TABANAN – Datangnya musibah tak bias dicegah. Bisa datang kapan saja. Seperti dialami buruh petik cengkih I Wayan Mursita, 50, warga Banjar Dinas Mekarsari, Pujungan, Pupuan.
Korban tewas meregang nyawa kemarin (11/6) saat memetic cengkih di kebuh cengkih milik I Ketut Nomber , 65, asal Banjar Dinas Asah , Bantiran, Pupuan, Tabanan.
Insiden maut itu pertama kali diketahui oleh Jro Ketut Sukanada, 62, seorang petani warga setempat sekitar pukul 08.00.
Kala itu korban I Wayan Mursita pergi ke kebun milik I Ketut Nomber yang berlokasi di Banjar Dinas Asah, Desa Bantiran, Pupuan untuk memetik bunga cengkeh bersama dengan 4 orang temannya yang berasal dari Desa Pujungan.
Sekitar pukul 14.30, Jro Ketut Sukanada tiba-tiba mendengar suara benda jatuh. Namun Sukanada malah mengira karung cengkeh yang dibawa keatas pohon oleh korban terjatuh.
Ketika mendekati lokasi sumber suara tempat terjatuhnya karung cengkeh yang berjarak kurang lebih 15 meter dari tempat Sukanada berdiri, saksi kaget bukan kepalang.
Pasalnya, dia mendapati tubuh korban dalam posisi tertelungkup dan kepala mengarah ke bawah dibawah pohon cengkeh.
Melihat kejadian tersebut Sukanada berteriak meminta tolong. Selanjutnya beberapa teman petani cengkeh lainnya turun dari atas pohon.
Mereka bersama-sama memberikan pertolongan dan memindahkan korban ketempat yang lebih aman. Pada saat diberikan pertolongan korban sempat diberikan air minum.
Usai diberikan air minum, korban langsung menghembuskan nafas terakhir dan meninggal dunia dilokasi kejadian.
Kapolsek Pupuan AKP Ida Bagus Mahendra mengatakan meninggalnya petani cengkeh I Wayan Mursita karena terjatuh dari pohon cengkeh setinggi kurang lebih 10 meter.
Korban meninggal sebelum mendapat perawatan medis di puskemas terdekat. “Diduga korban terjatuh karena terpeleset ketika berada diatas pohon cengkeh.
Kondisi pohon cengkeh saat dipetik dengan licin karena baru usai turun hujan. Jenazah korban saat ini sudah dibawa pulang kerumahnya,” pungkas Mahendra.