28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 5:35 AM WIB

Penuhi Panggilan Setelah Mangkir, Direktur PT. ABS Bongkar Fakta Pilu

SINGARAJA – Sempat mangkir, PT. Anugerah Bersama akhirnya memenuhi panggilan Dinas Lingkungan Hidup Buleleng. Perusahaan yang mengelola peternakan babi skala besar di Desa Bila itu, mendatangi DLH Buleleng, kemarin.

Kemarin Direktur PT. ABS Made Widiana langsung menemui Kabid Penaatan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup (PKLH) DLH Buleleng Cok Adithya.

Turut Hadir Kasi Penegakan Hukum DLH Buleleng Ketut Yudistira, serta Kasi Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup Endang Puspitasari.

Usai pertemuan, Direktur PT. ABS Made Widiana mengatakan, hingga kini perusahaan memang masih memelihara 35 ekor babi.

Tadinya, babi yang dipelihara di sana mencapai 1.856 ekor. Namun virus menyapu habis hewan ternak di perusahaan tersebut. Sehingga kini hanya tersisa 35 ekor saja.

“Kerugian kami sangat banyak karena virus ini. Sampai kemarin ini, sisanya memang hanya itu. Dari dinas (pertanian) juga minta agar kami

tidak mengeluarkan babi (dari peternakan) atau memasukkan babi. Jadi kami belum bisa jual babi, karena masih ada upaya pengurangan virus,” kata Widiana.

Terkait sanksi administrasi pengelolaan limbah yang dijatuhkan pemerintah, Widiana mengaku perusahaan sebenarnya sudah punya rencana penanganan.

Awalnya perusahaan akan memisahkan bak penampungan limbah padat dan limbah cair. Selama ini bak penampungan limbah, memang tidak terpisah.

Tapi karena pandemi dan merosotnya ekonomi, perusahaan meminta waktu untuk memenuhi kewajiban.

“Kami sebenarnya sudah ada rencana baut bak baru lagi. Biar terpisah antara (limbah) padat dan cair. Tapi karena situasi virus (ASF) kemarin,

operasional perusahaan merosot luar biasa. Apalagi sekarang ada pandemi (covid) ini, makin menyulitkan kami melakukan kegiatan riil,” imbuhnya.

Sementara itu, Kabid Penaatan dan PKLH Buleleng Cok Adithya mengatakan, pihaknya hanya meminta penjelasan terkait optimalisasi instalasi IPAL dan komitmen pengurusan izin pembuangan air limbah.

“Kalau toh ada masalah, disampaikan saja pada kami apa masalahnya. Sehingga bisa kami jadikan bahan kajian. Jawaban dari direktur,

katanya akan konsultasi dulu dengan pemilik. Nanti akan ada jawaban 1-2 minggu lagi untuk itu,” tegasnya.

SINGARAJA – Sempat mangkir, PT. Anugerah Bersama akhirnya memenuhi panggilan Dinas Lingkungan Hidup Buleleng. Perusahaan yang mengelola peternakan babi skala besar di Desa Bila itu, mendatangi DLH Buleleng, kemarin.

Kemarin Direktur PT. ABS Made Widiana langsung menemui Kabid Penaatan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup (PKLH) DLH Buleleng Cok Adithya.

Turut Hadir Kasi Penegakan Hukum DLH Buleleng Ketut Yudistira, serta Kasi Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup Endang Puspitasari.

Usai pertemuan, Direktur PT. ABS Made Widiana mengatakan, hingga kini perusahaan memang masih memelihara 35 ekor babi.

Tadinya, babi yang dipelihara di sana mencapai 1.856 ekor. Namun virus menyapu habis hewan ternak di perusahaan tersebut. Sehingga kini hanya tersisa 35 ekor saja.

“Kerugian kami sangat banyak karena virus ini. Sampai kemarin ini, sisanya memang hanya itu. Dari dinas (pertanian) juga minta agar kami

tidak mengeluarkan babi (dari peternakan) atau memasukkan babi. Jadi kami belum bisa jual babi, karena masih ada upaya pengurangan virus,” kata Widiana.

Terkait sanksi administrasi pengelolaan limbah yang dijatuhkan pemerintah, Widiana mengaku perusahaan sebenarnya sudah punya rencana penanganan.

Awalnya perusahaan akan memisahkan bak penampungan limbah padat dan limbah cair. Selama ini bak penampungan limbah, memang tidak terpisah.

Tapi karena pandemi dan merosotnya ekonomi, perusahaan meminta waktu untuk memenuhi kewajiban.

“Kami sebenarnya sudah ada rencana baut bak baru lagi. Biar terpisah antara (limbah) padat dan cair. Tapi karena situasi virus (ASF) kemarin,

operasional perusahaan merosot luar biasa. Apalagi sekarang ada pandemi (covid) ini, makin menyulitkan kami melakukan kegiatan riil,” imbuhnya.

Sementara itu, Kabid Penaatan dan PKLH Buleleng Cok Adithya mengatakan, pihaknya hanya meminta penjelasan terkait optimalisasi instalasi IPAL dan komitmen pengurusan izin pembuangan air limbah.

“Kalau toh ada masalah, disampaikan saja pada kami apa masalahnya. Sehingga bisa kami jadikan bahan kajian. Jawaban dari direktur,

katanya akan konsultasi dulu dengan pemilik. Nanti akan ada jawaban 1-2 minggu lagi untuk itu,” tegasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/