sudah mati.

Hal ini pun pertama kalinya terjadi di Pantai Penimbangan. Diduga, hewan mamalia tersebut mati karena ulah manusia yang melakukan aktivitas menjaring ikan. 

“Saat ditemukan memang sudah dalam keadaan mati. Jarak penemuannya sekitar 100 meter dari bibir pantai,” ungkap seorang penyelam, Gede Wiadnyana.

Diketahui lumba-lumba tersebut berjenis kelamin betina dengan umur 2 sampai 3 tahun dan bertanya kurang lebih 7 kilogram.

 Peneliti dari jurusan Perikanan dan Kelautan Undiksha, Gede Iwan Setyawan mengatakan, lumba-lumba berjenis bottlenose dolphin (Tursiops truncates) memang hidup di perairan Buleleng.

 “Kami lakukan pembedahan. Hasilnya, terlihat ada banyak air di dalam lambung lumba-lumba ini,” ungkap Gede Wiadnyana.

Diduga, lumba-lumba itu mati dalam rentan waktu yang tak terlalu lama. “Kami juga temukan ada luka di bagian moncongnya.

Kami menduga, ini karena faktor manusia. Mungkin kena jaring saat melaut, sehingga membuat lumba-lumba ini tenggelam dan mati,” tuturnya.

Menurut rencana, lumba-lumba itu akan dibawa ke kampus Undiksha untuk kepentingan penelitian. “Rencananya kami awetkan,” bebernya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/