32.6 C
Jakarta
25 April 2024, 14:16 PM WIB

Apes, Rajin Pantau Fogging, Anggota Dewan Mister Smile Malah Kena DB

GIANYAR – Musim Demam Berdarah (DB) menghantui masyarakat, di tengah wabah Covid-19. Seorang Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gianyar, I Made Sudiana alias Mister Smile juga terserang DB.

Kini, anggota dewan asal Desa Mas, Kecamatan Ubud itu sedang dalam perawatan. Kondisi Mister Smile terserang DB dibenarkan Ketua Komisi IV DPRD Gianyar Ni Made Ratnadi.

Mister Smile baru Minggu lalu (10/5) masuk Rumah Sakit dan tengah dirawat. “Kemarin ada juga anggota kami masuk RS karena DB. Yaitu Mister Smile masih dalam perawatan,” ujar Ratnadi kemarin.

Pihaknya menduga, kader PDIP itu terserang DB akibat sering turun ke masyarakat melakukan fogging. “Itu kemungkinan dia kena, akibat sering nyemprot fogging langsung  turun ke lapangan,” jelasnya.

Ratnadi pun menyoroti fenomena fogging yang justru jadi bumerang. Banyak masyarakat melakukan fogging mandiri. Justru tukang fogging yang kena DB. Banyak keluhan masuk ke DPRD.

Ratnadi pun mendesak agar ada pendampingan dari Dinas Kesehatan setiap dilakukan fogging. “Karena fogging itu kan tidak boleh sembarangan dilakukan, berapa takaran obatnya,” ujarnya. 

Dia berharap, usai fogging malah membuat penyakit. “Jangan sampai setelah fogging malah  nyamuknya makin kebal untuk menyerang manusia,” ungkapnya.

Dia menyampaikan dari Dinas Kesehatan agar memberikan edukasi ke masyarakat. Pihak dinas agar melakukan pengecekan

ke bawah saat fogging dilakukan sesuai prosedur, dan obat yang agar dipakai tidak sembarangan obat digunakan fogging mandiri. 

“Dalam mengantisipasi hal ini, karena sudah menjadi siklus setiap tahun harus disiapkan apa  saja yang dilakukan,” ungkapnya.

Agar tidak terjadi lonjakan pasien, seperti apa yang terjadi pada tahum sebelumnya. “Sampai-samai kekurangan bad di rumah sakit, karena selain wabah Covid 19 ini, DBD juga harus diatensi serius,” tegasnya.

Ratnadi mengatakan untuk anggaran penanganan DB tahun ini justru turun dari tahun sebelumnya. Dia berharap kedepannya ada kajian yang lebih dalam penanganan DBD, mengingat siklus tahunan yang akan pasti terjadi.

“Beda lagi sama Covid-19, karena ini wabah dunia dan tidak bisa diprediksi. Kalau DB setiap tahun pasti ada saja yang kena, patut kita antensi,” pungkasnya.

GIANYAR – Musim Demam Berdarah (DB) menghantui masyarakat, di tengah wabah Covid-19. Seorang Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gianyar, I Made Sudiana alias Mister Smile juga terserang DB.

Kini, anggota dewan asal Desa Mas, Kecamatan Ubud itu sedang dalam perawatan. Kondisi Mister Smile terserang DB dibenarkan Ketua Komisi IV DPRD Gianyar Ni Made Ratnadi.

Mister Smile baru Minggu lalu (10/5) masuk Rumah Sakit dan tengah dirawat. “Kemarin ada juga anggota kami masuk RS karena DB. Yaitu Mister Smile masih dalam perawatan,” ujar Ratnadi kemarin.

Pihaknya menduga, kader PDIP itu terserang DB akibat sering turun ke masyarakat melakukan fogging. “Itu kemungkinan dia kena, akibat sering nyemprot fogging langsung  turun ke lapangan,” jelasnya.

Ratnadi pun menyoroti fenomena fogging yang justru jadi bumerang. Banyak masyarakat melakukan fogging mandiri. Justru tukang fogging yang kena DB. Banyak keluhan masuk ke DPRD.

Ratnadi pun mendesak agar ada pendampingan dari Dinas Kesehatan setiap dilakukan fogging. “Karena fogging itu kan tidak boleh sembarangan dilakukan, berapa takaran obatnya,” ujarnya. 

Dia berharap, usai fogging malah membuat penyakit. “Jangan sampai setelah fogging malah  nyamuknya makin kebal untuk menyerang manusia,” ungkapnya.

Dia menyampaikan dari Dinas Kesehatan agar memberikan edukasi ke masyarakat. Pihak dinas agar melakukan pengecekan

ke bawah saat fogging dilakukan sesuai prosedur, dan obat yang agar dipakai tidak sembarangan obat digunakan fogging mandiri. 

“Dalam mengantisipasi hal ini, karena sudah menjadi siklus setiap tahun harus disiapkan apa  saja yang dilakukan,” ungkapnya.

Agar tidak terjadi lonjakan pasien, seperti apa yang terjadi pada tahum sebelumnya. “Sampai-samai kekurangan bad di rumah sakit, karena selain wabah Covid 19 ini, DBD juga harus diatensi serius,” tegasnya.

Ratnadi mengatakan untuk anggaran penanganan DB tahun ini justru turun dari tahun sebelumnya. Dia berharap kedepannya ada kajian yang lebih dalam penanganan DBD, mengingat siklus tahunan yang akan pasti terjadi.

“Beda lagi sama Covid-19, karena ini wabah dunia dan tidak bisa diprediksi. Kalau DB setiap tahun pasti ada saja yang kena, patut kita antensi,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/