25.8 C
Jakarta
26 April 2024, 9:47 AM WIB

Suara Gemuruh Awali Erupsi, Abu Vulkanik Tersebar Hingga Jembrana

AMLAPURA—Gunung Agung kembali erupsi. Sempat mengalami fase landai sekitar seminggu terakhir dengan intensitas gempa cenderung menurun, gunung tertinggi di pulau Dewata ini kembali mengalami erupsi kemarin tengah malam.

Erupsi kali ini disertai semburan abu vulkanik setinggi 2000 meter. Kondisi ini mengakibatkan hujan abu di lereng barat Gunung Agung.

Dilaporkan, hujan abu vulkanik menerjang hingga ke Bangli, Tabanan, dan Jembrana. Erupsi secara visual tidak bisa diamati dengan jelas.  Pasalnya, saat erupsi tertutup awan tebal.

Semburan memang cukup tinggi, namun tidak berdampak pada aktivitas warga. Warga di sekitar lerang Gunung Agung lebih banyak memantau letusan tersebut dari siaran Radio Amatir Pasebaya Agung yang selalu update 24 jam.

Warga Dusun Tukad Sabuh, Selat misalnya dengan radius sekitar 7 km dari puncak Gunung Agung malam itu nampak tenang tenang saja.

Tidak ada warga yang resah atau sampai meninggalkan rumah untuk mengungsi. Namun, mereka tetap siaga dengan terus memantau Radio Amatir Pasebaya.

 Hanya saja sebelum erupsi beberapa warga sekitar lereng Gunung Agung sempat mendengar suara gemuruh. Ini membuat mereka deg degan.

Namun kembali tenang setelah mendapat informasi yang cukup menyejukan. “Sempat terdengar suara gemuruh seperti banjir di lereng Gunung Agung,” ujar Kawil Yeh Kori, Jungutan, Bebendem I Wayan Sudirman.

Erupsi tersebut terekam di alat seismik Pos Pemantau Rendang dengan amplitude maksimum 22 mm dan durasi 1 menit 58 detik.

Dari sinyal seismik terseut disimpulkan kalau erupsi yang terjadi berskala rendah. Sementara hujan abu ada di barat Gunung Agung karena saat erupsi terjadi angin berembus ke barat.

 

AMLAPURA—Gunung Agung kembali erupsi. Sempat mengalami fase landai sekitar seminggu terakhir dengan intensitas gempa cenderung menurun, gunung tertinggi di pulau Dewata ini kembali mengalami erupsi kemarin tengah malam.

Erupsi kali ini disertai semburan abu vulkanik setinggi 2000 meter. Kondisi ini mengakibatkan hujan abu di lereng barat Gunung Agung.

Dilaporkan, hujan abu vulkanik menerjang hingga ke Bangli, Tabanan, dan Jembrana. Erupsi secara visual tidak bisa diamati dengan jelas.  Pasalnya, saat erupsi tertutup awan tebal.

Semburan memang cukup tinggi, namun tidak berdampak pada aktivitas warga. Warga di sekitar lerang Gunung Agung lebih banyak memantau letusan tersebut dari siaran Radio Amatir Pasebaya Agung yang selalu update 24 jam.

Warga Dusun Tukad Sabuh, Selat misalnya dengan radius sekitar 7 km dari puncak Gunung Agung malam itu nampak tenang tenang saja.

Tidak ada warga yang resah atau sampai meninggalkan rumah untuk mengungsi. Namun, mereka tetap siaga dengan terus memantau Radio Amatir Pasebaya.

 Hanya saja sebelum erupsi beberapa warga sekitar lereng Gunung Agung sempat mendengar suara gemuruh. Ini membuat mereka deg degan.

Namun kembali tenang setelah mendapat informasi yang cukup menyejukan. “Sempat terdengar suara gemuruh seperti banjir di lereng Gunung Agung,” ujar Kawil Yeh Kori, Jungutan, Bebendem I Wayan Sudirman.

Erupsi tersebut terekam di alat seismik Pos Pemantau Rendang dengan amplitude maksimum 22 mm dan durasi 1 menit 58 detik.

Dari sinyal seismik terseut disimpulkan kalau erupsi yang terjadi berskala rendah. Sementara hujan abu ada di barat Gunung Agung karena saat erupsi terjadi angin berembus ke barat.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/