27.3 C
Jakarta
21 November 2024, 22:33 PM WIB

Disapu Air Bah, Rumah Subsidi Seharga Rp 150 Juta Diterjang Banjir

SUWUG – Sebuah rumah bersubsidi yang ada di Banjar Dinas Lebah, Desa Suwug, Kecamatan Sawan, hanyut disapu banjir saat bencana melanda pada Kamis (7/3) lalu.

Tidak ada korban jiwa, sebab rumah yang hanyut belum dihuni. Rumah yang hanyut itu ada di Perumahan Graha Suwug Permai. Kompleks perumahan itu memang diperuntukkan bagi rumah-rumah bersubsidi dengan harga kurang dari Rp 150 juta.

Perumahan itu berada dekat pangkung atau sungai kering. Sungai itu biasanya dialiri air pada saat hujan saja. Debitnya juga tak terlalu besar.

Namun saat itu, air cukup besar. Selain itu tumpukan sampah dan kayu menyumbat saluran air. Akibatnya jembatan dan rumah pun ikut hanyut.

Perbekel Suwug Wayan Antara nyaris ikut menjadi korban dalam peristiwa itu. Kebetulan Antara juga tinggal di kompleks perumahan itu.

Akibatnya sejumlah pakaian dinas, sepatu kerja, hingga sejumlah perhiasan yang ia simpan di rumah tersebut, hanyut.

Antara mengatakan peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 05.00 Kamis (10/3) lalu. Saat itu hujan cukup lebat.

Ia pun sempat melongok keluar rumah dan mendapati sampah sudah menyumbat gorong-gorong jembatan. Tak lama kemudian, pelinggih yang terletak di pintu masuk perumahan tergerus.

“Lama kelamaan jembatannya yang jebol. Akhirnya rumah di Blok A1 itu ikut hanyut. Ada juga tiang listrik yang tumbang. Beberapa rumah juga retak,” kata Antara saat ditemui kemarin.

Menurutnya kejadian saat itu sangat jarang terjadi. “Dalam waktu 10 tahun terakhir, tumben saya lihat kejadian seperti itu. Beberapa jam setelah kejadian, sekitar jam setengah tujuh itu, sudah tidak air mengalir,” imbuhnya.

Salah seorang pemilik rumah, Putu Megayanti mengatakan dirinya juga baru tahu bahwa banjir melanda di kawasan perumahan tempat ia membeli hunian.

Megayanti mengaku rumah itu baru ia beli sekitar empat bulan lalu, namun belum sempat dihuni.

“Tadinya mau lihat, kena dampak apa tidak. Tapi jalannya sudah putus, akhirnya tidak bisa kesana. Tadi sudah ketemu sama pengembangnya, katanya kalau ada yang retak mau diperbaiki,” ujarnya.

Sementara itu dari pantauan Jawa Pos Radar Bali, ada tiga unit rumah yang mengalami retak. Masing-masing Blok A2, A8, dan B2.

Rumah-rumah yang sudah selesai dikerjakan pun terpasang plat tanda IMB (Izin Mendirikan Bangunan) pada bagian tembok.

Konon pihak pengembang akan membangun 125 unit rumah di sana. Namun baru 25 unit yang selesai dibangun.

Dari puluhan unit itu, sebanyak 9 unit sudah laku. Namun hanya dua unit saja yang dihuni. Selain dihuni Perbekel Suwug Wayan Antara, rumah tersebut juga dihuni Gede Suardana warga setempat.

SUWUG – Sebuah rumah bersubsidi yang ada di Banjar Dinas Lebah, Desa Suwug, Kecamatan Sawan, hanyut disapu banjir saat bencana melanda pada Kamis (7/3) lalu.

Tidak ada korban jiwa, sebab rumah yang hanyut belum dihuni. Rumah yang hanyut itu ada di Perumahan Graha Suwug Permai. Kompleks perumahan itu memang diperuntukkan bagi rumah-rumah bersubsidi dengan harga kurang dari Rp 150 juta.

Perumahan itu berada dekat pangkung atau sungai kering. Sungai itu biasanya dialiri air pada saat hujan saja. Debitnya juga tak terlalu besar.

Namun saat itu, air cukup besar. Selain itu tumpukan sampah dan kayu menyumbat saluran air. Akibatnya jembatan dan rumah pun ikut hanyut.

Perbekel Suwug Wayan Antara nyaris ikut menjadi korban dalam peristiwa itu. Kebetulan Antara juga tinggal di kompleks perumahan itu.

Akibatnya sejumlah pakaian dinas, sepatu kerja, hingga sejumlah perhiasan yang ia simpan di rumah tersebut, hanyut.

Antara mengatakan peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 05.00 Kamis (10/3) lalu. Saat itu hujan cukup lebat.

Ia pun sempat melongok keluar rumah dan mendapati sampah sudah menyumbat gorong-gorong jembatan. Tak lama kemudian, pelinggih yang terletak di pintu masuk perumahan tergerus.

“Lama kelamaan jembatannya yang jebol. Akhirnya rumah di Blok A1 itu ikut hanyut. Ada juga tiang listrik yang tumbang. Beberapa rumah juga retak,” kata Antara saat ditemui kemarin.

Menurutnya kejadian saat itu sangat jarang terjadi. “Dalam waktu 10 tahun terakhir, tumben saya lihat kejadian seperti itu. Beberapa jam setelah kejadian, sekitar jam setengah tujuh itu, sudah tidak air mengalir,” imbuhnya.

Salah seorang pemilik rumah, Putu Megayanti mengatakan dirinya juga baru tahu bahwa banjir melanda di kawasan perumahan tempat ia membeli hunian.

Megayanti mengaku rumah itu baru ia beli sekitar empat bulan lalu, namun belum sempat dihuni.

“Tadinya mau lihat, kena dampak apa tidak. Tapi jalannya sudah putus, akhirnya tidak bisa kesana. Tadi sudah ketemu sama pengembangnya, katanya kalau ada yang retak mau diperbaiki,” ujarnya.

Sementara itu dari pantauan Jawa Pos Radar Bali, ada tiga unit rumah yang mengalami retak. Masing-masing Blok A2, A8, dan B2.

Rumah-rumah yang sudah selesai dikerjakan pun terpasang plat tanda IMB (Izin Mendirikan Bangunan) pada bagian tembok.

Konon pihak pengembang akan membangun 125 unit rumah di sana. Namun baru 25 unit yang selesai dibangun.

Dari puluhan unit itu, sebanyak 9 unit sudah laku. Namun hanya dua unit saja yang dihuni. Selain dihuni Perbekel Suwug Wayan Antara, rumah tersebut juga dihuni Gede Suardana warga setempat.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/