NEGARA – Penyeberangan di Selat Bali, Rabu (10/1) sempat tertunda. Penyebabnya karena cuaca buruk yakni angin kencang dan hujan lebat.
Cuaca buruk itu diawali dengan hujan deras yang turun di wilayah pelabuhan Ketapang Bayuwangi sekitar pukul 13.45.
Tidak lama kemudian dari arah Gilimanuk berembus angin kencang dengan kecepatan lebih dari 30 knot. Akibat angin kencang dan hujan lebat di wilayah Ketapang menjadi gelap karena kabut.
Kabut tebal tersebut membuat jarak pandang nahkoda atau juru mudi terbatas dan bisa mengakibatkan terjadi tabrakan atau kapal salah arah dan hanyut.
Apalagi ditambah dorongan angin kencang. Melihat cuaca buruk membahayakan pelayaran kapal, Unit Pelaksana Pelabuhan (UPP) atau Syahbandar memutuskan untuk menutup sementara penyeberangan di Selat Bali mulai pukul 14.00.
Untuk sementara kapal – kapal yang masih sandar di dermaga menunda berlayar sementara kapal yang sudah berada di tengah laut mencari posisi yang aman untuk mengapung.
“Karena hujan dan kabut, pelabuhan Ketapang tidak kelihatan dan bisa membuat kapal salah arah. Angin kencang juga bisa mendorong kapal lalu hanyut,” ujar seorang petugas Syahbandar Gilimanuk.
Untungnya cuaca buruk tersebut tidak lama terjadi. Sekitar 15 menit hujan mereda begitupula angin kencang berhenti sehingga kabut menghilang.
UPP lalu memutuskan membuka penyeberangan pukul 14.15. Semua kapal kembali melanjutkan pelayaran untuk melayani pengguna jasa.
“Penyeberangan sempat ditunda karena angin kencang dan hujan, tetapi hanya sebentar dan tidak terjadi penumpukan kendaraan,” ujar Manager Operasional PT ASDP Indonesia Ferry unit pelabuhan Gilimanuk Heru Wahyono.