32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 17:25 PM WIB

Jembatan Mendaum Diperlebar, Rumah Warga Terdampak

RadarBali.com – Sejumlah rumah warga di Desa Banjar, Kecamatan Banjar, terdampak proyek penggantian Jembatan Mendaum yang menghubungkan Desa Banjar dengan Desa Kalianget.

Rumah warga itu terdampak karena pemerintah melakukan pelebaran jembatan. Selama ini Jembatan Mendaum memang rusak parah.

Dulunya jembatan ini menjadi akses utama warga Desa Banjar menuju Desa Kalianget, Joanyar, hingga ke wilayah Busungbiu.

Seiring berjalannya waktu, jembatan ini mulai rusak. Mobil pun jarang melintas di jembatan ini. Belakangan sejak dua tahun terakhir, sepeda motor pun jarang melintas.

Alasannya jembatan sudah goyang dan berlubang di banyak bagian. Pemuda setempat pun sudah berulang kali melakukan penambalan, namun tak membuahkan hasil.

Pemerintah akhirnya melakukan penggantian jembatan di Tukad Mendaum pada tahun 2017 ini. Jembatan yang semula memiliki lebar tiga meter, akhirnya dilebarkan menjadi enam meter.

Dampaknya sejumlah rumah warga pun terdampak proyek ini. Total ada lima rumah warga di wilayah Banjar Dinas Ambengan dan Banjar Dinas Melanting, Desa Banjar, yang terdampak proyek.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Buleleng, Ketut Suparta Wijaya mengakui ada beberapa rumah warga yang terdampak proyek.

Penyebabnya dilakukan pelebaran jembatan dari semula tiga meter, menjadi enam meter. Dari sisi konstruksi, pelebaran itu juga berdampak pada overage jembatan atau jalur keluar-masuk jembatan.

Apabila jalur keluar-masuk dibiarkan sempit, hal itu akan berpengaruh pada konstruksi jembatan. Kondisi itu juga akan berpengarauh pada arus lalu lintas kendaraan.

“Jembatan ini kan lebar. Jalur keluar-masuknya tidak boleh sempit. Tadinya lebarnya tiga meter, sekarang jadi enam meter.

Kalau jembatannya enam meter, lalu jalur overage lebarnya hanya tiga meter, ini kan membahayakan jembatan ke depannya,” kata Suparta Wijaya.

Ia pun tak menampik ada rumah warga di wilayah Desa Banjar yang terdampak. Suparta mengklaim sudah melakukan pembicaraan dengan warga, dan warga rela melepas beberapa meter lahan mereka untuk pelebaran jalur keluar-masuk jembatan.

“Untuk overage ini perlu sepanjang 12 meter. Kami sudah bicara dengan warga, dan mereka menerima. Misalnya nanti pagarnya kena, ya pagarnya mundur beberapa meter, nanti kami buatkan pagar baru. Kalau misalnya teras rumahnya yang kena, ya terasnya mundur beberapa meter, nanti dibuatkan teras baru. Sudah klir masalah itu,” tegasnya.

Asal tahu saja, proyek penggantian jembatan Tukad Mendaum menelan dana Rp 4,1 miliar. Total ada 27 perusahaan yang memenangkan lelang.

Proyek ini dimenangkan PT. Sanur Jaya Utama dengan nilai penawaran Rp 4,19 miliar dari pagu anggaran Rp 4,9 miliar. 

RadarBali.com – Sejumlah rumah warga di Desa Banjar, Kecamatan Banjar, terdampak proyek penggantian Jembatan Mendaum yang menghubungkan Desa Banjar dengan Desa Kalianget.

Rumah warga itu terdampak karena pemerintah melakukan pelebaran jembatan. Selama ini Jembatan Mendaum memang rusak parah.

Dulunya jembatan ini menjadi akses utama warga Desa Banjar menuju Desa Kalianget, Joanyar, hingga ke wilayah Busungbiu.

Seiring berjalannya waktu, jembatan ini mulai rusak. Mobil pun jarang melintas di jembatan ini. Belakangan sejak dua tahun terakhir, sepeda motor pun jarang melintas.

Alasannya jembatan sudah goyang dan berlubang di banyak bagian. Pemuda setempat pun sudah berulang kali melakukan penambalan, namun tak membuahkan hasil.

Pemerintah akhirnya melakukan penggantian jembatan di Tukad Mendaum pada tahun 2017 ini. Jembatan yang semula memiliki lebar tiga meter, akhirnya dilebarkan menjadi enam meter.

Dampaknya sejumlah rumah warga pun terdampak proyek ini. Total ada lima rumah warga di wilayah Banjar Dinas Ambengan dan Banjar Dinas Melanting, Desa Banjar, yang terdampak proyek.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Buleleng, Ketut Suparta Wijaya mengakui ada beberapa rumah warga yang terdampak proyek.

Penyebabnya dilakukan pelebaran jembatan dari semula tiga meter, menjadi enam meter. Dari sisi konstruksi, pelebaran itu juga berdampak pada overage jembatan atau jalur keluar-masuk jembatan.

Apabila jalur keluar-masuk dibiarkan sempit, hal itu akan berpengaruh pada konstruksi jembatan. Kondisi itu juga akan berpengarauh pada arus lalu lintas kendaraan.

“Jembatan ini kan lebar. Jalur keluar-masuknya tidak boleh sempit. Tadinya lebarnya tiga meter, sekarang jadi enam meter.

Kalau jembatannya enam meter, lalu jalur overage lebarnya hanya tiga meter, ini kan membahayakan jembatan ke depannya,” kata Suparta Wijaya.

Ia pun tak menampik ada rumah warga di wilayah Desa Banjar yang terdampak. Suparta mengklaim sudah melakukan pembicaraan dengan warga, dan warga rela melepas beberapa meter lahan mereka untuk pelebaran jalur keluar-masuk jembatan.

“Untuk overage ini perlu sepanjang 12 meter. Kami sudah bicara dengan warga, dan mereka menerima. Misalnya nanti pagarnya kena, ya pagarnya mundur beberapa meter, nanti kami buatkan pagar baru. Kalau misalnya teras rumahnya yang kena, ya terasnya mundur beberapa meter, nanti dibuatkan teras baru. Sudah klir masalah itu,” tegasnya.

Asal tahu saja, proyek penggantian jembatan Tukad Mendaum menelan dana Rp 4,1 miliar. Total ada 27 perusahaan yang memenangkan lelang.

Proyek ini dimenangkan PT. Sanur Jaya Utama dengan nilai penawaran Rp 4,19 miliar dari pagu anggaran Rp 4,9 miliar. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/