DENPASAR- Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar menghimbau agar masyarakat waspada.
Himbauan BBMKG ini menyusul dengan adanya gelombang tinggi di peraian selatan Pulau Bali.
Bahkan sesuai data BBMKG, gelombang di wilayah selatan Bali mencapai antara 2-6 meter.
Kepala BBMKG Wilayah III Denpasar Imam Faturahman, Selasa (11/6) menyebutkan, gelombang tinggi di perairan pantai selatan Bali itu yakni seperti di Nusa Dua yang mencapai ketinggian di atas 2 meter dan Nusa Penida yang mencapai ketinggian 6 meter.
Menurut Imam, gelombang tinggi terjadi karena adanya fase MJO basah yang masih aktif.
“Sehingga di Indonesia pengaruhnya masih ada hujan lebat, padahal sebetulnya sekarang lagi masa musim kemarau.
Tapi sebagain wilayah indonesia untuk bagian tengah timur itu masih hujan lebat efeknya otomatis akan mempengaruhi dinamika atmosfer sehingga ada daerah yang mempunyai tekanan lebih rendah sehingga angin akan menuju ke situ,” terang Imam.
Lebih lanjut, akibat semakin tinggi perbedaan tekanan, maka menurutnya juga akan semakin besar menyebabkan kecepatan angin yang relatif cepat atau ekstrim, sehingga terjadinya gelombang tinggi laut.
Kata dia bahwa saat ini kecepatan arah angin secara umum berasal dari arah timur tenggara, atau yang biasa diebut sebagai angin timuran.
Dengan adanya perbedaan tekanan antara utara selatan sehingga akan mempengaruhi daerah sapuan di laut, dimana permukan laut yang lebih luas, otomatis akan menghasilkan gelombang yang lebih tinggi.
“Contoh di perairan selatan Bali itu anginnya lebih kencang, dan ombak yang terbang juga akan semakin tinggi, dibandingkan dengan daerah yang lebih sempit mislanya di selat. Sehingga hal ini cukup berbahaya bagi para nelayan atau pengguna transportasi laut,” terang Imam.
Selain itu, di pesisir selatan Pulau Bali, tinggi gelombang terpantau lebih tinggi bahkan mencapai 4 sampai 6 meter.
Sedangkan di utara lebih rendah dengan ketinggian di bawah 2 meter.