28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:05 AM WIB

Sejak 2017, Sudah 9000-an Telur Penyu di Buleleng Diselamatkan

SINGARAJA – Sebuah organisasi kelompok masyarakat pengawas (Pokmaswas) Penimbangan Lestari, Desa Baktiseraga, Buleleng yang anggota terdiri dari para nelayan pantai terus bergerak melakukan upaya konservasi penyu. Menyelamatkan penyu dari kepunahan.

Pokmaswas Penimbangan Lestari yang berdiri sejak 2016 lalu dan mulai melakukan konservasi penyu sejak tahun 2017. Ternyata ribuan telur penyu berhasil diselamatkan. Bahkan jumlah sarang penyu yang bertelur di pantai mengalami peningkatan.

Tahun 2017 sebanyak 19 sarang penyu, meningkat pada tahun 2018 sebanyak 34 sarang, dan tahun 2019 lalu sebanyak 46 sarang penyu. Dari tersebut jumlah telur yang berhasil ditangkarkan pada tahun 2017 sebanyak 1.633 butir, tahun 2018 sebanyak 3.115 butir, dan tahun 2019 sebanyak 4.450 butir. Dengan demikian, sejak 2017, sudah 9.198 butir telur penyu diselamatkan dan ditangkarkan. Itu belum termasuk penangkaran di tahun 2020 ini.

Ketua Pokmaswas Penimbangan Lestari Gede Wiadnyana yang ditemui di lokasi penangkaran penyu mengaku populasi telur penyu dan sarang penyu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun semenjak dia dan kawan-kawan nelayan lainnya bergerak dalam konservasi salah satu hewan laut yang dilindungi ini.   

Bulan Juni lalu dia bersama dua puluhan anggotanya harus siaga. Karena sudah memasuki puncak bertelur penyu. Masa bertelur penyu sendiri setiap tahunnya selalu rutin antara bulan Februari hingga Agustus.

“Sejak Juni sudah masuk masa puncak bertelur penyu sampai Agustus. Selama bulan-bulan tersebut ada sekitar dua puluhan sarang terlur penyu yang kami temukan di pantai. Kalau bertelurnya sudah sejak bulan Februari, namun masih sedikit hanya satu atau dua sarang,” katanya saat ditemui Selasa (11/8).

Diakui Wiadnyana, penyu yang bertelur di kawasan pantai penimbangan jenis penyu lekang dan penyu hijau. Masa bertelur penyu sendiri berlangsung malam hari antara pukul 19.00 wita sampai 04.00 wita.

Pihaknya baru bisa evakuasi telur penyu pada dini hari saat ditemukan petugas atau warga. Telur-telur tersebut dievakuasi dari pasir pantai ke lokasi penangkaran.

Sarang dan telur penyu yang ditangkar sebagian besar berasal dari kawasan Pantai Penimbangan, juga yang ditemukan di luar Pantai Penimbangan. Seperti di pesisir pantai di wilayah Banjar, Pantai Camplung, dan wilayah pantai di daerah Banyuasri.

“Telur-telur penyu tersebut akan ditangkar sekitar dua bulan lamanya hingga menetas menjadi tukik (anak penyu). Selama masa penangkaran tersebut telur-telur juga mendapatkan perlakuan khusus,” terangnya.

Meningkat jumlah penyu yang bertelur dan telur penyu yang semakin banyak. Pihaknya saat ini terkendala lokasi penangkaran penetasan telur penyu. Penangkaran saat ini dengan luas 7×6 meter persegi.

“Kami berencana membangun lebih luas lokasi penangkaran telur penyu. Agar mudah melakukan kegiatan konservasi tukik,” pungkasnya.

SINGARAJA – Sebuah organisasi kelompok masyarakat pengawas (Pokmaswas) Penimbangan Lestari, Desa Baktiseraga, Buleleng yang anggota terdiri dari para nelayan pantai terus bergerak melakukan upaya konservasi penyu. Menyelamatkan penyu dari kepunahan.

Pokmaswas Penimbangan Lestari yang berdiri sejak 2016 lalu dan mulai melakukan konservasi penyu sejak tahun 2017. Ternyata ribuan telur penyu berhasil diselamatkan. Bahkan jumlah sarang penyu yang bertelur di pantai mengalami peningkatan.

Tahun 2017 sebanyak 19 sarang penyu, meningkat pada tahun 2018 sebanyak 34 sarang, dan tahun 2019 lalu sebanyak 46 sarang penyu. Dari tersebut jumlah telur yang berhasil ditangkarkan pada tahun 2017 sebanyak 1.633 butir, tahun 2018 sebanyak 3.115 butir, dan tahun 2019 sebanyak 4.450 butir. Dengan demikian, sejak 2017, sudah 9.198 butir telur penyu diselamatkan dan ditangkarkan. Itu belum termasuk penangkaran di tahun 2020 ini.

Ketua Pokmaswas Penimbangan Lestari Gede Wiadnyana yang ditemui di lokasi penangkaran penyu mengaku populasi telur penyu dan sarang penyu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun semenjak dia dan kawan-kawan nelayan lainnya bergerak dalam konservasi salah satu hewan laut yang dilindungi ini.   

Bulan Juni lalu dia bersama dua puluhan anggotanya harus siaga. Karena sudah memasuki puncak bertelur penyu. Masa bertelur penyu sendiri setiap tahunnya selalu rutin antara bulan Februari hingga Agustus.

“Sejak Juni sudah masuk masa puncak bertelur penyu sampai Agustus. Selama bulan-bulan tersebut ada sekitar dua puluhan sarang terlur penyu yang kami temukan di pantai. Kalau bertelurnya sudah sejak bulan Februari, namun masih sedikit hanya satu atau dua sarang,” katanya saat ditemui Selasa (11/8).

Diakui Wiadnyana, penyu yang bertelur di kawasan pantai penimbangan jenis penyu lekang dan penyu hijau. Masa bertelur penyu sendiri berlangsung malam hari antara pukul 19.00 wita sampai 04.00 wita.

Pihaknya baru bisa evakuasi telur penyu pada dini hari saat ditemukan petugas atau warga. Telur-telur tersebut dievakuasi dari pasir pantai ke lokasi penangkaran.

Sarang dan telur penyu yang ditangkar sebagian besar berasal dari kawasan Pantai Penimbangan, juga yang ditemukan di luar Pantai Penimbangan. Seperti di pesisir pantai di wilayah Banjar, Pantai Camplung, dan wilayah pantai di daerah Banyuasri.

“Telur-telur penyu tersebut akan ditangkar sekitar dua bulan lamanya hingga menetas menjadi tukik (anak penyu). Selama masa penangkaran tersebut telur-telur juga mendapatkan perlakuan khusus,” terangnya.

Meningkat jumlah penyu yang bertelur dan telur penyu yang semakin banyak. Pihaknya saat ini terkendala lokasi penangkaran penetasan telur penyu. Penangkaran saat ini dengan luas 7×6 meter persegi.

“Kami berencana membangun lebih luas lokasi penangkaran telur penyu. Agar mudah melakukan kegiatan konservasi tukik,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/