31.3 C
Jakarta
19 November 2024, 19:31 PM WIB

Dituding Gelapkan Dana Belasan Miliar, Yayasan LHB Ungkap Terang Benderang

DENPASAR-Sebelumnya sempat heboh, dimana sejumlah pihak menuding yayasan LHB di Denpasar telah menggelapkan uang belasan miliar dari para donatur yang menyumbang untuk masyarakat Bali saat pandemi. Namun, tudingan itu dibantah oleh sejumlah pihak yayasan LHB. Termasuk oleh Amanda, wanita Australia yang menjadi pengelola yayasan sosial tersebut.

 

Ditemui di Glogor Carik, Denpasar Selatan, Sabtu (11/6/2022), melalui sang suami bernama Dian Artha, Amanda mematahkan semua tudingan itu. Amanda membantah adanya oknum yang menuding pihaknya membangun rumah mewah, villa, membeli sepeda motor Harley Davidson dari uang yang dikumpulkan dari para donatur.

 

“Mengenai tudingan rumah atau villa, motor Harley, restoran, saya gak punya. Saya hanya ngontrak aja sampai sekarang. Saya hanya punya Honda Scoopy dan Vario. Harley gak punya. Rumah aja ngontrak. Dengan uang 19 miliar yang disebut itu saya gak punya,” tegas Dian kepada awak media.

 

Dijelaskan Dian bahwa yayasan yang dikelola oleh sang istri itu sudah memiliki izin dari Kemenkumham. Bahkan tak jarang mereka beberapakali bekerjasama dengan dinas sosial membagikan bantuan di sejumlah tempat di Bali.

 

Yayasan itu sendiri, kata dia, sudah berdiri sejak setahun lalu. Namun, aksi sosial mengumpulkan donasi untuk warga Bali saat Pandemi sudah mulai digelar sejak awal Pandemi. “Yayasan kami juga sudah berizin dari Kemenkumham. Sudah hampir setahun. Sejak 2021. Karena sebelumnya kami bikin spontanitas. Tetapi biar aman, sehingga kami membuat yayasan agar resmi,” tambahnya.

 

Dalam yayasan itu, Amanda dan suami dibantu oleh sejumlah rekan mereka. Seperti pengakuan salah satu rekan pekerja mereka di yayasan bernama Sandi. Menurut Sandi, sangat tidak masuk akal jika Amanda dan teman-temannya menggelapkan uang Rp 19 miliar dari para donatur.

 

“Menanggapi berita yang ada di media sosial tentang penyelewengan dana Rp 19 miliar, kepemilikan villa, restoran, butik, dan motor Harley, saya berani jamin 100 persen itu tidak benar. Saya ikut terjun ke lapangan, jadi saya tau bagaimana yayasan berjalan. Setiap ada donasi kami langsung bergerak. Catatan, foto dan video kami kirimkan ke donatur yang ngasih. Celah untuk korupsi gak bisa,” bebernya.

 

 

Banyak hal yang dibantah oleh pihak Amanda beserta rekan-rekannya di yayasan LHB. Semisyalnya terkait adanya tudingan harga paket bantuan Rp. 900 ribu di Australia dan di Bali nilai paket bantuan malah hanya seharga Rp. 300 ribu. Menurut Yuni yang merupakan staf mengurus paket bantuan yang disalurkan yayasan tersebut, bahwa tidak ada pengurangan nilai harga per paket sembako yang diedarkan.

 

“Ada di salah satu media menyatakan, paket Rp 900 di Australia dan di sini (Bali) dikalkulasi hanya Rp 300 ribu, dibagikan ke warga. Untuk paket itu kami punya isian yang semuanya jelas, ada beras 29 kg, bawang, 2 liter minyak, 1 kotak noodle, dan lain-lain. Kami juga memotret penerima  dan sembako dan kami mengirimkan langsung kepada yang ngasih donasi. Kalau pun ada yang kurang dari Rp 900 ribu, itu karena ada donasi umum, karena ada tamu (donatur) yang ngasih donasi Rp 200 ribu, Rp 500 ribu dan lain-lain disesuaikan dengan nilai donasi. Tidak akan ada ketimpangan harga sejauh itu. Dan laporan semuanya sampai ke donatur,” tegasnya.

 

Dugaan penyelewengan yang dilaporkan seorang pria berinisial RB, ini juga dipatahkan oleh sejumlah rekan-rekan mereka di yayasan tersebut. Dimana sebelumnya sekitar delapan bulan lalu, pihak yayasan LHB sempat diperiksa dan dimintai keterangan oleh pihak Ditreskrimsus Polda Bali. Aliran dana atau bantuan barang dari donatur hingga kepada masyarakat yang menerima diaudit oleh kepolisian. Dan dalam proses itu, kepolisian menyatakan jika yayasan itu clear.

 

“Sebenarnya ini sudah clear di Krimsus Polda sebelumnya sudah mengecek. Semuanya dipanggil ke Polda Dulu sekitar 8 bulan lalu. Diaudit di Polda tidak ada masalah apa-apa. Sesuai realnya kami dimintai keterangan. Case closed.! Sebelumnya memang ada yang melaporkan ke Polda Bali, dan dicek Polda Bali semuanya dinyatakan bersih,” tambahnya.

 

 

“Karena setiap dana yang diterima oleh pihak yayasan, langsung disalurkan kepada masyarakat yang kita bantu. Lalu laporan berupa foto dan di-video.  Dan biasanya donatur juga request, bantuannya mau diberikan kepada warga atau orang yang seperti apa. Kami bukti siapa saja yang menerima. Kami masih pegang semua bukti sampai sekarang. Kami siap menunjukannya kapanpun,” pungkasnya.

