27.4 C
Jakarta
13 September 2024, 11:32 AM WIB

SE Pemprov Makan Korban, Nihil Siswa, Dua SMA Swasta Terancam Tutup

TABANAN – Imbas kebijakan baru Surat Edaran (SE) Pemprov Bali No.422.1/41293/BPTEKDIK/DISDIK tentang pendaftaran penerimaan perserta didik baru (PPDB)

tingkat SMA/SMK Negeri Provinsi Bali tahun pelajaran 2018/2019 berdampak pada sekolah SMA/SMK swasta yang ada di kabupaten/kota di Bali.

Di Tabanan sendiri ada dua sekolah SMA swasta tidak mendapatkan siswa di tahun pelajaran 2018/2019 ini.  Yakni SMA Kertha Wisata Tabanan dan SMA PGRI Tabanan 6 Bajera.

Hal tersebut disebabkan karena kebijakan baru dari Dinas Pendidikan Bali terkait penerimaan PPDB pada gelombang dua.

Orangtua siswa maupun calon siswa sendiri lebih bersekolah di sekolah negeri. Fakta minimnya minta calon siswa sekolah di sekolah swasta diungkap Kepala SMA Kertha Wisata Tabanan I Gede Wayan Arka.  

“Di SMA Kertha Wisata Tabanan mulanya siswa yang mendaftar sebanyak 10 orang siswa. Akan tetapi tidak ada satupun yang kembali mendaftar ulang.

Ada siswa sempat menelpon mengabarkan dirinya sudah mendaftar kembali sekolah Negeri. Sama juga dengan siswa lainnya juga mendaftar kembali ke sekolah negeri setelah dibukan PPDB gelombang II,” ujar Arka.

Arka sebenarnya tidak mempermasalahkan hal ini. Namun, pihaknya kecewa dengan dibukanya PPDB gelombang dua.

Akhirnya banyak siswa yang sudah mendaftar disekolah swasta beralih kembali untuk mendaftar ke sekolah negeri.

Pada tahun pelajaran sebelumnya, kata dia, ada 19 siswa mendaftar di sekolah yang dia pimpin. Namun ketika menjelang masa orientasi siswa (MOS), banyak siswa kabur melanjutkan ke sekolah negeri.

Itu sama kejadiannya dibukannya gelombang II PPDB untuk SMA. “Kami tidak dapat berbuat apa sebagai sekolah swasta,

tidak bisa ngomong apa setelah kebijakan itu dibuat. Dengan nihil jumlah siswa, kemungkinan sekolah tidak bisa beroperasi alias tutup,” imbuhnya.

Hal serupa dilontarkan Kepala Sekolah SMA PGRI Tabanan 6 Bajera Adi Adnyana Negara. Menurutnya, hingga saat ini tidak ada siswa yang mendaftar.  

“Kami hanya bisa menunggu pindahan siswa dari sekolah lain. Karena dari pengalaman tahun sebelumnya, siswa yang dipaksakan ke sekolah negeri ataupun ke SMK pasti akan kembali,” tandasnya.

Sementara itu di SMA 1 TP 45 Tabanan, dari delapan siswa yang mendaftar hanya tiga siswa yang mendaftar ulang.

 

TABANAN – Imbas kebijakan baru Surat Edaran (SE) Pemprov Bali No.422.1/41293/BPTEKDIK/DISDIK tentang pendaftaran penerimaan perserta didik baru (PPDB)

tingkat SMA/SMK Negeri Provinsi Bali tahun pelajaran 2018/2019 berdampak pada sekolah SMA/SMK swasta yang ada di kabupaten/kota di Bali.

Di Tabanan sendiri ada dua sekolah SMA swasta tidak mendapatkan siswa di tahun pelajaran 2018/2019 ini.  Yakni SMA Kertha Wisata Tabanan dan SMA PGRI Tabanan 6 Bajera.

Hal tersebut disebabkan karena kebijakan baru dari Dinas Pendidikan Bali terkait penerimaan PPDB pada gelombang dua.

Orangtua siswa maupun calon siswa sendiri lebih bersekolah di sekolah negeri. Fakta minimnya minta calon siswa sekolah di sekolah swasta diungkap Kepala SMA Kertha Wisata Tabanan I Gede Wayan Arka.  

“Di SMA Kertha Wisata Tabanan mulanya siswa yang mendaftar sebanyak 10 orang siswa. Akan tetapi tidak ada satupun yang kembali mendaftar ulang.

Ada siswa sempat menelpon mengabarkan dirinya sudah mendaftar kembali sekolah Negeri. Sama juga dengan siswa lainnya juga mendaftar kembali ke sekolah negeri setelah dibukan PPDB gelombang II,” ujar Arka.

Arka sebenarnya tidak mempermasalahkan hal ini. Namun, pihaknya kecewa dengan dibukanya PPDB gelombang dua.

Akhirnya banyak siswa yang sudah mendaftar disekolah swasta beralih kembali untuk mendaftar ke sekolah negeri.

Pada tahun pelajaran sebelumnya, kata dia, ada 19 siswa mendaftar di sekolah yang dia pimpin. Namun ketika menjelang masa orientasi siswa (MOS), banyak siswa kabur melanjutkan ke sekolah negeri.

Itu sama kejadiannya dibukannya gelombang II PPDB untuk SMA. “Kami tidak dapat berbuat apa sebagai sekolah swasta,

tidak bisa ngomong apa setelah kebijakan itu dibuat. Dengan nihil jumlah siswa, kemungkinan sekolah tidak bisa beroperasi alias tutup,” imbuhnya.

Hal serupa dilontarkan Kepala Sekolah SMA PGRI Tabanan 6 Bajera Adi Adnyana Negara. Menurutnya, hingga saat ini tidak ada siswa yang mendaftar.  

“Kami hanya bisa menunggu pindahan siswa dari sekolah lain. Karena dari pengalaman tahun sebelumnya, siswa yang dipaksakan ke sekolah negeri ataupun ke SMK pasti akan kembali,” tandasnya.

Sementara itu di SMA 1 TP 45 Tabanan, dari delapan siswa yang mendaftar hanya tiga siswa yang mendaftar ulang.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/