29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 10:17 AM WIB

Aneh, Sepekan, Enam Satwa Langka Ditemukan Mati Mendadak di Jembrana

NEGARA- Seekor penyu jenis lekang di temukan terdampar dalam kondisi mati di Pantai Desa Perancak. Setelah ditemukan mati, penyu tersebut langsung dikubur di lokasi ditemukan.

Menurut Wayan Anom Astika Jaya dari kelompok pelestari penyu Kurma Asih Desa Perancak, penyu lekang yang dikubur kemarin ditemukan satpam vila di Banjar Dangin Berawah, Desa Perancak.

Karena hari sudah gelap, satpam yang diketahui bernama Made Budi Utama tersebut tidak berani mengevakuasi sendiri.

Selanjutnya, satpam lain Putu Budiana,39, mendatangi kelompok pelestari penyu Kurma Asih untuk mengecek kondisi penyu.

Dari pengamatan, menurut Anom, penyu lekang tersebut berusia sekitar 60 tahun dengan kondisi sudah membusuk, bangkai penyu berukuran 70x 73 centimeter.

“Kalau dari ciri-ciri fisik, tidak ada bekas luka. Tidak tahu pasti apa penyebab kematiannya,” ungkap Anom Astika Jaya.

Selain di pantai Desa Perancak, Kamis petang lalu juga ada penemuan penyu mati terdampar juga ada di Pantai Banjar Tembles Penyaringan. Satu ekor penyu dilaporkan terdampar.

Sementara di Pantai Pekutatan terdapat dua ekor penyu terdampar. Jadi, jika ditotal dalam sepekan terakhir sudah ada enam satwa di lindungi yang tiba-tiba mati dan terdampar di pantai.

Termasuk lumba-lumba dan penyu lekang seminggu lalu di Desa Perancak. Menurut pria penerima kalpataru dari Presiden Joko Widodo ini, pada fisik penyu yang mati tidak ditemukan tanda-tanda luka.

Mengenai kemungkinan matinya penyu tersebut karena habitatnya rusak akibat pencemaran di perairan, termasuk pencemaran sampah plastik.

“Kalau dulu penyu banyak mati karena diburu, sekarang tidak ada pemburu penyu tapi mulai berkurang karena mati secara tiba-tiba,” ujarnya.

Sebagai pelestari penyu, Anom mengaku kecewa karena tidak ada penanganan dari pihak terkait jika ada penyu mati. Selama ini, setiap ada penyu mati hanya bisa langsung dikubur, tidak pernah dicari tahu apa penyebab kematian penyu.

Karena itu, pihaknya akan mengajak pihak-pihak berkompeten untuk meneliti lebih lanjut mengenai kualitas air laut perairan selat Bali.

Selama ini partisipasi masyarakat sangat tinggi kesadarannya peduli terhadap penyu, termasuk memberi informasi kalau ada penyu terdampar dan mati.

Akan tetapi, tidak pernah tahu sebab atas kematian penyu tersebut, sehingga penanganannya hanya gali lubang lalu dikubur.

Partisipasi yang sudah dibangun degan susah payah bersama masyarakat untuk melestarikan penyu jangan sampai luntur karena ada pihak-pihak yang masih tidak perhatian

NEGARA- Seekor penyu jenis lekang di temukan terdampar dalam kondisi mati di Pantai Desa Perancak. Setelah ditemukan mati, penyu tersebut langsung dikubur di lokasi ditemukan.

Menurut Wayan Anom Astika Jaya dari kelompok pelestari penyu Kurma Asih Desa Perancak, penyu lekang yang dikubur kemarin ditemukan satpam vila di Banjar Dangin Berawah, Desa Perancak.

Karena hari sudah gelap, satpam yang diketahui bernama Made Budi Utama tersebut tidak berani mengevakuasi sendiri.

Selanjutnya, satpam lain Putu Budiana,39, mendatangi kelompok pelestari penyu Kurma Asih untuk mengecek kondisi penyu.

Dari pengamatan, menurut Anom, penyu lekang tersebut berusia sekitar 60 tahun dengan kondisi sudah membusuk, bangkai penyu berukuran 70x 73 centimeter.

“Kalau dari ciri-ciri fisik, tidak ada bekas luka. Tidak tahu pasti apa penyebab kematiannya,” ungkap Anom Astika Jaya.

Selain di pantai Desa Perancak, Kamis petang lalu juga ada penemuan penyu mati terdampar juga ada di Pantai Banjar Tembles Penyaringan. Satu ekor penyu dilaporkan terdampar.

Sementara di Pantai Pekutatan terdapat dua ekor penyu terdampar. Jadi, jika ditotal dalam sepekan terakhir sudah ada enam satwa di lindungi yang tiba-tiba mati dan terdampar di pantai.

Termasuk lumba-lumba dan penyu lekang seminggu lalu di Desa Perancak. Menurut pria penerima kalpataru dari Presiden Joko Widodo ini, pada fisik penyu yang mati tidak ditemukan tanda-tanda luka.

Mengenai kemungkinan matinya penyu tersebut karena habitatnya rusak akibat pencemaran di perairan, termasuk pencemaran sampah plastik.

“Kalau dulu penyu banyak mati karena diburu, sekarang tidak ada pemburu penyu tapi mulai berkurang karena mati secara tiba-tiba,” ujarnya.

Sebagai pelestari penyu, Anom mengaku kecewa karena tidak ada penanganan dari pihak terkait jika ada penyu mati. Selama ini, setiap ada penyu mati hanya bisa langsung dikubur, tidak pernah dicari tahu apa penyebab kematian penyu.

Karena itu, pihaknya akan mengajak pihak-pihak berkompeten untuk meneliti lebih lanjut mengenai kualitas air laut perairan selat Bali.

Selama ini partisipasi masyarakat sangat tinggi kesadarannya peduli terhadap penyu, termasuk memberi informasi kalau ada penyu terdampar dan mati.

Akan tetapi, tidak pernah tahu sebab atas kematian penyu tersebut, sehingga penanganannya hanya gali lubang lalu dikubur.

Partisipasi yang sudah dibangun degan susah payah bersama masyarakat untuk melestarikan penyu jangan sampai luntur karena ada pihak-pihak yang masih tidak perhatian

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/