 






Reporter: Marsellus Nabunome Pampur

DENPASAR-Sebelumnya sempat heboh, dimana sejumlah pihak menuding yayasan LHB di Denpasar telah menggelapkan uang belasan miliar dari para donatur yang menyumbang untuk masyarakat Bali saat pandemi. Namun, tudingan itu dibantah oleh sejumlah pihak yayasan LHB. Termasuk oleh Amanda, wanita Australia yang menjadi pengelola yayasan sosial tersebut.

 

Ditemui di Glogor Carik, Denpasar Selatan, Sabtu (11/6/2022), melalui sang suami bernama Dian Artha, Amanda mematahkan semua tudingan itu. Amanda membantah adanya oknum yang menuding pihaknya membangun rumah mewah, villa, membeli sepeda motor Harley Davidson dari uang yang dikumpulkan dari para donatur.

 

“Mengenai tudingan rumah atau villa, motor Harley, restoran, saya gak punya. Saya hanya ngontrak aja sampai sekarang. Saya hanya punya Honda Scoopy dan Vario. Harley gak punya. Rumah aja ngontrak. Dengan uang 19 miliar yang disebut itu saya gak punya,” tegas Dian kepada awak media.

 

Dijelaskan Dian bahwa yayasan yang dikelola oleh sang istri itu sudah memiliki izin dari Kemenkumham. Bahkan tak jarang mereka beberapakali bekerjasama dengan dinas sosial membagikan bantuan di sejumlah tempat di Bali.

 

Yayasan itu sendiri, kata dia, sudah berdiri sejak setahun lalu. Namun, aksi sosial mengumpulkan donasi untuk warga Bali saat Pandemi sudah mulai digelar sejak awal Pandemi. “Yayasan kami juga sudah berizin dari Kemenkumham. Sudah hampir setahun. Sejak 2021. Karena sebelumnya kami bikin spontanitas. Tetapi biar aman, sehingga kami membuat yayasan agar resmi,” tambahnya.

 

Dalam yayasan itu, Amanda dan suami dibantu oleh sejumlah rekan mereka. Seperti pengakuan salah satu rekan pekerja mereka di yayasan bernama Sandi. Menurut Sandi, sangat tidak masuk akal jika Amanda dan teman-temannya menggelapkan uang Rp 19 miliar dari para donatur.

 

“Menanggapi berita yang ada di media sosial tentang penyelewengan dana Rp 19 miliar, kepemilikan villa, restoran, butik, dan motor Harley, saya berani jamin 100 persen itu tidak benar. Saya ikut terjun ke lapangan, jadi saya tau bagaimana yayasan berjalan. Setiap ada donasi kami langsung bergerak. Catatan, foto dan video kami kirimkan ke donatur yang ngasih. Celah untuk korupsi gak bisa,” bebernya.

 

 

Banyak hal yang dibantah oleh pihak Amanda beserta rekan-rekannya di yayasan LHB. Semisyalnya terkait adanya tudingan harga paket bantuan Rp. 900 ribu di Australia dan di Bali nilai paket bantuan malah hanya seharga Rp. 300 ribu. Menurut Yuni yang merupakan staf mengurus paket bantuan yang disalurkan yayasan tersebut, bahwa tidak ada pengurangan nilai harga per paket sembako yang diedarkan.

 

“Ada di salah satu media menyatakan, paket Rp 900 di Australia dan di sini (Bali) dikalkulasi hanya Rp 300 ribu, dibagikan ke warga. Untuk paket itu kami punya isian yang semuanya jelas, ada beras 29 kg, bawang, 2 liter minyak, 1 kotak noodle, dan lain-lain. Kami juga memotret penerima  dan sembako dan kami mengirimkan langsung kepada yang ngasih donasi. Kalau pun ada yang kurang dari Rp 900 ribu, itu karena ada donasi umum, karena ada tamu (donatur) yang ngasih donasi Rp 200 ribu, Rp 500 ribu dan lain-lain disesuaikan dengan nilai donasi. Tidak akan ada ketimpangan harga sejauh itu. Dan laporan semuanya sampai ke donatur,” tegasnya.

 

Dugaan penyelewengan yang dilaporkan seorang pria berinisial RB, ini juga dipatahkan oleh sejumlah rekan-rekan mereka di yayasan tersebut. Dimana sebelumnya sekitar delapan bulan lalu, pihak yayasan LHB sempat diperiksa dan dimintai keterangan oleh pihak Ditreskrimsus Polda Bali. Aliran dana atau bantuan barang dari donatur hingga kepada masyarakat yang menerima diaudit oleh kepolisian. Dan dalam proses itu, kepolisian menyatakan jika yayasan itu clear.

 

“Sebenarnya ini sudah clear di Krimsus Polda sebelumnya sudah mengecek. Semuanya dipanggil ke Polda Dulu sekitar 8 bulan lalu. Diaudit di Polda tidak ada masalah apa-apa. Sesuai realnya kami dimintai keterangan. Case closed.! Sebelumnya memang ada yang melaporkan ke Polda Bali, dan dicek Polda Bali semuanya dinyatakan bersih,” tambahnya.

 

 

“Karena setiap dana yang diterima oleh pihak yayasan, langsung disalurkan kepada masyarakat yang kita bantu. Lalu laporan berupa foto dan di-video.  Dan biasanya donatur juga request, bantuannya mau diberikan kepada warga atau orang yang seperti apa. Kami bukti siapa saja yang menerima. Kami masih pegang semua bukti sampai sekarang. Kami siap menunjukannya kapanpun,” pungkasnya.

 






Reporter: Marsellus Nabunome Pampur

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/